Luna membuang napas kasar, ke dua tangannya pegal karena harus memegang minuman kaleng yang sama.
Apa yang harus dirinya lakukan dengan pria-pria yang kaku seperti Evans dan Theo ini.
"Ini hanya minuman soda, Dokter. Sejak kapan minuman soda berkhasiat? Memangnya ini jamu?" tanya Luna tak hanya pikir sembari mengangkat tangan kirinya yang ada minuman dari Evans.
"Ha?" balas Evans tampak cengo, tak bisa memberikan respon yang lebih. Dia mendadak sadar perkataan Luna barusan benar juga, ah. Karena kehadiran Theo, Evans jadi terlihat boleh.
Theo mengulum tawanya, tapi. Tetap saja tawa yang ditahan mati-matian itu hampir lolos.
"Pppfttttt."
Lirikan mata Evans nan tajam tertuju pada Theo, pria menjengkelkan itu pasti merasa puas karena Luna hanya menegur Evans.
"Sudahlah, lagi pula aku sedang tidak haus. Ambil kembali!" suruh Luna sembari menyodorkan kembali minuman itu pada pemiliknya sebelumnya.