Setelah Mamanya Sekar di rawat, mereka bergantian untuk menjenguk Mama, dan Papa . . . Sekar lah yang stand by tiap hari, karena semua anaknya bekerja dan mengenai biaya perawatan. ., suaminya Sekar yang akan menanggung seluruh biaya perawatan.
"Pa. ., mengenai biaya perawatan Mama. . biar aku yang tanggung yang penting Papa. . stand by saja menunggui Mama."
Dan kemudian Papa . . . Sekar menjawab, "Iya Nak . ., Papa . . tahu, tapi Papa . . dan Mama punya uang pensiun bisa untuk membiaya perawatan Mama di rumah sakit."
Dan Johannes mengatakan, "Jangan Pa. ., itu uang pensiun semuanya itu, untuk keperluan Papa . . dan Mama . . sendiri dan keperluan itu hanya Papa . . dan Mama . . yang tahu."
"Baiklah, kalau begitu Nak. ., Papa . . sangat berterima kasih, karena kamu sangat membantu kami," kata Papanya Sekar.
"Sudahlah Pa. . ., kewajiban anak untuk membantu orang tua."
Kemudian Papa Sekar . . menerima semua bantuan dari suaminya Sekar Johannes dan setelah ada persetujuan dari Papanya Sekar lalu Johannes menuju ruang admin rumah sakit untuk membayar biaya perawatan Mamanya Sekar, sesudah semuanya beres maka mereka bertemu lagi dengan Papanya Sekar untuk pamit pulang, karena mereka sejak pulang kantor langsung ke rumah sakit dan belum pulang kerumah.
Papanya Sekar mengatakan, "Sudah kalian pulang, kasihan anak-anak menunggu kalian di rumah, disini biar Papa yang tunggu Mama."
Kemudian Johannes menjawab, "Ya Pa, ini juga kami mau pamit pulang kasihan anak-anak di rumah, hanya dengan asisten rumah tangga saja.
Ketika, mereka sudah sampai di rumah, mereka langsung membersihkan diri sebelum memegang kedua anak mereka, setelah membersihkan diri lalu mereka memeluk dan menciumi mereka, dan ketika mbak Irah menanyakan, "Pak, Bu, apa mau saya siapkan makan malam, yang lain sudah makan malam semua."
Dan Johannes menjawab, "Tidak, kami sudah makan tadi di rumah sakit." Setelah mereka lelah bermain dengan kedua anaknya, lalu mereka menidurkan kedua anaknya di tempat tidur mereka, dan mereka pun tertidur.
Dan keesokan harinya mereka melakukan rutinitas seperti biasanya, Sekar berangkat ke kantor dengan diantar Yudi sopirnya dan Johannes juga berangkat kantor dengan mengendarai mobilnya sendiri.
Sedangkan Sonya dan Maria mereka berangkat kerja dengan mengendarai motor masing-masing dan si mbok biasa mengantar Chandra ke Taman Kanak-kanak dan Olivia bermain dengan mbak Irah dan anaknya.
Pada saat mereka sedang santai menonton televisi, tiba-tiba ada yang memberi salam, mereka terkejut siapa malam-malam begini datang, lalu Yudi, "Biar saya saja yang melihat Pak," dan Yudi pun berlari menuju pintu dan membukanya, tidak lama kemudian Yudi kembali dan mengatakan, "Pak, ada tamu dari daerah saya dulu, katanya mau ketemu Bapak penting." "Ya, sudah persilahkan masuk saja," kata Johannes.
Dan ketika mereka di persilahkan masuk rupanya Yoga beserta kedua orang tuanya, Johannes terkejut dan bertanya, "Yoga, ini ada apa ya...., sampai kamu bawa orang tua."
Lalu Yoga menjawab, "Ini orang tua saya mau membicarakan tentang hubungan saya dengan Sonya untuk kedepannya."
"Begini, nak Johannes mengenai hubungan anak saya dengan adiknya nak Sekar, itu sudah lama dan maksud saya datang kesini ingin melamar nak Sonya, bagaimana menurut kalian berdua sebagai kakaknya," kata Bapaknya Yoga.
Dan jawaban dari Johannes, "Mengenai lamaran diterima atau tidak itu semua saya serahkan kepada Sonya, karenaa Sonya yang akan menikah, tetapi boleh Bapak tahu, sekarang ini Papanya Sekar/Sonya sedang menunggui istrinya yang sedang sakit."
Ketika mbak Irah mengeluarkan minuman untuk disuguhkan kepada para tamu lalu Johannes mengatakan, "Mbak, tolong panggil Sonya kesini, bilang saya ada perlu." Lalu sambil mengangguk mbak Irah menuju kamarnya Sonya dan memberitahukan bahwa Sonya dipanggil oleh Johannes karena ada yang penting katanya.
Dan Sonya bertanya sambil mengernyitkan alisnya, "Ada yang penting apa ya . . mbak." "Tidak tahu," kata mbak Irah.
Lalu Sonya dengan mengenakan baju tidur karena sudah hendak tidur bergegas ke ruang tamu, dia tidak sadar bahwa yang ada di ruang tamu itu Yoga dan kedua orang tuanya, dan bertanya bingung, "Ada apa Mas dan Kak, kenapa aku disuruh kesini katanya ada yang penting ?."
Dan kemudian Johannes mengatakan, "Dik, coba lihat siapa yang datang, ayo. ., beri salam." Lalu Sonya menoleh. ., dia terkejut karena tidak tahu yang datang adalah Yoga dan kedua orang tuanya, lalu dia menghampiri kedua orang tua Yoga untuk Salim dan Sonya berkata kepada Yoga, "Yog, kenapa tidak mau beritahu aku dulu, kalau kamu mau datang ke Jakarta." "Ya, Sonya ini mendadak sekali ketika aku pulang kerja, kedua orang tuaku ini, ingin aku cepat menikah dan mengajak aku untuk bertemu kedua orang tuamu."
Bapaknya Yoga menyela pembicaraan mereka, "Begini, nak Sonya maksud Bapak dan Ibu kesini mau menanyakan apakah nak Sonya mau menerima lamarannya Yoga dan secepatnya menikah, karena kami sudah ingin punya cucu, jangan terlalu lama jawabnya ya..."
"Pak, Bu, saya mohon maaf kalau sekarang untuk menikah, belum bisa karena sekarang Mama saya sedang sakit, dan Papa . . juga lagi repot urus Mama, tetapi untuk lamaran saya serahkan kepada Mas Johannes . .dan Kak Sekar . . bagaimana baiknya."
Lalu Johannes menelpon Papanya Sekar, "Pa . ., ini ada orang tuanya Yoga, datang dari jauh tujuannya untuk melamar Sonya, bagaimana menurut Papa . . , karena aku tidak bisa memutuskan."
Papanya Sekar menjawab telpon dari Johannes, "Nak Johannes, sekarang semua aku serahkan kepada kalian berdua mengenai lamaran Yoga ke Sonya."
"Oh begitu Pa . ., baiklah, lamaran Yoga di terima ya Pa. ., nanti ini aku sampaikan gambar gembira ini ke kedua orabg tua Yoga."
"Aku, sebagai wakil orang tuanya Sonya menerima lamaran Yoga, dan bagaimana dengan kamu Sonya ?."
Dan jawaban Sonya, "Terima kasih Mas . ., sudah mewakili Papa . . dan mengenai lamaran Yoga. . aku menerimanya, tetapi untuk pernikahan nanti dulu menunggu Mama . . . sembuh. . dulu."
"Kalau begitu, kamu Sonya dan Yoga bertunangan lebih dahulu, sambil mengurus dan melengkapi surat-surat untuk menikah," begitu menurut Johannes.
Kemudian Yoga . . dan kedua orang tuanya, menyetujui saran dari Johannes, dan mereka langsung pamit pulang, Johannes menanyakan, "Yoga . ., kalian menginap dimana ?, di Hotel apa di rumah Saudara disini ?." Lalu Yoga mengatakan, "Kami mau langsung pulang ke daerah lagi untuk mengurus perlengkapan surat-surat untuk menikah."
"Bapak. ., Ibu . . dan Yoga . ., jangan pulang sekarang karena ini sudah malam, menginap disini saja dulu, disini rumah kami besar kamarnya banyak jangan sungkan, pulangnya besok pagi-pagi. . saja," kata Johannes.
Kemudian kedua orang tuanya Yoga dengan saling berpandangan dan akhirnya menyetujui untuk menginap di rumah Johannes, kemudian Sonya mengantar mereka ke kamar tamu. Keesokannya, pagi-pagi sekali, mereka sudah pulang dan meninggalkan Jakarta.