Chereads / BALAS DENDAM MANTAN ISTRI / Chapter 23 - Hari Bahagia Sonya

Chapter 23 - Hari Bahagia Sonya

Sonya pagi-pagi sekali sudah mau berangkat kerja, dan menyiapkan berkas-berkas untuk dibawa ke Kantor Urusan Agama, dan Johannes menegur Sonya, "Dik, kamu mau berangkat kerja atau ke Kantor Urusan Agama, sekarang lebih baik kerja saja dulu, kalau berkas-berkas untuk pernikahan tidak bisa dibawa langsung ke Kantor Urusan Agama harus pakai prosedur yang jelas, minta surat pengantar dari ketua lingkungan, lalu ke kelurahan dan kecamatan setelah selesai berkas-berkas semua baru ke Kantor Urusan Agama, itu juga tanggal pernikahan sudah ditetapkan keluarga."

"Oh begitu Mas, jadi kalau urus berkas-berkas untuk pernikahan butuh waktu beberapa hari ?," kata Sonya. Lanjut Johannes, "Kalau mau urus berkas-berkas minta izin kantor dulu, jadinya kamu tidak bolos kerja.

Ketika mereka sedang bersantai sambil menonton televisi, kedua anak mereka sedang bermain didepan mereka, tiba-tiba ada yang menelpon dan Johannes melihat handphonenya kemudian di jawab, setelah selesai berbicara di handphone dia berkata, "Nanti hari minggu, Yoga dan rombongan akan datang untuk melamar kamu secara resmi dan sekalian bertunangan, dan aku akan menelpon Papa, supaya Papa hadir di hari pertunangan Sonya dan di rumah sakit biar Gendis yang menjaga sementara."

Persiapan hari pertunangan adiknya Sekar . . si Sonya di sebuah gedung, tadinya pertunangan oleh Johannes maunya dilaksanakan di rumah, tetapi Sekar menolak, dan disini Johannes bertanya, "Kenapa Ma, pertunangan Sonya tidak bisa di rumah kita ?."

Dan jawab Sekar, "Begini Pa, karena kita belum pernah menikahkan anak di rumah ini, jadi tidak boleh ada acara pernikahan sebelum kita menikahkan anak kita sendiri karena akan membawa petaka atau sial, masak pun tidak boleh, tetapi kalau di gedung tidak apa-apa dan masakan pun pakai jasa katering."

"Oh begitu Ma, aku tidak tahu kalau semua itu ada pantangan dan larangan."

"Kalau membantu mengatur itu tidak apa-apa, aku saja akan duduk manis dan tidak mau mengerjakan apa-apa, karena semua sudah kamu yang pegang dan atur Mas."

Dan Johannes pun telah mendapatkan rumah untuk disewa sementara, untuk Yoga dan keluarga besarnya jadi tidak bergabung dengan mereka, karena di rumah mereka ada anak masih kecil dua orang yaitu Chandra dan Olivia kasihan mereka.

Tibalah hari bahagia yang ditunggu Sonya dan Yoga yaitu hari pertunangannya yang dilaksanakan di gedung dan yang menghadiri hanya keluarga inti saja semua berjalan dengan sukses.

Papa . . Sekar sangat berterima kasih atas bantuan Sekar dan Johannes, kemudian Papa Sekar sesudah mencari bulan baik hari baik untuk pernikahan Sonya dan Yoga lalu memberitahu Sekar dan Johannes untuk memberitahukan kepada Yoga dan kedua orang tuanya.

Kemudian Sekar bertemu dengan kedua orang tua Yoga dan mengatakan, "Bapak dan Ibu Yoga, Papa sudah mencari bulan baik, hari baik dan jatuhnya pada bulan depan, bagaimana menurut Bapak dan Ibu aku minta pendapatnya setuju atau tidak."

Lalu mereka konsultasi dengan keluarga besarnya.

Sekar dan Johannes hanya memperhatikan saja, dan menunggu persetujuan mereka. Setelah mereka berkonsultasi dengan keluarga besarnya, kemudian mereka menghampiri Sekar dan mengatakan, "Nak Sekar, kami keluarga besar menyetujui apa yang menurut Papanya Nak Sekar katakan kami menurut saja bagaimana baiknya." Setelah acara berlangsung dan sukses kemudian keluarga besar Yoga kembali ke rumah yang telah disewa Johannes.

Pada malam harinya ketika mereka yaitu Sekar , Johannes , Papamya Sekar sedang beristirahat karena sudah lelah seharian menghelat acara pertunangan Sonya dan Yoga, mereka tidak menyadari bahwa Yoga dan kedua orang tuanya datang hendak mengatakan, "Nak Sekar, Nak Johannes dan juga Papanya Nak Sekar, kami keluarga besar Yoga hendak pamitan karena besok kami akan kembali ke daerah dan akan kembali lagi ke Jakarta menjelang hari pernikahan Sonya dan Yoga, tetapi Yoga biar tinggal disini, biar bisa bantu-bantu tenaga agar Nak Sekar dan Nak Johannes tidak terlalu kerepotan dan lelah."

Kemudian Sekar berkata, "Bapak dan Ibu tolong bantu untuk pengurusan berkas-berkas numpang nikah Yoga di Jakarta itu jangan sampai pada hari H nya belum selesai, disini Sonya pemberkasannya sudah selesai tinggal menunggu berkasnya Yoga untuk di daftarkan ke Kantor Urusan Agama."

Keesokan paginya, pagi-pagi sekali rombongan keluarga besar Yoga kembali ke daerah asal, pagi itu Sekar berangkat kerja tidak di antar oleh Yudi karena Yudi sedang mengantar keluarga besarnya Yoga ke Stasiun Kereta Api Gambir, Sekar berangkat kerja diantar oleh Johannes, dan Johannes berpesan, "Sekar sayang nanti pulangnya aku jemput ya... kalau aku belum pulang tunggu sampai aku datang."

Dan benar saja ketika Sekar keluar dari kantornya Johannes suaminya telah menunggu di pelataran parkir kantor, sesudah itu Sekar memasuki mobilnya Johannes suaminya. dan kemudian mereka berlalu dengan cepat. Dan pada hari menjelang pernikahan Sonya mengambil cuti penuh, karena Sonya dan Yoga ini banyak yang harus dikerjakan dan dipersiapkan, mereka sering sekali pergi berbelanja berdua karena kalau tidak membawa Sonya nanti akan salah atau tidak cocok yang dibeli dan yang disukai Sonya untuk melengkapi barang-barang bawaan pengantin laki-laki, sebagian mereka yang menyiapkan tidak semuanya orang tuanya. Ketika hari senja menjelang malam dan mereka semua sedang berkumpul membicarakan rencana perhelatan pernikahan Sonya dan Yoga, tiba-tiba Johannes suaminya Sekar mengatakan,

"

"Ma, ini kita tidak makan malam, aku sudah lapar sekali tidak kuat."

Lalu Sekar menjawab, "Mas, makan malam sudah disiapkan dari tadi tapi aku panggil-panggil untuk makan malam tetapi tidak ada yang menjawab, jadi aku biarkan dan aku tunggu sampai kalian semua lapar."

Sesudah aku bilang begitu mereka semua berdiri dan langsung menuju meja makan, sesudah selesai makan malamnya merekapun langsung mengobrol kembali di ruang keluarga, dan mbak Irah sangat sibuk membersihkan dapur dan meja makan sesudah semuanya makan malam. Dan ketika malam telah larlut merekapun lalu masuk ke kamar masing-masing termasuk Johannes dan Sekar, Dikamar tidur Johannes sudah sangat rindu akan kehangatan tubuh istrinya yang sudah lama tidak disentuhnya, karena terlalu lelah dan banyak yang dipikirkan, dalam hati Johannes berkata, "Kasihan Sekar aku sampai lupa akan kewajibanku sebagai suami,{ lalu Johannes berbisik kepada Sekar, "Sayang maafkan aku ya... malam ini aku akan membahagiakanmu," kemudian Johannes memeluk dan menciumi sekujur tubuh Sekar sampai Sekar merasa dirinya melambung ke angkasa dan sesudah merasakan kepuasan dan kenikmatan duniawi yang tiada tara itu merekapun tertidur pulas dan tanpa sehelai benangpun di tubuh mereka.

Keesokan paginya mereka terbangun karena mendengar suara adzan subuh, mereka terkejut dan tersadar bahwa mereka dalam keadaan tanpa sehelai benangpun dan pakaian mereka terhampar di lantai, kemudian Johannes memeluk Sekar dengan mesra dan berkata, "Ma, aku masih ingin, aku belum puas," Dan sebagai istri yang baik aku melayani permintaan suamiku tercinta karena akupun menikmatinya dan puas sesudah semua itu lalu mereka melaksanakan mandi besar bersama.