Samuel terkejut saat dua balita lelaki menyerbu kamarnya. Si kembar yang berusia empat tahun berlari kencang dan berlomba-lomba untuk memeluk kakak tertuanya itu.
"Samuel! Aku membawa oleh-oleh dari Maldives!" ujar Leo, si mata hijau seraya memeluk bagian kaki. "Oleh-oleh dariku sangat bagus."
"Kamu pasti akan menyukainya!" Noah, si mata abu-abu tak mau kalah. Dia mengacungkan paperbag kecil seraya memeluk kaki yang lain. "Punyaku lebih bagus dari Leo!"
Akan tetapi, sayang sekali. Yang mereka berdua peluk bukanlah Samuel, melainkan Clara. Membuat pipi Clara merona merah.
"Leo, apa Samuel memiliki pantat yang empuk?" tanya Noah yang merasa aneh. Dia meremas bokong orang yang dia peluk seraya mengernyitkan dahi.
"Entahlah. Biasanya kita kan tidak bisa memegang bokong Samuel," jawab Leo. "Apa kita bertambah tinggi secepat itu?"
Noah dan Leo meremas bokong Clara dengan tangan kecil mereka seraya melempar pandangan bertanya-tanya. "It feels nice, eh?" ujar Noah dan Leo bersamaan.