Chereads / It Hurts To Love You / Chapter 2 - 02

Chapter 2 - 02

Inggris, London

Di rumah mbah Sakiman

Masih di meja makan..

"Yes miss"

(Ya nona), jawab Justin.

"Inggih mbak Titah"

(Iya mbak Titah), jawab Paijo.

"Untuk kalian berdua saya ingin bertanya dimana mbah Sakiman ?", tanya Titah.

"Excuse me, miss, I don't understand what you're saying, can you repeat it and explain it so I can understand what you mean ?"

(Maaf nona, saya tidak mengerti apa yang nona katakan, bisakah nona ulangi dan jelaskan agar saya dapat mengerti apa yang nona maksud ?), tanya Justin.

"Oh well I'll repeat it, I was asking where grandpa Sakiman, did you see it or not ?"

(Oh baiklah saya akan mengulanginya, tadi saya bertanya dimana mbah Sakiman, apakah kamu melihatnya atau tidak ?), tanya Titah lagi.

"Oh grandpa Sakiman, I haven't seen him get out of miss's house, maybe paijo saw Sakiman get out of the house"

(Oh mbah Sakiman, saya tidak melihatnya keluar dari rumah nona, mungkin Paijo melihat mbah Sakiman keluar dari rumah), jawab Justin.

"Oh, okay. thanks for the information.."

(Oh oke terimakasih informasinya), kata Titah.

"Yes miss"

(Ya nona), sambung Justin.

"Nah sekarang kamu, jo di jawab dong", kata Titah lagi.

"Saya melihat ndara romo sepuh mbak Titah, mas Aldi, tadi ndara romo sepuh pergi keluar rumah habis sholat subuh berjama'ah di masjid dan saya tidak tau mau kemana", jawab Paijo.

"Oh gitu, terus mbah Sakiman kemana ya, kalau begitu saya telepon saja deh mbah Sakiman", kata Citra.

"Apunten mbak Citra mboten usah menelepon ndara romo sepuh"

(Maaf mbak Citra tidak usah menelepon ndara romo sepuh), sambung Paijo.

"Loh kok mekaten jo, punapa emange kawula mboten pareng menelepon mbah Sakiman, jo ?"

(Loh kok begitu jo, kenapa memangnya saya tidak boleh menelepon mbah Sakiman, jo ?), tanya Citra.

"Apunten sadurunge mbak Citra, punika ndara romo sepuh sampun wonten teng mriki

(Maaf sebelumnya mbak Citra, itu mbah Sakiman sudah ada di sini), jawab Paijo lagi.

"Oh iya benar, itu mbah Sakiman", kata Renaldy.

"Assalamu'alaikum", mbah Sakiman memberikan salam pada semua yang ada di meja makan.

"Wa'alaikumussalam mbah", semua yang ada di meja makan menjawab salam dari mbah Sakiman.

"Good morning everyone"

(Selamat pagi semua), kata mbah Sakiman.

"Good morning too grandpa"

(Selamat pagi juga mbah), sambung semua yang ada di meja makan.

"Tumben mbah", kata Renaldy.

"Eeemmm tumben apa dy ?", tanya mbah Sakiman.

"Tumben pakai bahasa Inggris, betul gak tah ?", jawab Renaldy.

"Yes of course it's true my brother"

(Ya tentu saja benar mas Aldy), jawab Titah.

"Diajarin siapa mbah, Titah ya ?", tanya Citra.

"No, it wasn't me who taught Grandpa English"

(Bukan, bukan saya yang mengajarkan kakek bahasa Inggris), jawab Titah.

"I.. I.. I.., iya bukan Titah, tapi saya belajar dari Ujang", kata mbah Sakiman.

"Haaa aaa Ujang, Ujang itu Siapa mbah ?", tanya Renaldy.

"Tanya wonten Paijo"

(Tanya pada Paijo), jawab mbah Sakiman.

"Jo..!!", seru Titah.

"Ujang itu art tetangga sebelah mbak, baru kerja di sini dia dari Indonesia", kata Paijo.

"Oh..!!", seru Titah, Renaldy, Citra, dan Justin.

"Aahh sudah, sudah, sudah, jangan ribut ini meja makan gak sopan tau, ya sudah sarapan pagi", keluh mbah Sakiman.

"Iya deh kita sarapan pagi, Paijo dan Justin bisa sarapan pagi juga di belakang", kata Renaldy.

"Yes"

(Ya), sambung Paijo dan Justin.

"Oh ya nduk, leh, anakmu kapan pulang dari persami ?", tanya mbah Sakiman.

"Hari ini mbah, nanti di jemput dengan Justin", jawab Renaldy.

"Oh, emm Titah..!!", seru mbah Sakiman.

"Inggih mbah, enten menapa ?"

(Iya mbah, ada apa ?), tanya Titah.

"Kapan kamu mau bertemu dengan Kamil calon suamimu di Indonesia ?", tanya mbah Sakiman.

"Haaa aaa calon suami, enggak ah mbah, Titah gak mau di jodoh-jodohkan dan stop bahas itu kita sarapan pagi saja, sebentar lagi mau ngampus pagi ini", jawab Titah.

"Emm tah, tapi kan..", kata mbah Sakiman yang di potong perkataannya oleh Titah.

"Grandpa please stop, I don't want to get married yet and want to focus more on education first then think about work, marriage, etc. OK, got it ?"

(Mbah tolong hentikan, saya belum ingin menikah dan ingin lebih fokus ke pendidikan dahulu baru memikirkan pekerjaan, pernikahan, dan lain-lain oke, paham ?), tanya Titah yang memotong perkataan dari mbah Sakiman.

"Yes grandpa understands my grandson, but"

(Ya mbah mengerti nduk, tapi), jawab mbah Sakiman.

"Good.., um, it's already this hour, I'm going to college huh"

(Bagus.., emm sudah jam segini, saya berangkat kuliah ya), kata Titah.

"Yes.."

(Iya..), sambung Renaldy, mbah Sakiman, dan Citra.

"Emm dy", kata mbah Sakiman.

"Inggih mbah, punapa ?"

(Iya mbah kenapa ?), tanya Renaldy.

"Titah kersa dhateng pundi kok kados e buru-buru sekali ?"

(Titah mau kemana kok sepertinya buru-buru sekali ?), tanya mbah Sakiman.

"Ke kampus mbah..", jawab Renaldy, Citra, dan Titah.

"Oh..!!", seru mbah Sakiman.

"Inggih mbah, assalamu'alaikum"

(Iya mbah, assalamu'alaikum), kata Titah yang memberikan salam pada mbah Sakiman, Citra, dan Renaldy.

"Wa'alaikumussalam, hati-hati", sambung mbah Sakiman, Citra, dan Renaldy yang menjawab salam dari Titah.

Di depan rumah mbah Sakiman..

"Jo yuk ke kampus", kata Titah.

"Mangga mbak Titah"

(Silahkan mbak Titah), sambung Paijo.

"Maturnuwun jo"

(Terimakasih jo), kata Titah lagi.

"Sami-sami mbak Titah"

(Sama-sama mbak Titah), sambung Paijo lagi.

Di meja makan lagi..

"Mbah Sakiman kenapa kok melamun, memikirkan apa ?", tanya Citra.

"Saya memikirkan Titah, kok sepertinya Titah selalu ngeles mulu ya kalau membicarakan tentang jodoh, dan oh ya dy mbah mau tanya dong", jawab mbah Sakiman.

"Soal apa mbah ?", tanya Renaldy.

"Ibumu dulu ngidam apa sih, pas hamil Titah, setahu mbah ibumu pas hamil dia gak ngidam mangga deh ?", tanya mbah Sakiman.

"Gak tau mbah, mbah benar pas ibu hamil Titah gak ngidam mangga ngidamnya pisang, loh memangnya kenapa kok mbah nanya begitu ?", tanya Renaldy lagi.

"Enggak apa-apa mbah cuma bingung saja setiap membicarakan perihal jodoh begitu wajahnya langsung berubah", jawab mbah Sakiman.

"Maksudnya mbah ?", tanya Renaldy lagi.

"Kecut kaya mangga"

(Asam seperti mangga), jawab mbah Sakiman lagi.

"Oh kirain apa mbah, ya sudah mbah saya berangkat kerja dulu ya", kata Renaldy.

"Iya, eh jangan lupa jemput anakmu loh ya", sambung mbah Sakiman.

"Inggih mbah, yank budhal"

(Iya mbah, yank berangkat), kata Renaldy lagi.

"Inggih yank, ati-ati"

(Iya yank, hati-hati), sambung Citra.

"Inggih, assalamu'alaikum"

(Iya, assalamu'alaikum), Renaldy memberikan salam pada mbah Sakiman dan Citra.

"Wa'alaikumussalam", mbah Sakiman dan Citra menjawab salam dari Renaldy.

Indonesia

Purwokerto

Di rumah Arfan

Di kamar Titah..

"Jam berapa ya ini, haaa sudah jam tujuh, saya kan ada janji dengan ayah, mandi dan sarapan baru habis itu bertemu dengan ayah", kata Titah yang terburu-buru.

Di meja makan..

"Titah mana sih kok belum bangun juga kan Titah ada janji dengan Irfandi, Irfandi nungguin bagaimana, tah, Titah..", kata Arfan.

"Inggih pakde"

(Iya paman), sambung Titah.

"Sampun siram dereng ?"

(Sudah mandi belum ?), tanya Arfan.

"Sampun"

(Sudah), jawab Titah.

"Nggih sampun sarapan riyen telas punika pakde terna bertemu kaliyan ayah nggih"

(Ya sudah sarapan dulu habis itu paman antar bertemu dengan ayah ya), kata Arfan lagi.

"Inggih pakde"

(Iya paman), sambung Titah lagi.