Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 93 - Chapter 93 Shiroi Bakeneko

Chapter 93 - Chapter 93 Shiroi Bakeneko

Ia lalu menatap ke Dwarf. "Anu, maaf, apa aku bisa bertanya sesuatu?"

"Haha, apa apapun boleh nona cantik"

"Kalau begitu, apakah kamu membuat semua pedang ini tanpa kualitas yang bagus?" Tanya Shiroi. Seketika Dwarf terkejut mendengar nya.

"Apa yang kau katakan nona cantik?" Tatap kembali Dwarf itu.

"Um.... Aku hanya merasakan bahwa pedang pedang yang terlihat bagus dan kuat ini, hanya terdiri dari besi biasa, setahu aku pedang dengan kualitas bagus itu bercahaya lebih terang di besinya dan juga sangat tajam tidak luntur begini, orang biasa pasti tidak bisa menatap hal itu karena mereka hanya mempedulikan jenis bagusnya pedang yang di buat" Kata Shiroi.

Lalu Dwarf itu terdiam dan terbatuk sebentar. "Ehem... (Hazuki punya gadis yang pandai) Hahahaha" Tiba tiba ia tertawa membuat Shiroi terdiam kaku mendengar tawa berat dan kerasnya.

"Haha aku suka padamu nona, kau punya pengamatan yang bagus, apa yang kau katakan memanglah benar, semua kualitas pedang di sini memang tidak ditentukan, tapi... " Dwarf berjalan ke sebuah kain yang menutupi sesuatu, lalu ia membukanya dan rupanya isinya adalah pedang pedang kualitas bagus.

"Hah itu, aku bahkan bisa merasakan level tinggi dan kualitas pedang itu"

"Ya, inilah kualitas paling bagus dari pedang"

"Tapi, kenapa kamu membuat nya hanya begini saja semua?" Tatap Shiroi dengan bingung.

"Begini, sebenarnya, banyak sekali orang orang yang datang mencari pedang dengan kualitas bagus--" Kata Dwarf tapi ketika belum selesai bicara, ada orang datang. "Yo, aku datang ingin mencari pedang" Ia datang mendekat untung nya Dwarf sudah menutupi pedang yang bagus tadi dengan kain lagi.

"Ini dia uang nya" Orang itu meletakan sekantong uang di meja.

". . . Pilihlah sendiri" Balas Dwarf dengan nada datar.

"Wah ini bagus, aku ambil ini" Orang itu asal mengambil pedang seleranya lalu berjalan pergi.

Shiroi hanya terdiam menatap nya pergi. Lalu Dwarf menghela napas panjang. "Kamu lihat sendiri nona, itulah contohnya, mereka hanya melihat pedang dengan perlengkapan saja, selain itu, aku banyak melihat orang orang yang setelah membeli pedang ku, mereka membuang nya begitu saja dan menggantinya dengan yang baru, aku sebagai pembuat senjata begini, sudah menganggap apa yang aku buat adalah sebagai anak ku sendiri, aku juga membuat nya dengan kerja keras dan penuh hati hati, apa tidak bisa orang tua mengharap anak nya diperlakukan baik, seharusnya begitu juga pada pedang, meskipun aku menerima banyak bayaran tapi tetap saja, itu adalah sebuah karya yang hanya di manfaatkan sebentar" Kata Dwarf. Shiroi lalu melihat tangan Dwarf yang tertutupi beberapa kali penutup luka di sana dan banyak kasar kasar menandakan bahwa dia benar benar bekerja keras mmebuat banyak pedang ciptaan nya.

"Kalau begitu, apakah bahan bahan membuat pedang kualitas bagus itu berbeda?" Tatap Shiroi.

"Sama, tetapi aku butuh kristal mirthil"

"Kristal apa?" Shiroi menatap bingung.

"Kristal itu adalah kristal yang melengkapi pembuatan pedang, karena hal itu juga aku tidak bisa membuat banyak pedang kualitas bagus karena kekurangan bahan itu, seharusnya kristal itu ada di tambang dekat sini, tapi mereka bilang, mereka telah kehabisan dan aku yakin itu pasti di jarah"

"Di jarah, oleh orang orang yang ilegal?"

"Ya, begitulah" Balas Dwarf. Lalu Shiroi terdiam, ia melihat sekitar, melihat banyak pedang di sana.

". . . Mas Dwarf" Tatap nya membuat Dwarf bingung. Shiroi memegang tangan kanan Dwarf dan mengangkat menatap nya. "Aku benar benar salut padamu, bekerja keras membuat banyak pedang di sini, bagaimana jika aku membantumu, aku akan mencarikan kristal mirthil itu untuk mu, dengan begitu kamu bisa menciptakan karya yang bagus hanya dengan pedang, tak hanya itu, aku akan mempromosikan nya ke luar kota, dengan begitu kamu banyak dapat banyak pesanan" Kata Shiroi.

Dwarf terdiam lalu tersenyum kecil menatap haru. "Nona cantik, aku tak tahu kamu bicara apa tapi aku hargai itu, apakah kamu bisa melakukan nya? Itu terlalu bahaya"

"Jangan khawatir, aku bisa melakukan nya" Kata Shiroi.

Lalu di saat itu juga, Hazuki keluar dengan sudah memakai bajunya. "Aku sudah selesai" Tambahnya.

"Mas Hazuki sudah selesai ya, ayo pulang" Tatap Shiroi dengan semangat.

"Hah, jadi kalian beneran!?" Dwarf menatap terkejut. Lalu Shiroi menetap. "Mas Dwarf salah paham" Kata Shiroi dengan wajah manisnya membuat Dwarf tertembak panah terpesona membuat nya jatuh begitu saja, Shiroi menjadi bingung.

"Ayo pergi Shiroi, jangan peduliin dia" Kata Hazuki yang melewatinya. Lalu mereka berdua berjalan bersama.

"Mas Hazuki, aku benar benar senang kondisi ibu kamu baik baik saja" Kata Shiroi.

"Yah, dia membaik setelah aku pulang dari mengantar mu jalan jalan membeli cemilan" Balas Hazuki.

"Kenapa dia terus menganggap aku dan kamu pacar, padahal tidak begitu bkan, aku bahakn tidak bisa menjelaskan padanya" Kata Shiroi. Seketika Hazuki berhenti berjalan membuat Shiroi terdiam bingung.

"Mas Hazuki, ada apa?" Tanya Shiroi.

". . . Shiroi... (Aku tidak tahu, apakah perasaan ku ini benar adanya) Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu.... Apa kau... Apa kau mau...."

"Mau?" Shiroi terdiam bingung menunggu. Sepertinya Hazuki akan menembak cintanya, tapi siapa sangka.

Shiroi tak sengaja melihat ke arah lain, melihat ke tubuh pria besar dengan punggung bidang, nya, kebetulan menoleh dengan rokok di bibirnya dan tato di lehernya. Tato ular itu, Shiroi seperti mengenal nya dan rupanya, di saat itu juga ia melihat Yeong Wo, pria siluman ular itu.

Yeong Wo juga tak sengaja melihat ke arahnya. Ia menatap datar dengan wajah nya.

Hal itu membuat Shiroi terdiam berwajah merah menatap bawah.

Hazuki yang belum tahu, melihat bahwa Shiroi memerah. "(Apa dia..... Benar benar akan mengatakan bahwa dia suka padaku?)" Hazuki pikir Shiroi memerah karena dia. Padahal karena Yeong Wo. Dan sekarang Yeong Wo berjalan melewati Hazuki membuat Hazuki terdiam bingung. Yeong Wo ke depan Shiroi.

Shiroi terkejut dan langsung menengadah.

"Kita bertemu lagi... Kucing putih" Kata Yeong Wo dengan suara berat dan wajah datarnya, benar benar terlihat seperti gangster sungguhan.

Hal itu membuat Hazuki terdiam kaku.

"M... Mas Yeong Wo, apa yang kamu lakukan di sini?" Tatap Shiroi, tapi ia tidak menatap nya, ia justru menatap ke arah lain.

Di saat itu juga, tangan Yeong Wo memegang dagu Shiroi mengangkatnya untuk Shiroi menengadah kembali menatap nya. "Aku mencarimu, kemanapun" Tambahnya dengan tatapan yang terikat.

Seketika Hazuki terdiam kaku, ia mengepal tangan dan menutup bibirnya rapat rapat.

"(Bodohnya aku, bodohnya aku berpiki wanita sepertinya belum punya pasangan)"

Shiroi menoleh pada Hazuki yang terdiam. "Anu, mas Hazuki...."

"Aku akan pulang duluan" Hazuki menyela. "Jika ingin pulang, aku ada di rumah" Tambahnya, ia berjalan pergi begitu saja membuat Shiroi terdiam sementara Yeong wo ikut terdiam dengan datarnya, lalu kembali menatap ke Shiroi.

"(Aku benar benar tidak menyangka bisa bertemu dengan Mas Yeong Woo lagi...)" Shiroi tampak berwajah merah.

Kemudian seorang pria datang mendekat. "Yeong Wo, kita harus pergi sekarang, mereka sudah mau menunggu" Tatap nya pada Yeong Wo yang terdiam, ia menatap datar ke Shiroi yang juga menatap nya.

". . . Kemana selanjutnya kau akan pergi?" Tanya Yeong Woo pada Shiroi.

"Um.... Aku akan di sini sebentar lagi saja, setelah itu aku pergi lagi" Balas Shiroi.

"Kalau begitu, aku akan pergi... Berharaplah kita bertemu lagi, kucing putih" Kata Yeong wo sambil berjalan pergi membuat Shiroi terdiam berwajah merah.

"(Aku benar benar kehilangan kendali tadi, jantungku tak mau berhenti berdetak melihat nya, kenapa aku merasa sangat hangat di dekatnya, kulit salju ku seperti mencair menjadi air yang berkeringat, berada di dekatnya bahkan membuatku antara takut atau malah ini memanglah hangat, aku benar benar tak tahu, tapi semoga saja dia benar, aku berharap kita bertemu lagi)" Pikir Shiroi dengan senyum manis nya.

Setelah itu ada yang memanggil. "Shiroi-San!!"

Membuat Shiroi menoleh. Tiba tiba saja wajahnya terkejut tak percaya karena Rupanya kedua peri itu kembali di pandangan nya. Tepatnya Shine dan Luna.

"Halo! Kita bertemu lagi" Tatap mereka.

"Apa?! Tapi.... Bukankah kalian sudah kembali ke hutan?! Kenapa kemari ke sini lagi?!!" Dia menatap sungguh sangat tak percaya.

"Hehe..... Sebenarnya, kami tadi memutuskan kembali lagi untuk membeli beberapa makanan dan lihat ini" Rupanya mereka kembali lagi ke Kota LIMO dan membeli makanan enak di kota LIMO, saat ini, mereka sudah selesai membeli makanan bahkan mereka juga membawa makanan di tangan mereka.

"Wah, rupanya kalian juga sama seperti ku, tak mau lepas dari kota LIMO karena makanan enak nya... lalu Apa kalian sudah selesai? Bagaimana, apa yang kalian suka?"

"Ya, kami bahkan membawa makanan yang kami suka"

"Apa itu, bisa aku tahu" Tatap Shiroi.

"Kami membeli anmitsu, penjual itu bilang bahwa makanan ini adalah parfait Jepang, dibuat dari agar-agar jelly. Agar-agar dilelehkan dalam air atau jus buah untuk membuat gelatin. Biasanya makanan ini disajikan dalam mangkuk dengan anko, kacang polong, dan berbagai buah-buahan seperti persik, nanas, ceri, dan jeruk satsuma. Mochi, es krim, dan buah-buahan nontradisional seperti stroberi juga bisa disajikan sebagai campuran hidangan satu ini" Kata Shine.

"Wah sepertinya enak, apa hanya itu saja?" Tatap Shiroi.

"Kami juga beli Uiro" Luna menunjukan makanan bernama Uiro itu.

"Uiro, jika tidak salah, makanan itu merupakan kue yang terbuat dari tepung ketan yang dicampur dengan gula dan air panas kemudian dituangkan ke dalam cetakan dan dikukus. Saat ini, Uiro hadir dalam berbagai rasa, seperti teh hijau dan kacang merah azuki, dan chestnut. Teksturnya yang kenyal dan aroma yang agak manis membuat uiro populer. Karena menggunakan beras ketan, kue yang satu ini juga lebih mengenyangkan saat dikonsumsi, apakah itu benar" Tatap Shiroi.

"Ya, itu penjelasan sama seperti apa yang di berikan oleh penjual"