"(Untuk saat ini, aku perlu menyelidiki hal yang ada di sekitar desa ini, dan ini benar benar misterius sekali, mungkin ada beberapa orang yang menarik di sini…)"
Pikir nya dengan serius, hingga ia menemukan suatu kedai warung yang berdiri di depannya. "(Wahh…. Aku sedang lapar sekarang, aku ingin makan saja dulu….)" Pikirnya dengan senang, lalu masuk ke dalam warung makan itu.
Ketika ada di dalam, dia sudah terlihat memakan perlahan tetapi siapa sangka, ada seseorang yang datang, itu seorang pria yang terlihat dari jauh sedang menatapnya dengan tatapan yang sungguh sangat tajam dan licik, lalu dengan tiba tiba berjalan mendekat ke meja Shiroi dan langsung duduk di dekatnya membuat Shiroi merasa tidak enak.
"(Kenapa dia ada di dekatku, bukankah banyak sekali tempat duduk di samping nya… Kenapa harus di dekatku…)" Shiroi mempercepat makan nya lalu akan berdiri, tapi siapa sangka, pria itu mendadak dan tak di sangka sangka, dia memegang bahu Shiroi membuat Shiroi terkejut menoleh padanya dengan tatapan yang sungguh sangat serius.
Lalu pria itu mengatakan sesuatu. "Wanita cantik, bukankah kau ingin bermain di sini, ayo bermain dengan ku…)" Sepertinya dia dari awal memang tertarik untuk menggoda Shiroi.
Namun siapa sangka, Shiroi langsung memutar lengan nya, dia memutar lengan pria itu sampai terputar dan pastinya tulang nya hancur. Tak hanya itu, dia memutus nya dan langsung melompat mundur.
"Aaaahhh....!!!!! Sialan!!!.... )" Dia tampak kesakitan memegang tangan nya dan juga berteriak dengan sungguh sangat keras.
Shiroi hanya terdiam dengan tatapan yang sungguh sangat datar. "Kau memang nya siapa, kau tidak bisa sembarang menyentuhku begitu saja….!!!" Dia menatap serius.
Pria itu tampak terdiam kesal. "Akhh!!!… Dasar Wanita jalang, beraninya kau melakukan ini padaku!!!, aku akan membalasmu!!!!.... Apa kau tahu aku ini siapa, aku bukan orang sini, dan kau berani sekali membuat lengan ku patah!...!!!"
Seketika, ada beberapa banyaknya orang tampak datang dan berpenampilan seperti orang dari luar desa tengah mengepung kedai itu membuat Shiroi menatap dengan waspada.
Aku tidak tahu bahwa dia memiliki banyak orang seperti ini, pastinya, orang orang ini bukan dari desa ini, mereka hanya pendatang sepertinya, mungkin aku hanya harus diam saja… Pikirnya dengan mencoba tenang…
Hei, kau benar benar sungguh sangat jalang di sini, lihat saja aku akan membunuhmu di sini….)" Dia tampak menatap sangat kesal pada Shiroi yang hanya diam, dia mengatakan itu sambil menarik pedang nya dan langsung mengarahkan ujung nya di leher Shiroi.
"Aku akan membunuhmu, dengan siksaan, bakar tempat ini!!!" Teriaknya sambil berjalan pergi dengan satu lengan yang lemas kesakitan.
Lalu semua orang itu terlihat mengeluarkan sejumlah api dari obor dan langsung melemparkan api mereka ke dalam warung itu membuat semua orang yang ada di sana benar benar terkejut dan langsung melarikan diri, tapi Shiroi tidak, dia menatap tajam ke luar menatap mereka yang membakarnya di dalam.
Semua orang yang ada di luar, termasuk orang tadi, dia tertawa sungguh sangat keras sekali melihat Shiroi terbakar di sana. Sendirian di dalam sana.
"Hahahaha, mati kamu jalang, berani sekali melawan ku, tukarkan jiwamu untuk membalaskan dendam tangan ku yang hancur ini… Sialan!!!" Orang itu berteriak begitu, benar benar sungguh sangat kejam, dan Shiroi malah cosplay jadi patung.
Tapi siapa sangka, di antara tawa nya yang keras menikmati Shiroi terbunuh di sana, dia mendadak terkejut karena Shiroi keluar dari warung yang terbakar sangat cepat itu, dia berjalan keluar dengan santai dan tenang dan tatapan yang sungguh sangat tajam.
Semua orang terkejut melihat hal itu, tak ada luka bakar maupun apapun dari dirinya yang terbakar, dia seperti tidak terkena api besar itu sama sekali, padahal dalam hitungan detik, api itu jelas sekali dapat membunuhnya dengan membakarnya.
"A... Apa itu, dia monter…. Mereka tampak ketakutan begitu melihat Shiroi keluar dari sana.
Shiroi berjalan mendekat ke pria itu yang tampak ketakutan tapi ia sekaligus juga tampak berani. "Kau…. Siluman?!!!" Dia langsung menganggap Shiroi siluman, lalu Shiroi mendekat dan mengatakan sesuatu. "Aku lebih dari siluman…" Ia langsung menatap tajam.
"Akhhh… Pergilah kau!!!!" Dia akan menebas pedang nya, tapi Shiroi menghilang dengan melesat mundur begitu saja dan siapa sangka, dia langsung ada di atap rumah desa itu.
"Hmp…." Dengan tatapan yang sangat tajam, lalu dia berlari pergi melesat menghilang dari pandangan mereka itu.
"Hah, siapa dia sebenarnya, kenapa langsung menghilang begitu saja… Kenapa bisa terjadi!??" Mereka tampak tidak percaya.
"Mungkin dia siluman, atau yang lain nya, jiika kita jual, kita mungkin dapat banyak uang, bagaimana bos?" Mereka menatap pria tadi yang terdiam.
"Cih… Baiklah, kita buru dia, uang nya akan aku buat berobat tangan ku, jika kita berhasil menangkapnya, kita akan kaya… Tapi, kalian tahu bukan, bahwa dia siluman, jika siluman, dia perlu dikalahkan oleh orang kuat yang dapat bekerja sama dengan kita…"
"Bos, sepertinya aku tahu…." Salah satu dari mereka tampak berpikir licik membuat semuanya menoleh padanya dengan bingung.
Di sisi lain, Shiroi berjalan pelan dengan melewati banyak ladang sawah, dia melihat ke belakang bahwa orang orang tadi tidak mengikutinya, lalu dia menghela napas Panjang. "Fyuh….. Benar benar menakutkan deh…."
Dia tampak terdiam, lalu tak sengaja mendengar sesuatu seperti aliran deras air.
"(Oh, aku mendengar sesuatu, aliran air…)" Ia tampak senang, lalu berjalan ke sumber itu, dimana dia benar benar ke sana dan melihat aliran sungai air yang sungguh sangat jernih.
"(Wah… Aku jadi ingin mandi deh, mandi aja yah….)" Dia akan melepas bajunya, tapi siapa sangka dan tak di sangka sangka, ada tangan besar yang langsung menyerangnya dengan mendekap mulutnya membuatnya terkejut dan tubuhnya langsung tertarik begitu saja, untungnya dia belum telanjang tadi dan orang itu menutup kepala Shiroi yang mencoba memberontak tapi tak bisa. Dia tetap di bawa pergi dari sana.
Tak lama kemudian, penutup kepala Shiroi terbuka dan dia bisa melihat apa yang terjadi.
Dia menatap seorang pria yang memiliki tubuh besar tengah duduk di sana membelakanginya di tengah hutan itu.
Sementara dia sendiri sedang terikat di kedua lengan dan kakinya.
"(Apa ini….. Aku harus cepat melarikan diri dari sini, tapi bagaimana caranya….)" Dia tampak bingung dan khawatir.
Tapi siapa sangka, pria itu berdiri dan menoleh pada pohon yang bersama di ikat dengan Shiroi yang juga menatapnya.
Shiroi menjadi terdiam Ketika melihat wajah pria itu yang rupanya tertutup sebuah karung dengan hanya menyisakan lubang kantung di bagian kedua mata nya untuk melihat.
"Tetaplah, diam di sana" Tatapnya dengan wajah yang sungguh sangat menyeramkan padahal ada penutup kantung.
Shiroi terdiam menatapnya tapi ia bingung, ketika ada pria datang, tepatnya pria dengan tangan patah tadi. "Ahahhaa.... Sialan.... Kau gadis jalng, lihatlah, kau di tangkap dengan begitu mudah ya...." Dia menatap mendekat membuat Shiroi agak ketakutan.
Lalu pria itu menatap pria besar itu. "Hei, kau harus melakukan nya.... Jika tidak, kau tak akan membayar mu"
"Apa dia akan di bunuh?" Tanya Pria besar itu.
"Yah tentu saja, dia akan aku bunuh nanti dan tubuhnya akan di jual..."
"Tapi, bukankah dia hanya wanita?" Pria itu entah kenapa membela Shiroi membuat Shiroi terdiam bingung.
"Halah, mendingan kamu diam saja...." Pria itu menatap kasar lalu berjalan pergi dari tempat itu.
"Kamu...." Shiroi menatap membuat mereka saling menatap juga.
"Kenapa kamu membela ku?"
"Kau hanya heran, wanita seperti mu ingin di bunuh dia dan sekarang, kau tidak bisa apa apa"
"Ah, begitu.... Kamu membela ku ya... Ngomong ngomong nama ku Shiroi" Tatap Shiroi.
Tapi pria itu terdiam dan membuang wajah.
"Kenapa? Apa ada yang salah?" Tatap Shiroi.
"Tidak, aku tidak pantas.... Wajah ku sangat mengerikan"
"Mengerikan? Kenapa mengerikan, kamu telah membela ku bukan" Tatap Shiroi dengan senang.
". . . Aku hanyalah orang jahat, aku di anggap jahat oleh mereka hanya penampilan ku, sehingga aku sering kerap di sewa untuk membantu mereka melakukan sesuatu dengan resiko kejahatan tinggi, itupun juga yang membuat ku tampak menyeramkan" Kata Pria itu, rupanya dia tidak sepenuhnya bisa di bilang jahat.
"Ah, aku mengerti... Kamu sama seperti ku, hanya saja bukan penampilan yang membuat mereka takut, melainkan julukan untuk ku, aku tak akan memberitahu nya, intinya.... Orang orang memiliki sikap yang tak dapat di nilai oleh mata orang lain, jadi mungkin kamu bisa melakukan perbuatan baik di sela waktu mu" Kata Shiroi.
"Aku tak bisa melakukan itu, mereka sungguh sudah menilai ku buruk..."
"Tidak sepenuhnya jika kau suka membantu, jadilah orang baik jika kau tidak ingin terlihat menyeramkan, manfaatkan tubuh mu untuk membantu bukan di manfaatkan orang lain... Jika begitu terus, seumur hidup pun kau juga bakal di kenal menyeramkan hanya karena wajah mu, kupikir kau adalah salah satu dari orang orang jahat itu, rupanya kau hanya di sewa secara sengaja"
Pria itu menjadi terdiam, dia agak terbuka dengan perkataan Shiroi, tapi ia tak setuju, dia lebih memilih diam dan membelakangi Shiroi.
Hingga pada akhirnya. Pria dengan lengan patah itu datang dengan pedang di tangan satunya. Dia dengan wajah seringai akan siap membunuh Shiroi di tempat.
"(Sepertinya, ini akhir bagi ku)" Shiroi menatap pasrah dengan senyum kecil.
"Mati kau jalang!! Kematian mu ada di sini!!" Ia mengayunkan pedang nya tapi siapa sangka, pria besar tadi melindungi Shiroi dengan tubuhnya sehingga yang tertebas itu tubuhnya.
"Hah?! Apa yang?!!" Shiroi tampak terkejut tak percaya.
"Apa yang kau lakukan Sialan.... Terserah lah...." Pria itu akan mengayunkan pedang pada Shiroi lagi.
Tapi tak di sangka sangka, tubuhnya tertebas dari belakang dan yang melakukan nya adalah samurai kemarin yang ingin membunuh Shiroi tapi Shiroi melarikan diri. Mereka kembali bertemu.
Shiroi menatap tak percaya lalu Samurai itu mendekat melepas tali pengikat tubuhnya.
Dengan cepat, Shiroi berlari ke pria besar yang terbunuu tadi. "Tuan.... Tuan!!!" Shiroi memanggilnya membuatnya membuka mata dengan lemas.
"Tolong... Buka penutup kepala ku" Tatapnya pada Shiroi yang terdiam lalu mengangguk dan membuka penutup kepala pria itu. Wajahnya memang menyeramkan tapi bagaimanapun juga, dia menyelamatkan Shiroi.
"Kenapa kamu... Melindungi ku?" Shiroi menatap sedih.
"Kau bilang, aku harus berbuat baik di sisa waktuku, biarkan aku menjadi orang baik di kematian ku"