Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 95 - Chapter 95 Shiroi Bakeneko

Chapter 95 - Chapter 95 Shiroi Bakeneko

Sesampainya di tengah kota LIMO, Shiroi melihat sekitar. "(Aku akan menuju ke kantor walikota, dan juga aku pasti akan memintanya melakukan permintaan adil ini)" Pikir Shiroi. Tapi tiba tiba saja ia berhenti berjalan melihat seseorang yang di kawal banyak penjaga di sana.

Seorang lelaki dengan penampilan rapi datang melihat sekitar. Shiroi yang ada di hadapan menjadi terdiam. "(Tampilan nya seperti....)"

Kebetulan lelaki itu menoleh padanya dan terkejut melihat Shiroi, ia terdiam sebentar dengan mulut terbuka. "(Wah wah..... Ada wanita yang sangat-sangat cantik)" Ia berjalan mendekat.

"(Hah, kenapa dia berjalan mendekat, apa yang harus aku lakukan?! Aku tidak mungkin bisa lari)" Pikir Shiroi dengan panik.

Hingga lelaki itu benar benar ada di hadapan nya sekarang. "Hahaha, tak kusangka, aku bertemu wanita secantik dewi yang baru saja turun dari langit, kau harus ikut dengan ku wanita cantik"

"(Eh?! Apa ini, kenapa langsung begini.... Apa dia tertarik padaku?!)" Shiroi menatap tak percaya.

"Hei nona cantik, siapa nama mu?" Tatap lelaki itu dengan tawa yang sombong membuat Shiroi terdiam.

"Aku Shiroi, dan kamu?" Tatap Shiroi dengan tatapan yang polos.

"Asal kamu tahu, aku adalah putra dari walikota di sini, aku mengambil wanita cantik sepertimu, bagaimana? Apakah kamu ingin ikut aku, aku akan memberikan apapun yang kau mau... Semuanya, harta pun juga" Kata lelaki itu yang mengaku sebagai putra walikota dan ia adalah lelaki yang Shiroi cari cari.

"(Hah dia yang aku cari)" Shiroi baru sadar dan ia kembali teringat dengan perkataan Yeong Wo tadi.

--

". . . Meskipun aku memberitahu mu, kau tidak bisa datang sendirian menemuinya nanti"

"Apa?! kenapa begitu?"

"Sekali melihatmu, dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan mu"

" . . . Kenapa kamu berpikir begitu?"

"Sebab, kau wanita cantik, pastinya dia akan mengambil mu" Kata Yeong Wo.

--

"(Hah aku baru ingat, perkataan nya itu ada benar nya juga, lelaki ini menginginkanku dengan terang terangan dan aku tidak suka itu sama sekali)"

"Ayo, ikutlah aku" Putra wali kota itu memegang tangan Shiroi.

Shiroi menjadi melirik itu dan seketika menampar tangan itu membuat semua orang di sana terkejut, semuanya, pengawal, dan putra walikota itu sendiri menatap tak percaya.

"Kau!! Apa yang kau lakukan?!" Tatap nya.

"Aku tak suka, lelaki yang suka padaku secara terang terangan" Kata Shiroi dengan tatapan yang sangat menekan harga diri putra walikota itu.

"Kau!! Beraninya kau bicara begitu padaku!! Dasar wanita tak tahu diri, aku akan mendapatkan apapun yang aku mau dan sekarang aku hanya ingin kamu!!" Teriak lelaki itu dengan seenaknya.

"Maaf, tapi aku benar benar tidak mau" Kata Shiroi.

"Cih, baiklah..." Lelaki itu menatap kesal.

Tiba tiba saja para pengawal itu berpencar ke banyak orang yang melihat itu, mereka menodongkan senjata pedang nya pada orang orang yang tak bersalah itu.

"Hahahaha, lihat, jika kamu menolak permintaan ku, mereka akan menjadi taruhan nya" Kata lelaki itu.

"Apa yang kamu pikirkan?! Mereka adalah rakyat mu sendiri" Tatap Shiroi dengan kesal.

"Rakyat atau apalah aku tidak peduli, mereka itu hanyalah sebagai alat untuk ku, aku tak peduli mereka apa dan kenapa di sini, itu terserah karena aku juga tak peduli, aku melakukan apa yang aku suka dan mereka benar benar sebagai alat" Balas lelaki itu.

Seketika Shiroi ingat pada Hazuki. Rumah Hazuki yang berada sendirian di luar padahal lingkungan nya adalah di kota. Seketika Shiroi mengepal tangan. "Kau!! Kau tidak mempedulikan rakyatmu, mereka kekurangan uang atau tidak tetaplah harus di bagi rata, kenapa begitu sulit memerintah hal itu untuk mu, tentunya itu karena kamu hanya peduli pada dirimu sendiri, kau bukan pemimpin yang baik--

"Aku tak peduli, aku melakukan apa yang aku suka dan aku mau, siapa kau yang berhak ikut campur, kau hanya perlu ikut aku dan Terima tawaran ku sekarang, jika kau tidak mau, aku akan membunuh orang orang yang sedang melihat itu" Kata lelaki itu.

Shiroi terdiam. "(Benar benar pemimpin yang buruk, aku harus berpikir dua kali untuk menyelamatkan mereka. Jika aku menyelamatkan satu maka yang lain nya akan terbunuh, itu berarti aku harus menyerang semua langsung)" Shiroi menutup mata berpikir.

"Kenapa kau membuatku menunggu huh?!" Lelaki itu menatap kesal.

Seketika ketika Shiroi membuka mata seketika mata birunya sedikit bercahaya dan di saat itu juga banyak panah yang jumlahnya sama seperti pengawal tadi. Seketika melayang menyerang banyak pengawal yang menodongkan pedang pada banyak orang tadi, mereka mati begitu saja.

"Apa yang?! Sihir apa itu tadi?!" Lelaki tadi melihatnya menjadi terkejut.

Ia menoleh ke pengawal yang tersisa. "Cih, cepat serang wanita itu!" Ia memerintah lalu mereka maju dengan pedang nya. Tapi tak lama kemudian, Shiroi memukul perut pengawal terakhir yang tumbang di depan lelaki tadi.

Shiroi bisa mengalahkan nya dengan wajah seriusnya.

"Cih, kenapa kalian begitu lemah!!" Dia marah menginjak salah satu pengawal yang tadi tumbang itu.

"Kau tidak bisa melakukan hal itu seenaknya" Kata Shiroi menatap nya.

"Cih.... " Lelaki itu kesal. Ia lalu pergi meninggalkan tempat di ikuti para pengawalnya yang lari mengikutinya.

Shiroi hanya menatap serius padanya. "(Eh tunggu, astaga aku lupa bertanya pada nya soal dia yang menjual lokasi tambang itu....)"

Tapi orang orang yang di sandera tadi mendekat padanya. "Nona, itu tadi keren sekali, kami hampir saja mati tapi kamu menyelamatkan kami" Kata mereka yang berterima kasih.

Shiroi hanya membalas dengan senyuman nya. "(Tapi aku masih heran, kenapa ini begitu sangat aneh, itu karena putra walikota itu benar benar bersikap sungguh se enak nya, apa yang dikatakan Mas Yeong Wo aku benar benar tidak mengerti sama sekali....Jadi dia menjual harta tambang milik rakyat nya pada Mas Yeong Wo yang hanya asal menerima tambang dan memberikan uang, padahal tambah itu milik rakyat sini)" Pikirnya.

Sementara itu di kantor walikota. Lelaki putra walikota tadi ada di mejanya dengan rasa yang kesal. Ia memukul meja. "(Wanita itu, beraninya mempermalukan ku begini.... Aku tidak akan memaafkan nya kali ini)" Ia menjadi sangat marah.

Dia benar benar kesal pada Shiroi. "(Sialan.... Sialan..... Sialan.... Dia benar benar sungguh jalang!!)"

Lalu ada yang mengetuk pintu, seorang pria dengan baju besinya. "Anda memanggil saya tuan?" Ia masuk.

"Ya, langsung saja, kau ingin kamu menghabisi wanita yang tadi merendahkan ku, jangan beri dia ampun dan langsung bunuh saja" Kata lelaki itu melempar sekantung koin emas padanya. Pria itu menerimanya dengan senyuman taat. "Baiklah, tunggu kabar baik dari saya" Tatap nya. Ia lalu berjalan pergi dari sana.

"(Lihat saja kau wanita, aku tidak akan memafkan mu, aku akan menertawakan mayat mu itu)" Pikir lelaki putra walikota itu dengan dendam yang sangat tinggi.

Tapi tak lama kemudian ada yang membuka pintu tanpa mengetuk nya. Seorang Yeong Wo mengintip dengan rokok di bibirnya. "Apakah disini ada putra walikota?" Tatap nya.

"Tuan Yeong Wo, masuklah saja" Kata Lelaki itu, ia menyambut Yeong Wo seperti rekan nya saja.

Yeong Wo menatap datar padanya, berdiri di hadapan nya dekat pintu tadi. "Aku dengar, kau mecari wanita yang meremehkan mu tadi" Tatap nya.

"Cih, dia wanita yang buruk, berani beraninya meremehkan ku, datang begitu saja tidak jelas...."

"Dia mungkin ingin sebuah kebenaran, membela rakyat mu" Kata Yeong Woo membuat lelaki itu terdiam.

"Memang nya siapa yang peduli rakyat, hanya rakyat kecil yang tidak punya suara.... Jika kau mau, aku bisa memberikan uang lebih untuk mu jika kau bisa membunuhnya, bawa dia hidup mati pun tak apa"

" . . . Aku tidak mau uang"

"Yah, kau Yeong Wo, kalau begitu... Aku akan berikan sebuah kapal dari pelabuhan Kota LIMO, Karena kota ini dekat dengan pelabuhan"

"Untuk apa... Sebuah kapal, bisa aku beli sendiri..."

"Ck, kalau begitu, kau ingin apa?" Tatap lelaki itu lalu Yeong Wo terdiam dengan wajah masih datar.

"Wanita itu....

--

Di sisi lain, Shiroi duduk di ranjang nya dengan menghela napas panjang. "(Benar benar sungguh sangat lelah....)"

Shiroi menatap bulan malam dari ranjang itu. "(Apakah setelah aku melakukan itu aku akan diteror, apa yang harus aku lakukan, jika aku menuntut pun tak bisa... Aku juga dengar dari para banyak orang itu bahwa putra walikota itu suka semena mena, dia suka mengambil wanita yang menurutnya cantik lalu memperlakukan hal yang tidak pantas hingga melukai wanita itu, aku benar benar tak tahu apakah itu harus di anggap sebagai perbuatan yang baik atau tidak untuk semuanya di sini, karena di sini dilarang menuntut nyanya, aku ingin membantu tapi aku sadar dia punya pengawasan yang ketat dan sekarang dia pasti sedang mengerahkan banyak orang)" Shiroi tampak berpikir begitu cemas. Tapi di antara jendela itu ia melihat ada seseorang yang berjalan di tengah jalanan sepi kota itu.

Shiroi terkejut karena itu adalah Yeong Wo, Yeong Wo berhenti dari berjalan nya, lalu menoleh ke atas tepatnya menatap ke Shiroi.

Hal itu membuat shiroi terdiam kaku. "Mas Yeong Wo?" Tatap Shiroi.

Yeong Wo hanya terdiam dengan pose nya itu, kedua tangan nya ada di sela saku celana dan berpikir diam menatap wajah Shiroi. "(Menangkap wanita itu....)" Ia ingat perintah dari putra walikota tadi.

--

Sebelumnya, Yeong Wo mengatakan keinginan nya. "Wanita itu"

"Apa maksud nya? Kau ingin dia juga?"

"Aku ingin membunuhnya, untuk mu" Kata Yeong Wo. Di saat itu juga lelaki itu tersenyum lebar. "Bwahahaha.... Boleh boleh saja, kan aku memang ingin kau membunuhnya hidup atau mati, hanya saja apa keinginan mu setelah kau melakukan nya?"

"Aku sudah bilang, wanita itu. Dengan kata lain, aku juga menerima nya setelah aku menunjukan padamu bahwa dia telah mati di tangan ku"