Sepuluh tahun sebelumnya..
Indonesia
Purwokerto, Jawa Tengah
Di rumah sakit bersalin Purwokerto
Di ruang bersalin..
"Alhamdulillah anak kita sudah lahir, perempuan dik", kata Irfandi yang merasa senang ketika mendengar suara anaknya yang telah lahir dan mengendong anaknya.
"Permisi, maaf pak Irfandi, bisakah anda ke ruangan saya sebentar, ada yang ingin saya bicarakan, ini tentang istri anda", sambung dokter yang meminta Irfandi untuk mengikutinya ke ruangan dokter untuk membicarakan sesuatu.
"Baik dok, saya akan ke ruangan anda", kata Irfandi lagi.
Di ruang dokter..
"Silahkan duduk dulu pak, saya ingin memberitahu bapak sesuatu, yaitu tentang istri bapak, maaf sekali pak, istri bapak tidak bisa kami selamatkan karena pendarahan yang sangat hebat", kata dokter memberitahu Irfandi tentang istrinya.
"Apa dok, jadi istri saya tidak bisa di selamatkan", sambung Irfandi.
"Iya pak, istri bapak juga sudah mengetahui hal ini, sebelum istri anda melahirkan anak bapak, dan istri anda memilih untuk menyelamatkan anak anda daripada nyawanya", kata dokter lagi.
"Lalu istri saya dimana dok ?", tanya Irfandi.
"Istri anda di kamar jenazah dan sedang di mandikan lalu di kafan kan, karena itu pesan beliau sebelum beliau meninggal dunia", jawab dokter.
"Bolehkah saya melihatnya untuk yang terakhir kalinya dok ?", tanya Irfandi lagi.
"Tentu saja boleh pak, mari ikuti saya", jawab dokter lagi.
"Baik dok", kata Irfandi.
Inggris, London
Di rumah mbah Sakiman
Di meja makan..
"Sarapan siang sudah siap, hehe..", kata Cengek.
"Eeee Cengek..", seru mbah Sakiman.
"Ya ndara romo sepuh", kata Cengek lagi.
"Eeee Titah sudah pulang kuliah belum ?", tanya mbah Sakiman.
"Belum ndara romo sepuh", jawab Cengek.
"Oh, eeee kalau Aldy sudah pulang belum ?", tanya mbah Sakiman lagi.
"Belum juga ndara romo sepuh", jawab Cengek lagi.
"Satu lagi, Justin itu siapa sih, kan kalau eeee Paijo itu kan supir pribadinya Titah ?", tanya mbah Sakiman lagi.
"Justin itu supir pribadinya mas Aldy sekaligus security di rumah ini ndara romo sepuh", jawab Cengek lagi.
"Oh, ini hari apa ya ?", tanya mbah Sakiman lagi.
"Hari rabu ndara romo sepuh, sebentar lagi mbak Titah pulang ndara romo sepuh", jawab Cengek lagi.
"Jam berapa ya ngek, pulangnya ?", tanya mbah Sakiman lagi.
"Jam setengah dua belas siang ndara romo sepuh, sekarang masih jam sebelas", jawab Cengek lagi.
"Oh..", seru mbah Sakiman.
"Ya sudah saya mau nonton tv, oh ya satu lagi", kata mbah Sakiman.
"Hemm, apa lagi ndara romo sepuh ?", tanya Cengek sambil mengeluh.
"Buuatkan saya kopi ya, teruss antar ke ruang tv", jawab mbah Sakiman.
"Laksanakan ndara romo sepuh", Cengek melaksanakan perintah dari mbah Sakiman.
University of Leicester
Di taman kampus..
"Paijo mana lagi ya kok belum sampai juga, untuk menjemput saya, di WA juga gak di balas", kata Titah yang menunggu Paijo menjemputnya.
"Hi Titah, come home with me"
(Hai Titah, pulang bareng yuk), kata Kevin.
"Sorry Kevin, I was picked up by the driver today, thank you in advance, sorry I didn't mean to reject your offer to go home with you, maybe next time I can go home with you"
(Maaf Kevin, saya di jemput oleh supir hari ini, terimakasih sebelumnya, maaf bukan maksud saya untuk menolak tawaran dari kamu untuk pulang bersama denganmu, mungkin lain kali bisa pulang bersama denganmu), kata Titah lagi.
"Oh okay, no problem, I get it, then I'll go first then"
(Oh oke, tidak masalah, saya mengerti, kalau begitu saya duluan ya), kata Kevin lagi.
"Yes, be careful on the road"
(Ya, hati-hati di jalan), kata Titah lagi.
"OK, bye.."
(Oke, dah..), seru Kevin.
"Bye.."
(Dah..), sambung Titah.
Lima belas menit kemudian..
Masih di taman kampus Titah..
"Nah itu dia, kemana saja sih, buka pintu mobilnya, nih tasnya", kata Titah.
"Baru mau ngomong malah sudah ngambek duluan ya, haduh..", sambung Paijo.
"Paijo cepat jalan", kata Titah lagi.
"Iya mbak Titah", sambung Paijo lagi.
Production Renaldy (kantor Renaldy)
Di lobby..
"Justin..", seru Renaldy.
"Yes sir"
(Ya tuan), jawab Justin.
"Take me home, I want to have lunch at home today and just returned to the office, in the evening you take me to a meeting with a client"
(Antar saya pulang, saya ingin makan siang di rumah hari ini dan baru kembali lagi ke kantor, malamnya kamu antar saya untuk meeting bersama klien), pinta Renaldy.
"Fine, do it sir, please sir"
(Baik, laksanakan tuan, silahkan tuan), Justin melaksanakan perintah dari Renaldy sambil membukakan pintu mobilnya untuk Renaldy.
Di rumah mbah Sakiman
Di teras depan rumah mbah Sakiman..
"Akhirnya sampai juga di rumah, jo maaf ya tadi saya sudah marah padamu, karena kamu telat menjemput saya ke kampus", kata Titah yang meminta maaf pada Paijo.
"Oh iya tidak apa mbak Titah, mari, biar tasnya saya bawakan dan taruh ke atas, ke kamar mbak Titah maksudnya", sambung Paijo.
"Oke, terimakasih ya jo..", kata Titah lagi.
"Inggih sami-sami mbak Titah"
(Iya sama-sama mbak Titah), sambung Paijo lagi.
Indonesia
Purwokerto, Jawa Tengah
Di rumah sakit bersalin Purwokerto
Di kamar jenazah..
"Terimakasih kamu sudah menemaniku, terimakasih sudah memberikan putri yang cantik untukku, istriku, selamat jalan sayang", kata Irfandi.
"Permisi, maaf pak, bapak yang bernama Irfandi ?", tanya suster.
"Ya benar sus, ada apa ya ?", tanya Irfandi juga.
"Sebelum bu Annisa meninggal dunia, bu Annisa menitipkan surat ini pada saya, untuk bapak", jawab suster yang menyerahkan surat untuk Irfandi dari Annisa (istri Irfandi).
"Oh iya, terimakasih ya sus..", kata Irfandi lagi.
"Iya pak, permisi", sambung suster.
"Iya..", seru Irfandi.
Irfandi pun membaca surat yang di titipkan pada suster untuknya dari istrinya (Annisa).
Isi surat itu adalah Annisa meminta pada Irfandi untuk memberikan nama anaknya seperti nama temannya dulu yaitu Titah.
Irfandi pun memberikan nama purtinya dengan nama Sucitra Titah Irdina (Titah).
Irfandi bekerja di luar kota, sedangkan putrinya tinggal bersama dengan kakaknya yang bernama Arfan di Purwokerto selama Irfandi bekerja di luar kota.
Tak terasa sudah sepuluh tahun lamanya Irfandi tidak bertemu dengan anaknya, Irfandi pun berjanji untuk cuti dan pulang untuk berkumpul bersama keluarga untuk merayakan ulang tahun putrinya di Purwokerto.
Sepuluh tahun kemudian..
Inggris, London
Di rumah mbah Sakiman
Di meja makan..
"Morning my brother, morning my sister-in-law"
(Pagi kakakku, pagi kakak ipar ku), kata Titah.
"Morning my sister"
(Pagi adikku), sambung Renaldy.
"Good morning my beautiful sister-in-law"
(Pagi juga adik ipar ku yang cantik), sambung Citra juga.
"Do you have class today my little sister ?"
(Apakah kamu ada jam pelajaran kuliah hari ini adikku ?), tanya Renaldy.
"Actually there's no brother, just extra lessons today hehe.."
(Sebenarnya tidak ada sih kakakku, hanya jam pelajaran tambahan saja hari ini hehe..), jawab Titah.
"Oh I see, let's have breakfast"
(Oh begitu, ya sudah mari sarapan), kata Renaldy.
"Let's have breakfast, where's grandpa, why isn't it on the dining table for breakfast yet ?"
(Mari kita sarapan, eh kakek mana, kenapa belum ada di meja makan untuk sarapan ?), tanya Titah.
"Oh yeah right, where's Grandpa why isn't it on my husband's dining table yet ?"
(Oh iya benar, kakek kemana kenapa belum ada di meja makan suamiku ?), tanya Citra juga.
"I don't know my wife, my sister, maybe Paijo or Justin knows where grandpa is now"
(Saya tidak tau istriku, adikku, mungkin Paijo atau Justin tau kakek dimana sekarang), jawab Renaldy.
"Then let me call Justin and Paijo"
(Kalau begitu biar saya panggil Justin dan Paijo), kata Titah lagi.
"Okay, please my sister"
(Oke, silahkan adikku), sambung Renaldy.
"Justin, Paijo..", seru Titah yang memanggil Paijo dan Justin.