"Ya kalo dia suka. Kalo enggak gimana? Lagian Lo kayak gak tahu aja selera Dikta kayak gimana. Dia itu nyari cewek yang high quality tahu. Bukan low budget kayak gue." ucap Sani.
Rani menghentikan laju kakinya menatap dan menghadap Sani. "Lo tahu gak si Lisa? Dia mempermalukan kita dibelakang, dia bilang kalo level kita enggak bakal nyampe sama Dikta."
"Ya emang bener."
"Enggak, enggak gitu. Enak aja mereka ngebedain kita sama level! Dikta juga manusia kok! Ngapain dia ngebedain kita pakai standar level kayak gitu. Pokoknya gue enggak bakal terima sama perkataan mereka. Gue mau buktiin kalo gue dan Lo, bisa menaklukkan hati Dikta! Dan gue mau ngebuktiin hal itu dari sekarang." ucap Rani tersenyum ceria sedangkan Sani yang mendengarnya hanya tercengang.
"Hah? Lo gila apa? Lo aja sana. Gue ogah." ucap Sani berniat pergi. Rani menarik tangannya dan memaksanya berjalan ke depan. "Pokoknya harus ikut! Gak mau tahu." ucapnya terkekeh. Ia tarik terus Sani."Rani gila! Psikopat gila!"