Bunyi lonceng saat pintu terbuka terdengar, semua karyawan langsung menyambut kedatangan tamu dengan selogan sapaan mereka. Jessca yang semula berwajah ceria mendadak muram saat ia melihat siapa yang datang ke kedai.
Seorang dokter yang sangat ia kenal, yang beberapa hari ini terus menerus mendekatinya sampai Jessca merasa risi. Tak hanya di rumah, ia kini bahkan mengekor ke tempat kerja Jessca. Apa penolakan Jessca kurang jelas? Bukankah Jessca sudah memberikan kode keras agar pria ini pulang dan tak lagi mengikutinya.
"Mau apa kemari, Dok?" tanya Jessca.
"Membeli kopi, apa juga tidak boleh?" Aldino menjawabnya dengan datar. Hatinya merasa sakit, tak bisakah ia mendapatkan perlakuan yang sama manisnya sama dengan pelanggan lainnya. Jessca tak bisa menghindar, sudah sewajarnya bila ia mempersilahkan tamu duduk dan minum kopi.