Deru air menghempas ke daratan terdengar dengan sangat jelas, suara burung camar tidak berhenti berkicau di tengah sinar matahari yang terik, melayang dengan sayap putihnya di antara hamparan lautan biru yang luas, mengincar ikan-ikan yang bergerak lincah di antara air yang tidak pernah berhenti untuk bergerak menuju tepian.
"Hah … hah … hah ... hah …."
Seseorang terengah-engah di antara batu karang yang terjal, mata birunya itu terlihat sayu dan menatap ke depan dengan setengah tertutup, ada luka parah di punggungnya dan langkah kakinya terseok-seok.
Di belakangnya tidak ada siapa-siapa, ia hanya seorang diri dan terlihat sangat kesepian, rambut hitamnya yang sedikit panjang itu berantakan tertiup tiupan angin, pakaian yang ia kenakan pun seadanya.
Ia hampir saja mati kemarin.
Hampir saja.
Jika Liu sedikit lebih kejam, maka ia tiak akan melihat matahari lagi hari ini.