Ekal mengusap wajahnya saat sampai di panti asuhan melihat ada beberapa pria dewasa yang sibuk melakukan renovasi pada panti.
Satu pun anak panti tak ada yang dia lihat berkeliaran di sekitar sana, Ekal tentu merasa aneh. Kenapa panti yang biasanya ramai, kini tidak ada satu pun anak-anak yang dirinya lihat.
Karena penasaran, Ekal akhirnya mendekati salah satu pria yang sibuk dengan tugasnya memberikan arahan pada bawahannya untuk melakukan beberapa tugas.
"Permisi," kata Ekal, pria dengan setelan serba hitam itu menoleh.
Wajahnya tampak sangar, alisnya naik satu lantas menelisik penampilan Ekal. Dengan tatapan menilai dari ujung kepala hingga kaki.
"Ya, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya, cukup sopan untuk ukuran orang asing.
Ya, sepertinya tak boleh menilai seseorang hanya dari penampilannya saja.
"Apa yang terjadi di sini? Ke mana anak-anak panti dan pengurusnya?"