Mereka selesai makan satu jam kemudian dan cuaca yang cerah perlahan-lahan mulai berubah, menjadi mendung dan butiran-butiran air yang mulai berjatuhan di atas langit.
"Ah, bagaimana ini?" Ellen mengulurkan tangannya, meski nada dari suaranya terdengar khawatir, tapi sebenarnya ia sangat senang, jika hujan ini turun karena takdir, maka ia yakin kalau saat ini alam semesta saat ini sudah merestui hubungan mereka. "Haruskan kita menerobos hujan?"
Liu menatap Ellen yang wajahnya sudah merah seperti tomat busuk, percayalah, tanpa wanita itu mengoceh lebih banyak lagi sebenarnya ia tahu hal nakal apa yang ada di otaknya itu.
"Kita bisa memanggil supir."
Lamunan Ellen tentang betapa romantisnya mereka berlarian bersama di bawah hujan langsung buyar seketika, ia langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat, mencoba untuk membujuk Liu agar tidak memanggil supir menjemput mereka.
