Brylian merasa aneh dengan hari ini. Adiknya tadi mencuekkan nya dan sekarang, semua teman-temannya menghindarinya seolah mereka tidak kenal.
Seperti saat ini, mereka kini sedang berada di kantin. Mereka berkumpul tapi bersikap seolah-olah tidak ada Brylian diantara mereka.
"Gue cape prenjon, mulu." keluh Rendi nelangsa.
"Gak ada yang nyuruh, lo, buat prenjon." balas Arhan.
"Salah lo, yang tiap ada cewek, lo, baperin. Vindha jadi ragu sama, lo. Dia takut kalo, lo, cuma main-main sama dia." tutur Zico.
"Tapi kali ini gue serius sama dia," jelas Rendi.
"Tinggal tembak aja, sih!" cetus Beckham.
"Gak gampang, bos." sahut Rendi. "Lo, sama Bianca juga kapan, tuh?"
Beckham mengalihkan pandangannya ke sembarang arah. "Sebentar lagi, dia bakal jadi milik gue."
Brylian menatap Beckham dengan pandangan yang sulit diartikan. Beckham yang menyadari ada yang memperhatikan menolehkan kepalanya.
Lelaki itu menaikkan sebelah alisnya. "Ара?"
"Gak." kata Brylian singkat.