Kaisar memeluk Felicia dari belakang, keduanya memilih diam. Merenung. Baik Cia mau pun Kaisar masih punya perasaan yang mengganjal tentang kejadian sore hari ini.
"Maafin mama sama adik tiriku ya, Kai." Felicia menoleh ke arah Kaisar, memeluk tubuhnya lebih erat. Kaisar hanya menghela napas panjang dan mencium kening Felicia dalam-dalam.
"Bukan salahmu, kenapa kamu yang meminta maaf?" Kaisar membalas pelukan Felicia.
Keduanya saling berpelukan di ranjang Kaisar, sementara Gadis berkelung di lantai, dekat dengan lemari pakaian.
"Benar, tapi mereka masih bagian dari keluargaku. Dan mereka menghinamu." Felicia menaruh kepalanya di dada bidang Kaisar. Perasaan Cia menjadi lebih nyaman saat bisa merasakan music indah dari degupan jantung Kaisar yang berdegup dengan teratur.