Paula tampak sibuk dengan ponselnya, tak memperhatikan sekitar. Saat ini, dunianya sedang dipenuhi oleh suara bass William yang bagaikan musik di telinga wanita muda itu. Terlebih lagi, mereka berdua sedang membicarakan hal yang paling menentramkan di dunia ini. Bayi mereka.
"Iya, aku janji akan pergi ke dokter pekan ini," kata Paula manja, menjawab omelan pria di ujung telepon seraya mengecek inbox di laptopnya. Ada satu email penting dari Lea. "Kamu pasti sudah tak sabar ingin tahu jenis kelamin bayimu, bukan?" tambahnya dengan nada menggoda saat dia membuka email dan memeriksa file yang terlampir.
"Aku tebak dia lelaki!" ujar William.
"Aku ingin perempuan saja. Anak lelaki dengan kelakuan seperti kamu? Aaah, apa jadinya hidupku nanti?" canda Paula seraya tersenyum lebar.