"Akh!"
Yena berusaha untuk merangkak di atas tanah, kedua tangannya berusaha mencengkeram dengan kuat dengan sebagian kuku yang patah, pakaiannya sobek di sana-sini dan lebam di tubuhnya terlihat di mana-mana.
Mata sang rubah menatap laki-laki berambut putih yang ada di depannya, laki-laki itu berdiri dengan kedua tangan yang terkepal erat, matanya yang tajam tidak sedikit pun untuk mengalihkan pandangan dari Yena, seakan tengah menunggu Yena untuk terkapar di hadapannya dengan sendirinya.
"Hah … hah …." Yena terengah-engah, ekor dan telinganya rubahnya terkulai menuju ke arah bawah, darah mengalir di mulut. "Apa kau pikir sudah mengalahkan aku?"
Laki-laki berambut putih itu tidak banyak bicara, seakan ia adalah robot tanpa perasaan, matanya berkedip pelan.
"Kami punya sembilan nyawa, kau tahu?" Yena menggertakkan gigi, ia menghempas tangannya yang terkepal di atas tanah. "Kalau kau mau membunuhku, tidak cukup hanya satu kali."