"Yaudah terus lo mau ngapain dulu supaya bisa dekat sama dia?" tanya Heru.
Tiba-tiba muncul sebuah pesan balasan dari Dinda. Dirinya membalas kalau dirinya tidak akan kemana-mana sekarang. Dikta pun mengambil ini sebagai alasan untuknya mengajak pergi. Ia membalas dan sesuai pikirannya, ia mengajaknya pergi. Kemudian dibalas. "Mau kemana? Sama siapa?" tanyanya.
Tentu saja kalau hanya berdua saja nanti akan dianggap aneh dan terkesan terburu-buru. Dirinya pun segera membalas. "Bertiga. Bareng Sani juga." balasnya. Sani geram dan sangat tidak terima dengan ini. "Apaan sih kok gue segala dibawa! Ogah-ogah. Ngapain sih." ujarnya kesal.
"Enggak usah sok nolak gitu ah. Padahal dalem hati mau kan lo diajak gue jalan."
"Sori ya mending diajak jalan sama keong dibanding sama lo, udah ah apus-apus." titah Sani. Sayangnya pesan itu sudah keburu dibaca dan tidak bisa dihapus lagi. "Arggghhh!" kesalnya, memukul-mukul hingga rasanya kepingin menggigit tangan Dikta.