Chereads / BALAS DENDAM MANTAN ISTRI / Chapter 6 - Awal Perpisahan.  

Chapter 6 - Awal Perpisahan.  

Mereka sudah tidak sepaham lagi yang ada hanya pertengkaran, perselingkuhan, ketidak percayaan satu sama lain yang dimulai dari perbuatan Martin. Dan hari itu setelah pertengkaran terjadi suaminya Sekar pergi entah kemana dan tidak membawa mobilnya dan menggunakan jasa ojek online. Semula Sekar tidak peduli tetapi suaminya semakin menjadi-jadi dan sekarang sudah jarang pergi ke Bandung, kalau malam dia pulang ke rumah dan kalau pagi sampai sore entah pergi kemana tidak jelas.

Seperti biasa dan sudah menjadi kebiasaan Sekar dan Herman selalu jalan bersama kemana saja untuk menghibur diri masing-masing, semua mereka lakukan ketika sudah pulang kerja. Dengan tidak terduga sama sekali, ketika Sekar sedang santai di cafe bersama Herman, tiba-tiba dari kejauhan Sekar lihat suaminya datang sambil merangkul mesra seorang wanita muda Martin tidak membawa mobil tapi naik taxi. Lalu Herman mengatakan, "Kamu, mengerti sekarang kenapa kamu aku bawa duduk santai di cafe ini, itu tujuanku agar kamu tahu dan lihat sendiri bahwa suami kamu punya perempuan lain." Lalu Sekar mengajak Herman untuk pulang karena telah larut malam juga, tetapi hati Sekar tidak merasa kesal, hati Sekar senang karena perasaan ini benar dan sering mengatakan bahwa suaminya telah menikah lagi.

Setelah Sekar tahu jelas dan lihat dengan mata kepala sendiri bahwa suaminya mempunyai istri lain, Sekar semakin ingin cepat berpisah karena tidak ada perempuan yang mau dimadu dan sejak Sekar melihat suaminya di cafe dengan perempuan muda, suaminya tidak pulang kerumah beberapa hari dan ketika pulang hari hampir pagi tidak di tegur dan Sekar diamkan saja, kemudian seperti biasa Martin membersihkan diri di kamar mandi lalu berbaring di samping Sekar, dan otomatis Sekar membalikkan badan dan pura-pura tidur. Lalu Martin memanggil-manggil dan mencolek lengannya tapi Sekar tidak bergeming sedikit pun, Sekar sudah muak dan jijik dengan suaminya. Ketika hari sudah subuh, kembali Sekar melakukan rutinitas pekerjaan rumah tangga walaupun sudah ada asisten rumah tangga, jadi asisten rumah tangganya tidak terlalu berat pekerjaannya karena yang Sekar mau asisten rumah tangganya hanya fokus mengurus anak, sesudah selesai semua Sekar bersiap untuk berangkat kerja ke kantor dan suaminya masih tidur nyenyak. Dan seperti biasa Herman telah menunggu didepan rumah, tetapi tidak membunyikan klakson mobilnya dan kata Herman, "Demi keamanan takut suamimu bangun atau marah." Dan kemudian Sekar katakan, "Baguslah, kalau marah itu aku tunggu sekarang, karena aku sudah siap lahir batin." Kata Herman, "Terus, bagaimana denganku sebab suamimu adalah rekan bisnisku."

Kata Sekar, "Menurutku, kamu tetap rekan bisnisnya dan kita tidak ada hubungan apapun hanya sebatas teman, karena kamu adalah teman sekolahku dulu." Ketika telah sampai di kantor, Sekar turun dari mobilnya Herman dan alangkah kagetnya Sekar melihat suaminya sudah ada diruang kerjanya, sedang berbincang-bincang dengan atasannya.

Dan ketika Sekar memberi salam "Selamat Pagi" pada atasannya, suaminya menoleh dan seperti tidak mengenal Sekar saja Martin berbicara panjang lebar pada atasan Sekar, tidak lama kemudian Martin keluar dari ruang kerja atasan Sekar dan tanpa menoleh lagi Martin langsung keluar dari ruangan. Kemudian Sekar dipanggil atasannya untuk masuk ruangannya, "Sekar, masuk dan tutup pintunya saya mau bicara pada kamu, sekarang saya mau tanya apa kamu ada permasalahan rumah tangga dengan suamimu 'Martin'." "Lalu Sekar menjawab pendek, "Ya, bos." Lalu kata atasan Sekar, "Kamu, kurang memperhatikan suami dan rumah tangga dan hanya sibuk sendiri dan kamu sering pergi hangout bersama teman-teman kantor." Dan Sekar menjawab, "Bos, dia itu urusan rumah tangga sendiri kenapa dibawa ke kantor berarti dia buka aib sendiri, selama ini aku diam saja bos, kalau dia lapor kesini apa hubungannya dengan rumah tangga, berarti dia laki-laki yang tidak bisa membina rumah tangganya sendiri." Dan kembali atasannya mengatakan bahwa, "Suami kamu menginginkan kamu keluar dari pekerjaan agar saya memecat kamu." Kemudian Sekar menjawab, "Kalau saya, tidak bekerja kami makan apa dan yang bayar kontrakan rumah siapa bos, dia itu hanya kerjanya foya-foya menghabiskan uang dengan istri mudanya, dia itu sering minta uang alasannya untuk beli bensin, kemarin-kemarin masih saya beri, tetapi sesudah saya tahu dia beristri lagi tidak pernah saya beri lagi, coba bagaimana menurut pendapat bos." Kata atasan Sekar, "Saya, tidak bisa memberhentikan kamu, karena kamu kerjanya bagus saya suka dan itu sudah saya katakan pada suamimu." Lalu Sekar berkata ke atasannya, "Bos, kalau dia kesini lagi jangan dianggap, dia sudah seperti orang gila saja, sudah tidak pernah memberi nafkah terus bos disuruh berhentikan saya kerja." Lanjut atasannya, "Sudah, kamu kerja tenang saja, saya dukung kamu dari belakang."

Hari itu, Sekar lembur sampai malam dan atasannya juga ikut lembur dan mengawasi mereka yang sedang lembur dan sekali-kali memberi petunjuk bila mereka ada kesalahan dalam laporan. Dan ketika jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB, sebagian mreka yang lembur sudah pulang. Sekar juga bersiap hendak pulang dan atasannya menawarkan untuk mengantarkan Sekar pulang, tetapi Sekar menolak karena Sekar bawa kendaraan sendiri, tapi menurut atasannya, ini sudah terlalu larut untuk pulang sendiri mengendarai mobil tetapi tetap Sekar menolak. Ketika Sekar baru keluar dari lift Herman sudah muncul di hadapannya, lalu Herman dan atasan Sekar berjabat tangan karena mereka saling kenal. Kata atasan Sekar, "Rupanya. kamu Herman yang menjemput Sekar." Lalu Herman menjawab, "Kebetulan, saya mau pulang lewat sini dan melihat mobil Sekar masih ada di tempat parkir jadi saya mampir, mau tahu, apa Sekar lembur," lanjutnya, "Oh, iya Pak, Sekar ini teman sekolah saya sewaktu di Sekolah Menengah dia jago Bahasa Inggris." "Ya, itu memang tidak diragukan lagi kalau Sekar."

Setelah pembicaraan basa-basi itu lalu Herman menggamit tangan Sekar, "Sekar, kamu pulang aku antar jangan sendirian berbahaya perempuan mengendarai mobil malam-malam sendirian pula." Terus atasan Sekar juga berkata, "Tadinya, mau saya antar Sekar tidak mau." Kemudian kata Herman, "Mobilnya, tinggal di kantor saja titip security." Kata Sekar, "Kalau mobil, titip security sekarang besok pagi kamu harus jemput, karena aku lagi malas naik taxi, bawaanku banyak." "Baik, dengan senang hati besok pagi pasti aku jemput bos," ujar Heman. Dan di tengah jalan mereka melihat warung tenda pecel lele, terus mereka mampir makan karena memang sudah lapar sekali.

Dan ketika sampai rumah, semuanya sudah tertidur dan karena Sekar membawa kunci rumah jadi tidak perlu membangunkan orang rumah dan langsung membersihkan diri dan badan ini sudah sangat letih ingin segera istirahat. Dan sewaktu membaringkan tubuh Sekar langsung terlelap tidur, tidak sempat melihat Chandra tidur.

Keesokan harinya, benar saja Herman sudah menjemput dan berani turun dari mobilnya karena Herman tidak melihat mobil Martin, dan langsung Sekar bergegas untuk berangkat dan bilang pada asisten rumah tangga, "Mbok, tolong titip Chandra." Dan si mbok menjawab, "Ya, bu."

Kemudian Herman menanyakan keberadaan Martin dan Sekar jawab tidak tahu dan tidak mau tahu dia ada dimana, kemudian Sekar bilang pada Herman, "Herman, besok bisa antar aku ke Pengadilan ? aku mau mengajukan gugatan cerai aku sudah cukup sabar menghadapi Martin." Dan Herman hanya mengangguk.