"Ya karena itu pak Sultan. Kalo gue kan lo pasti bakal nyangka gue aneh-aneh, gila lah. Mungkin kalo orang lain yang ngomong, yang profesinya lebih tinggi dan dihormati sama lo bakal lebih lo percaya." ucap Putri.
Aisyah menghela nafas, seakan lelah untuk berdebat lama-lama. Ia mengiyakan saja perkataannya.
"Lo masih marah sama gue?" tanya Putri cemas.
"Gak." ucapnya setengah ikhlas.
"Terus gimana, lo bakal dateng gak?" tanya Putri memastikan lagi.
"Iya."
"Iya apa?"
"Dateng."
"Ya terus mau sampai kapan lo marah sama gue? Gue capek marahan sama lo, didiemin terus, diacuhin segala macem, seakan-akan gue yang paling bersalah. Ya gue kan udah ngaku salah juga, makanya lo maafin gue apa enggak." ucap Putri