Thomas tertawa masam. "Masalahnya hanya kalian berdua yang tahu," ujar Thomas seraya menepuk punggung putranya. Dia lalu merangkul Samuel untuk memberikan dukungan.
"Kadang kala, perasaan memang datang di waktu yang tak tepat. Namun, jadilah seorang pria yang bermartabat. Jangan mengejar seorang gadis dan menggagalkan pernikahannya kalau kamu tak berniat serius dengannya," ujar Thomas dengan nada bijaksana. "Pertimbangkan semua konsekuensi dari perbuatanmu."
Wajah Samuel semakin suram. Dia tertawa masam. "Aku tak tahu apa yang sedang kurasakan. Hanya itu. Aku pun tak ingin merusak hubungan orang lain. Aku … semalam hanya mengajaknya melakukan hal yang pantas dia lakukan ke tunangannya. Mata dibalas mata," jelas Samuel panjang lebar.