Mereka kini saling berada di dalam pantry. "Udah dua hari tapi masih belum ada kabar dari pihak Artemis, maupun Rangga." ucap Aisyah.
"Entahlah, gue juga gak yakin apakah mereka benar-benar bisa ngasih jawaban sesuai yang kita inginkan." ucap Panji.
"Lo apa enggak kepikiran mau nyusul mereka juga kesana?" tanya Aisyah.
Panji tertawa. "Lo pikir bakal bisa semudah itu Syah? Kita aja enggak punya kemampuan apa-apa. Mana bisa kita berhadapan dengan KERASNYA dunia lain sana. Putri mending punya kalung. Lah kita?" tanyanya.
Aisyah menyelurup teh hangatnya. "Kayaknya agak susah sih emang. Duh. Gue jadi galau. Gimana ya kalau mereka gak bisa keluar pada akhirnya? Gue enggak abis pikir melalui hidup ini tanpa kehadiran sohib gue itu Pan." ucap Aisyah.
"Hufft, ya gimana. Gue kesana pun cuma bisa bela diri. Kemampuan lainnya mungkin ngegoda cewek." tawa Panji. Aisyah menyinyir. "Dasar cowok buaya. Godain gih sana para kuntil biang kalo perlu ajak taaruf sekalian." ucap Aisyah.
"Pea."
