Chapter 4 - Ep 4

Liora menoleh "Darimana kakak tahu?"

"Tentu saja kakak tahu, kakak juga sekolah di sana."

***

"Benarkah?"

"Tentu, besok pagi kakak antar ya." Liora hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu Liora pergi ke kamarnya untuk menyiapkan apa yang harus dibawa ke sekolah besok.

Setelah bersiap siap Liora mengambil sebuah liontin dari mendiang ibunya. Dia mengamati liontin itu "Aku merindukanmu mom, di sini ibu Sonata tidak menyukai ku. Tapi tak apa, kakak Raymond ada bersamaku di sini." Ucap Liora sambil memegang liontin, kemudian dia tertidur.

Keesokan harinya Liora sudah bersiap dengan seragam sekolahnya. Dia kemudian mengambil tas sekolah dan juga menuruni anak tangga "Morning adik kecilku." Ucap Raymond sambil tersenyum tipis.

Liora tersenyum sembari menjawab "Morning juga." Kemudian Liora berjalan ke arah pintu rumah. Raymond yang melihat itu kebingungan "Mau kemana? Kau bahkan belum sarapan."

"Hm? Aku mau berangkat sekolah. Kakak tenang saja aku bisa makan di cafetaria." Ucapnya sambil bersiap siap mengendarai sepedanya.

"Tunggu kakak siapkan bekal dulu ya. Jangan kemana-mana." Raymond segera pergi menuju dapur meninggalkan Liora yang keheranan.

'lah untuk apa repot repot, disana juga ada cafetaria.' tak selang beberapa lama Raymond sudah datang membawa kotak bekal "Ini, kakak taruh di tas ya." Sambil membuka tas Liora.

"Kakak tidak perlu repot-repot, lagipula aku bisa makan siang di cafetaria nanti."

"Sudahlah kau diam saja, siapa lagi kalau bukan kakak yang mengurus kamu? Ibu juga tidak peduli padamu."

"Huft.. baiklah. Aku berangkat dulu ya kak." Liora berpamitan sambil mengecup singkat pipi Raymond. Hal itu juga dibalas kecupan oleh Raymond.

Raymond kembali ke rumah lalu tiba tiba saja dia menyadari ada sesuatu yang janggal "Oh iya, harusnya aku anterin si Lio ke sekolah barunya. Hah.. kakak macam apa kau ini Ray, bisa bisanya lupa." Setelah itu dia bersiap untuk menuju ke sekolah.

Liora yang baru saja memarkirkan sepeda, langsung mengamati sekolahnya yang terkesan mewah. "Hm.. benar benar seperti sekolah akademi yang elit." Ucapnya sambil berjalan menuju ke ruang kepala sekolah.

Sepanjang perjalanan menuju ke ruang kepala sekolah, siswa siswi yang berlalu lalang memperhatikan Liora. Bisikan tentang anak baru terdengar di telinga Liora. Tapi tidak digubris oleh Liora. Liora melanjutkan perjalanan ke ruang kepala sekolah.

Sesampainya di ruang kepala sekolah, Liora diberikan kunci kamar asrama dan juga jadwal pelajaran yang akan dilaksanakan. Liora mengucapkan terimakasih kepada kepala sekolah lalu menuju kelas yang akan diikutinya.

Kelas yang diikuti Liora adalah kelas berpedang. Bagaimana cara menggunakan pedang tersebut dan sebagainya. Kelas tersebut dimulai dengan perkenalan Liora sebagai anak baru "Halo, namaku Liora Ananda Quarter. Kalian bisa memanggil ku Liora, senang bertemu dengan kalian." Ucapnya sambil tersenyum manis.