Jam empat sore, matahari sudah mulai meredup. Permainan mereka tanpa terasa sudah menghabiskan begitu banyak waktu dan juga tenaga.
Kaisar mengecupi bahu Cia dari belakang. Sementaranya tangannya mengusap lembut perut Cia. Mengusap-usap janinnya agar tenang karena permainan mereka barusan pastilah menjadi syok terapi pertama bagi si orok.
"Makasih ya," kata Kaisar. Felicia tersenyum, ia memutar tubuhnya agar mereka bisa saling berhadapan. Dada sintal Cia menempel lekat di bidang lebar Kaisar. Tanpa halangan apa pun, masih berbagi kehangatan dengan kulit yang saling bersunggingan.
"Kai, sepertinya kita perlu bicara serius deh." tukas Felicia. "Mumpung ada waktu untuk ngobrol panjang lebar."
"Apa itu?" Kaisar mengerutkan kening, memasang mode serius karena sang istri sudah mulai serius.