Lengannya sungguh terputus. Cia sampai ingin menangis karena kasihan. Tak pernah tahu bila bukan Aryo maka tangan suminyalah yang terpotong. Entah apa jadinya bila saat itu Kaisar kalah dari Aryo? Mungkin saat ini Kaisarlah yang Cia rawat.
"Siap?" tanya Cia di balik masker pada Lastri, perawat itu sudah menggunakan perlengkapan yang sama. Mereka akan menjahit lengan Aryo dengan peralatan seadanya.
"Siap, Dok." Lastri mengangguk.
Cia menyuntikkan cairan anastesi untuk bius lokal di area yang teruka parah. Tangan Aryo terpotong sebatas sikutnya namun masih menyisakan sendi tangan.
"Sudah berapa lama?" tanya Cia.
"Satu minggu, Dok. Namun tak kunjung sembuh meski saya sudah memberinya salep untuk menumbuhkan kembali jaringan yang luka." Lastri ingin kembali menangis, namun Felicia menahannya. Memintanya berhenti menangis.
"Stop!! Jangan menangis. Kakakmu tak akan sembuh kalau kamu menangis, Lastri."
"Baik, Dok."
