Shiroi yang mendengar itu benar benar terdiam. "(Oh, manusia memang memiliki jiwa yang baik, tentunya itu hanya akan menjadi sebagian saja...)" Ia melihat pria itu sudah menutup mata mati di tempat. Shiroi meletakan penutup kepala pria itu di wajahnya dan menatap duka. Di bersamai dengan langit mendung dan hujan yang sungguh sangat cepat turun.
"Aku harap, kamu di terima di dunia untuk orang baik seperti mu..."
Tapi pria samurai tadi menatap dekat. Hal itu membuat Shiroi menoleh padanya, lalu dia berdiri. "Anu... Terima kasih banyak untuk yang tadi, aku sekali lagi berhutanh budi padamu" Tatapnya.
Pria itu terdiam. "Aku yang minta maaf" Tatapnya membuat Shiroi terkejut mendengar hal itu.
"Aku minta maaf telah bermain salah dengan mu, aku tidak akan melakukan itu lagi pada wanita, dan sekarang, sampai jumpa, semoga kita bertemu lagi..." Pria itu berbalik dan berjalan pergi membuat Shiroi terdiam.
Tapi siapa sangka, belum lama. Banyak orang datang tepatnya sekelompok orang bawahan pria tadi. Mereka benar benar mengepung Shiroi dan siapa sangka, air hujan mulai deras dan turun sangat cepat membuat tubuh Shiroi basah dan seluruh tubuh nya menepak.
"Hoi, jalang!! Kau telah membunuh atasan kami, sialan.... Kami akan membunuh mu di sini" Mereka mengeluarkan senjata mereka masing masing.
Tapi Shiroi hanya terdiam. "(Manusia, memiliki sikap yang sungguh sangat berbeda....)" Pikirnya dengan wajah datar, tapi semuanya menjadi terkejut ketika melihat swbuah busur besar cantik berada di tangan nya, tapi Shiroi mengarahkan anak panah ke atas dan melepasnya ke atas membuat semuanya terdiam.
"Bawhahaha..." Tapi mereka tertawa. "Untuk apa itu tadi, orang kita ada di sini malah menyerang ke atas.... Pasti itu tanda nya mengarahkan diri...." Mereka meremehkan Shiroi yang hanya memasang wajah sungguh sangat datar.
Tapi tiba tiba saja, ada anak panah jatuh menyerang kepala salah satu orang itu membuat nya mati dan siapa sangka, di susul banyak nya anak panah yang jatuh dari atas seperti hujan yang sungguh sangat banyak sekali. Anak panah itu menyerang mereka hingga mereka berteriak dan mati di tempat.
Anak panah berwarna putih salju membuat tubuh mereka membeku jika terkena tusukan senjata itu dan sekarang, mereka benar benar mati di tengah hujan.
Shiroi masih terdiam dengan busur nya yang hilang dan menjadi anting yang ia pakai, lalu ia menengadah dan menatap langit dengan hujan deras.
"(Sekali lagi, aku dapat berpikir bahwa, ini semua adalah hal yang bukan sia sia.... Belajar dari kesalahan dan juga... Belajar dari kemampuan... Manusia memang memiliki pemikiran akal yang dapat berubah ubah sewaktu waktu, dan sekarang, aku bisa berpikir itu... Sebaiknya aku lupakan saja, dan sekarang, aku akan pergi ke kota LIMO...)" pikirnya, lalu dia berjalan pergi meninggalkan dua mayat itu di sana.
Tapi Shiroi tidak tahu, berawal dari sana, dia menjadi rumor di desa itu.
"Hei, apa kau tahu, ada wanita yang begitu berbahaya, dia membunuh banyak orang pendatang itu... Dan sekarang, dia harus di buru... Ingat saja yang nama nya wanita dengan rambut putih panjang, kulit putih porselen dan kimono putih dengan motif sakura di sana"
Kedepan nya, dia pasti akan menjadi buronan.
Shiroi berjalan ke suatu hutan dan dia berhenti berjalan dengan senyum senang. "Ini dia.... Hutan sesat, tempat dimana kedua peri itu harus ada di sini.... Aku akan membuat sihir perlindungan untuk mereka...." Dia berdiri tegak lalu menutup matanya dengan sangat lelap dan dengan wajah tenang itu, dia membuat sebuah kumpulan debu yang terbang menjadi sebuah butiran salju yang melayang ke dalam hutan sesat itu, debu debu yang lewat, di ubah menjadi butiran salju yang lembut dan terbang mengelilingi hutan sesat membentuk sebuah perlindungan dan dari sana dikatakan, bahwa Shiroi membuat sihir perlindungan dari debu salju yang ia buat, lalu setelah selesai, dia mengucapkan mantra.
"Salju putih terhormat, Shiroi bertanggung jawab atas semuanya yang telah di terbang kan debu salju"
Di saat itu juga, dia membuka mata dan hutan sesat tampak sudah ada perlindungan, dengan begitu tidak akan ada manusia yang bisa masuk ke sana.
"Bagus, sekarang aku akan kembali.... Dan memberitahu kedua peri itu" Ia berbalik dan berjalan pergi.
kembali ke kota LIMO. Dan tak di sangka, sangka, dia bertemu dengan Shine dan Luna.
"Shiroi-san!!"
Hal itu membuat Shiroi menoleh dan melihat mereka. "Ah, halo, lama tidak bertemu ya" Dia melambai.
"Shiroi-san, sebenarnya kau kemana saja, kenapa pergi selama lebih dari 4 hari, kami benar benar cemas dan tak tahu harus apa.... Setiap malam hanya bisa bangun ketakutan tanpa mu, karena kami tidak terbiasa di dunia manusia" Tatap mereka dengan kecewa.
"Hah, astaga, aku benar benar minta maaf, aku lupa memberitahu kalian untuk menyewa penginapan, aku minta maaf" Shiroi menatap panik.
"Duh, kamu harus bertanggung jawab pokoknya" Luna menatap mengambek.
"Ah begini, aku sudah memberikan perlindungan pada hutan sesat milik kalian, kalian bisa ke sana dengan aman dan tenang, itu adalah tempat tinggal kalian" Kata Shiroi.
"Wah benarkah.... Kalau begitu kami benar benar berterima kasih" Mereka tampak senang.
"Yup, tak masalah, sekarang kembalilah ke tempat kalian agar aman.... Manusia di sini tidak mengetahui kalau kalian peri kan?"
"Tidak, mereka hanya menganggap kami sepasang gadis imut"
"Ah bagus deh..."
"Kalau begitu, kami pergi sekarang" Tatap Shine.
"Ya, hati hati di jalan ya" Balas Shiroi.
"Tentu, semoga kita bertemu lagi!" Luna menambah lalu mereka berdua berjalan pergi dan Shiroi melambai pelan ketika mereka sudah jauh.
Lalu dia menghela napas panjang. "Fyuh.... Banyak yang terjadi di sini.... Aku sangat lelah pastinya... " Gumam nya sambil melihat sekitar.
Tapi ia baru sadar sesuatu dan ingat seseorang yang pernah menjalin cerita dengan nya, yakni Hazuki.
"(Ah aku jadi penasaran bagaimana kondisi ibunya, pasti dia kaget aku kembali ke sini hihi....)" Shiroi berjalan ke rumah Hazuki. Ia bahkan masih melihat rumah Hazuki sendirian di sana. Lalu mendekat dan mengetuk pintu, tapi tak ada yang menjawab. Shiroi terdiam bingung, ia melihat sekitar tapi rupanya ada yang membuka pintu.
Itu adalah ibu Hazuki yang masih lemas. Ia menatap Shiroi dan menjadi senang. "Oh, kamu pacarnya Hazuki"
Shiroi menoleh dan tersenyum. "Bibi, bagaimana kabar bibi... (Aku bukan pacarnya, tapi ya sudahlah, dia juga sudah tua, nanti kalo aku mengagetkan nya malah masalah)" Tatap Shiroi mendekat.
"Aku baik baik saja, aku benar benar senang kamu kembali lagi ke sini karena Hazuki bilang bahwa kamu pergi sangat lama"
"Hehe, aku hanya pergi sebentar, oh iya, dimana Mas Hazuki?" Tanya Shiroi.
"Dia bekerja sebagai pandai besi, membuat senjata di satu toko di kota itu" Kata ibu Hazuki. Lalu Shiroi terdiam.
"(Rupanya dia sudah menemukan pekerjaan yang cocok dengan sangat cepat ya)" Ia ikut senang. "Kalau begitu, aku akan menjemput nya" Kata Shiroi.
"Ya, kencan lah dengan nya dan cepatlah bersatu" Tambah ibunya membuat Shiroi hanya bisa menerima itu, dia tidak mau menerangkan bahwa ia bukan pacar Hazuki karena takut membuat ibu Hazuki khawatir.
Setelah itu ia memutuskan untuk masuk ke tempat pandai besi.
Masuk ke sana seketika melihat banyak senjata pedang kecil besar, cantik sederhana dan yang lain nya. Di tempat meja kasir ada seorang pria menatap nya. "Halo nona cantik, mau mencari pedang?" Tatap nya.
"Ah, aku mencari sesuatu, aku mencari Mas Hazuki" Kata Shiroi mendekat padanya.
"Hazuki? Wah, sebagai apanya kamu nona cantik?"
"Aku hanya sebagai teman nya saja"
"Hoho apakah itu benar, pria sekuat Hazuki itu kamu hanya teman nya?" Tatap pria itu bercanda sedikit membiat Shiroi hanya terdiam menerimanya meskipun dalam hatinya ia harus menganalisis kesabaran nya.
"Masuk saja ke dalam nona, dia sedang membuat senjata" Tambahnya.
"Terima kasih" Shiroi lalu masuk dan seketika melihat di sana ada tempat pembuatan senjata dan di sana hanya ada Hazuki yang terduduk memukul mukul besi dengan telanjang dada dan keringat yang terus terlihat. Ia menoleh dan seketika terkejut menatap Shiroi di sana.
"Kau?!" Langsung berdiri dan mendekat.
"Halo Mas Hazuki, aku kembali ke sini, kamu benar benar sudah bekerja dengan baik ya" Tatap Shiroi.
". . . Aku..... Aku hanya sebatas bekerja untuk mencari uang, kenapa kamu kembali lagi? Bukankah kau bilang padaku kau akan pergi lama dan berharap kita bertemu di tempat lain?"
"Ya aku memang mengatakan begitu, tapi hatiku ingin tetap di sini saja karena aku belum sepenuhnya mengenal kota ini hehe" Kata Shiroi. Di saat itu juga, Hazuki terdiam. Ia menghela napas panjang, tapi pria tadi datang.
"Wah, ada dua orang yang lagi mesraan nih" Tatap nya membuat Shiroi menoleh.
"Apa yang kau katakan" Hazuki melirik kesal.
"Shiroi, dia adalah pemilik kedai ini, Dwarf" Kata Hazuki.
"Ah, jika tidak salah, Dwarf itu artinya pandai besi kan, dia membuat senjata yang sangat banyak dan menjual nya pada petaulang yang mampir ke kota ini" Tatap Shiroi.
"Ya, kamu benar nona, apakah kamu ingin melihat senjata senjata nya nona" Dwarf mempersilahkan Shiroi ke depan lagi.
"Terima kasih" Shiroi lalu berjalan duluan. Dwarf menatap ke Hazuki yang menatap datar. "Kau beruntung, wanita mu cantik" Kata dia dengan ucapan bibir tanpa suara membuat Hazuki terdiam di tempatnya dan tidak ikut keluar dari sana karena dia masih harus menyelesaikan pekerjaan nya.
"Di sini ada banyak pilihan pedang yang bagus, mungkin nona cantik ini tertarik bisa memilih satu" Kata Dwarf.
"Wah sangat cantik" Shiroi terkesan melihat itu semua. Tapi ia terdiam sebentar melihat besi pedang itu.
"(Tunggu, kenapa aku merasakan hal tidak enak pada pedang pedang itu? Apa itu semacam pedang tipuan? Tidak mungkin kan dia menjual pedang ataupun senjata tipuan)" Pikirnya mulai curiga.