Dave membaca kertas di tangannya dengan gemetaran. Tadinya, dia agak bingung. Namun, dia segera paham setelah membaca nama Clara di hasil tes tersebut. Mata abu-abunya menatap canggung ke arah Clara, membaca ulang hasil tes tersebut walaupun dia tahu tak akan ada yang berubah.
"Ini pasti sebuah kesalahan," ujar pria berkacamata itu dengan tangan gemetaran. Wajahnya pucat, sewarna dinding kamar Clara.
"Itu bukanlah kesalahan, Dave," bisik Clara, tersenyum getir. Dia menelan ludah dengan berat. "Sama sekali bukan, Dave. Aku … infertile."
Keheningan melanda kamar Clara. Keduanya hanya bisa saling menatap dalam kebisuan. Clara menelan ludah. Kata yang akan dia ungkapkan berikutnya pastilah akan melukai Dave.
"Selama setahun ini, aku tidak minum pil pencegah kehamilan," ujar Clara, menyunggingkan senyum pahit. "Begitu juga dengan pencegah kehamilan lain. Tidak pernah." Dia menjilat bibir yang terasa sangat kering. Mencoba menghadapi kenyataan dengan lapang dada.