Bulan kedua belas telah tiba.
Semua orang tahu apa yang terjadi tentang perjanjian darah yang dibuat Ellen dan mereka semua menjadi semakin sedih, seakan-akan di bulan itu ada awan tebal berwarna hitam yang menggantung di atas klinik.
Liu, tidak bisa ditanyakan lagi bagaimana keadaan laki-laki itu, ia jelas adalah orang yang paling terpuruk di antara semuanya.
Laki-laki itu bahkan tidak pernah lagi mengucapkan sepatah kata pun, tidak peduli berapa banyak orang yang telah membujuknya ia hanya akan duduk diam di samping Ellen, seakan-akan takut kalau ia akan kehilangan setiap pergerakan dari deru nafas yang dilakukan oleh Ellen.
"Apa yang harus kita lakukan?"
Luna benar-benar tidak tahan dengan situasi yang menyedihkan seperti ini, mereka sangat ingin membuat keadaan menjadi lebih baik, tapi pada kenyataannya keadaan menjadi semakin buruk.
"Aku tidak tahu," sahut Istvan yang berdiri di sampingnya, wanita itu memejamkan matanya.