Almirah mendengar penjelasan Liora mengangguk paham.
***
Kemudian tiga orang tersebut, berjalan keluar menuju gerbang utama akademi. Tiga orang tersebut menjadi pusat perhatian. Banyak yang melihat mereka bertiga.
Tak terkecuali Natasha, kini identitas Natasha sudah diketahui oleh seluruh murid akademi. Bahwa dia keturunan serigala putih murni.
Natasha tidak peduli, jika ada serangga yang menganggunya maka akan dia tebas. Begitulah jalan pikirannya.
Mereka bertiga berjalan menuju ke gedung sebelah, yaitu asrama. Tapi, tiba tiba saja, Liora melihat Valent dari seberang sekolah.
Kemudian Liora menyuruh Almirah dan Natasha menunggunya di apartemen.
"Kalian duluan saja, aku ada urusan."
"Eh, mau kemana?"
Liora langsung berlari menghampiri Valent. Tentu saja, tingkahnya dilihat oleh kedua temannya itu. Kemudian temannya memaklumi.
Valent sedang melamun memikirkan sesuatu. Dia tidak sadar jika ada gadis yang berlari menghampirinya.
"Valent!!"
Valent terkejut, dia menoleh dan melihat Liora yang sedang berdiri di hadapannya.
"Hosh... Hosh... Ayo kita bicara." Liora menarik tangan Valent pergi ke tempat yang sepi.
Valent hanya diam mematung.
"Kau sialan ya Valent! Bisa bisanya kau mengajakku ke tengah hutan dan bertemu monster."
Valent mendengar itu tersenyum. Nyatanya Liora selamat waktu itu.
"Maaf... Aku tidak tahu jika mereka akan menyerang."
"Huh! Kau tahu tidak? Betapa tubuhku sangat sakit saat menggunakan sihir pemindah?"
Valent langsung terkejut dan memegang lengan Liora. Liora tersentak dan memandangi heran Valent.
"Kau... Tidak apa apa?"
Dari raut wajah Valent, terlihat bahwa dia sangat khawatir.
"Kau bodoh ya? Jangan gunakan sihir pemindah! Jika kau menggunakan sihir tersebut tanpa mengumpulkan banyak mana, kau akan sangat sakit. Tubuhmu sulit digerakkan."
Liora heran, baru kali ini dia melihat Valent yang banyak omong. Biasanya dia cuek.
"Aku tahu, tubuhku sangat sakit. Padahal aku sudah menggunakan sihir penyembuh. Yah... Tapi tidak begitu buruk juga." Ucap Liora tersenyum.
Valent bernafas lega, Liora sangat pandai menggunakan sihir.
Raymond yang melihat dari kejauhan dan tidak sengaja mendengarkan, menatap datar Valent. Kemudian dia melenggang pergi.
***
Liora sudah sampai di asrama, dia melihat Valent berjalan ke asrama cowok.
"Bagus ya, berduaan dengan cowok sampai sore hari? Bukannya belajar buat ujian malah kencan."
Liora tersentak dan menoleh, ternyata Raymond yang sedang duduk di taman. Liora berjalan menghampiri.
"Aku tidak kencan dengan Valent!"
"Yah.. kakak tau kok."
Raymond sedang menatap datar pohon yang ada di depannya. Liora memandangi langit sore yang sangat cantik.
"Liora, aku tahu kau sudah dewasa. Tapi memikirkan cinta.. sepertinya bukan saatnya."
Liora menoleh ke arah Raymond. Dia mengernyit heran.
"Kakak! Aku dan Valent tidak ada hubungan khusus. Aku sangat benci Valent. Huh!"
"Benarkah? Aku rasa kau tidak begitu."
"Yah.. dulu memang benci. Sekarang aku menganggapnya teman."
Raymond mengangguk paham.