Felicia mengerjabkan matanya saat merasa ada yang berat melingkar di perutnya. Dengan penerangan remang dari lampu tidur, Felicia melirik ke bawah. Kaisar melingkarkan tangannya di perut sang istri, tidur dengan nyaman sembari memeluk istri dan janin mereka.
"Hubbyku sudah pulang ternyata." Felicia mengelus rambut Kaisar. Kaisar melengguh pelan, merasakan nyamannya tangan lembut Cia. Sangat berbeda dengan tangan Kaisar yang penuh kapal.
Felicia menatap lekat suaminya, terpikir dengan ucapan Rangga. Kapan-kapan sang ayah ingin mengenal Kaisar secara langsung. Kaisar tidak punya pekerjaan tetap, hanya kuli bangunan, itu yang Cia tahu. Sebagai petinju atau pun pengawal di club tidak masuk hitungan karena pekerjaan itu belum tentu di jalani Kaisar sekali dalam satu minggu.
"Kamu bangun ya, wife?" Kaisar ikut terbangun karena gerakan tangan Cia yang secara konstan mengusap rambutnya.