Malam itu, Shiroi tampak berjalan di lorong kerajaan pedang itu dan juga, ia mendengar suara orang bicara di sebuah kamar yang terbuka sedikit.
"Aku tahu itu, tapi bukankah jika mendapatkan persetujuan dari pihak kerajaan naga, itu akan baik baik saja bukan"
"Aku tetap tidak mau, memang nya kita bilang nya bagaimana, sudahlah, biarkan saja aku ada di sini.
"Tunggu Yuki, aku memang berpikir bahwa kerajaan putri Chloe memang menguasai tempat padang pasir, dia tidak berhak membuat kota, tapi kamu....Kejaaan mu sudah paling tepat bergabung di wilayah ku atau Kota LIMO..... Jika kau bertindak begini, kau tidak akan di anggap dia banyak kota, dengan kerja sama antar wilayah, kau bisa melakukan apapun dan di kenal dunia"
--
Shiroi yang mendengar itu menjadi terdiam dan tersenyum kecil. "Sudahlah, aku tak mau ikut campur..." Dia berjalan pergi.
Kemudian, esok harinya, Shiroi bersiap pergi tapi ia di cegah Yuki secara tiba tiba.
"Hei.... Kau mau kemana?" Dia menatap tajam.
"Um, aku mau pergi"
"Pergi kemana? Bukankah kamu itu ingin ada di sini?"
"Um.... Aku tidak bilang begitu, aku hanya menunggu malam setelah itu kembali ke kota LIMO.... Karena aku meninggalkan teman ku di sana" Kata Shiroi.
"Haiz..... Baiklah kalau begitu.... Sampai jumpa, oh jangan lupa, jika kau tersesat, kembali saja kemari hehe" Kata Yuki dengan nada menakut nakuti.
"Hah, apa maksud mu?!" Shiroi menatap tak percaya.
--
Setelah itu, Shiroi mulai berjalan tapi ia tidak sadar, bahwa yang di bilang Yuki itu benar bahwa dia menuju jalan yang salah.
"(Aduh, kok baru sadar sekarang, aku tersesat.... Kenapa aku bisa tersesat, apa jangan jangan putri Yuki sengaja melakukan itu.... Ck...)" Ia tampak kesal.
Bahkan hingga malam hari, dia sampai menemukan sebuah desa di depan nya.
Di desa kecil itu, menunjukkan malam ini bulan terlihat indah tapi ada dua samurai sedang berhadapan diantara sawah yang begitu luas dan semua gelap.
"Kau telah membunuh semua Samurai itu kau juga harus membayarnya karena kau juga menghianati kita semua" Kata salah satu dari mereka yang mulai menyerang tapi ia tertebas dengan sangat mudah dan mati jatuh ke sawah begitu saja, pembunuhnya tak lain adalah samurai yang berada di depannya itu yang ia marahi tadi dan sekarang dia telah membunuhnya.
Legenda buronan yang pertama muncul setelah puluhan tahun lamanya sementara orang yang tadi menebas ini muncul ketika pertengahan dimulai jadi dia sudah muncul menyusul mereka dan menjadi seorang pembantai Samurai.
Kisah ini diambil di sebuah desa yang begitu dekat dengan sawah dan juga tanaman-tanaman lainnya membuat Desa ini terlihat begitu kecil tetapi memiliki ladang sawah yang begitu luas di sana juga pastinya banyak orang-orang pendatang yang datang dengan tujuan untuk kebaikan maupun kejahatan.
Sementara itu, Shiroi yang telah pulang dari Kerajaan Pedang, Dia berjalan ketika malam hari.
"(Ini salahku sendiri karena meremehkan perkataan itu dan sekarang aku malah berjalan sampai sore hari sehingga aku memiliki waktu malam hari dan aku sedikit takut di sini, Bagaimana jika ada bahaya yang menghampiriku.... Ah buat apa takut kan aku iblis...)" Ia hanya meremehkan situasi dan terus berjalan hingga menemukan Desa tadi dan juga dia tertarik untuk masuk ke dalam sebuah angkringan yang berdiri tidak jauh dari tempatnya saat ini.
"(Oh Ternyata di desa itu ada angkringan hangat rupanya, aku bisa meminta teh hangat di sana kan semoga tidak ada orang..)" Pikirnya sekali lagi lalu ia masuk ke dalam angkringan itu dan duduk di bangkunya lalu memesan.
Tapi sebelumnya pemilik angkringan itu telah menoleh padanya dan menawarinya duluan. "Halo wanita cantik kamu ingin pesan apa di sini?"
"Aku ingin teh panas tolong..." Balas Shiroi lalu pria penjaga angkringan itu menjadi menggangguk dan mulai menyiapkan pesanannya, beruntungnya tidak ada orang di sana dan Shiroi yang hanya bisa tenang.
Tak lama kemudian, si penjual memberikan secangkir teh. Tapi itu bersamaan dengan seseorang yang datang yakni seorang pria dengan penampilan Samurai dan pedang di pinggangnya. Hal itu membuat Shiroi menoleh padanya dengan lirikan kecil dan wajah yang sedikit curiga.
"(Oh penampilan ini aku tentu saja mengenalinya di berbagai tempat dia mungkin itu disebut pembantai Samurai dalam bahasa sejarah mereka sudah ada sangat lama tapi legenda buronan pertama muncul duluan sebelum mereka, tentunya tujuan pembantaian Samurai ini melakukan pembantaian adalah untuk mengurangi populasi manusia-manusia kuat dan menghancurkan sejarah Oda Jepang...)" Pikirnya dengan serius tapi ia mencoba tidak peduli dengan situasi Itu dan fokus pada secangkir teh yang telah diberikan tadi.
"(Ah sangat hangat sekali minum teh panas di tengah malam yang akan menjadi dingin nantinya..)" Ia menikmati tehnya.
"Tuan bisakah aku tambah lagi...?" Tatap Shiroi padanya.
"Wah maaf Nona, tapi tehnya telah habis" Si pemilik membalas tapi kebetulannya bahwa orang yang berpenampilan seperti Samurai tadi kebetulan juga meminum teh yang sama seperti Shiroi, dan ia belum meminumnya sampai sekarang.
Dia kemudian mendorong cangkirnya untuk Shiroi yang terdiam bingung.
"Ambil saja itu...." Kata pria itu membuat Shiroi masih terdiam bingung.
"(Kenapa dia memberikan tehnya padaku Apakah ini karena teh terakhir di sini dan yang aku lihat tadi dia hanya ngelamun sambil menatap cangkir teh itu.... Ah sudahlah aku minum saja..)" Shiroi mengambil cangir teh itu lalu minumnya perlahan.
Sementara pria itu berdiri dan berjalan pergi membuat suasana terdiam.
"Jadi dia sama saja mentraktirku...."
"Apa kau tahu dia tadi siapa?" Tanya pria penjaga angkringan itu membuat Shiroi menerima.
"Dia membawa pedang di pinggangnya.... Apa dia, samurai?"
"Itu benar sekali, dia adalah Samurai dan akhir-akhir ini di sekitar sini, bahwa telah berceceran rumor mengenai pembantaian yang ditakuti banyak orang diantaranya pembantaian samurai, hal itu terjadi ketika ditemukannya sejumlah mayat di berbagai Desa ini, intinya samurai yang pernah datang ke sini akan langsung ditemukan mayatnya di desa ini dan pelakunya tak lain adalah dia itu kami tidak berani untuk mengeroyoknya Karena kami tahu kekuatannya Seperti apa dan itu juga bukan urusan kami karena Samurai yang dia bunuh itu adalah samurai dari kota lain bukan dari Desa ini...."
"Ah begitu, memang nya apa yang dilakukan samurai di sini?" Tatap Shiroi.
"Mengenal bahwa yang namanya perang samurai itu akan melibatkan dua pihak dan diantaranya prajurit itu adalah para samurai samurai yang berani mati di medan perang tetapi sebagian tidak akan berani mati dan mereka lebih memilih untuk berlari melarikan diri dari perang dengan kata mereka memanfaatkan pekerjaan mereka dengan lari dari perang mengaku bahwa mereka menguasai wilayah dengan menang tanpa luka sekalipun lalu mereka menindas warga-warga di sini dengan roda atau motif mereka yang sudah sangat jelas... Kami juga pastinya hanya diam saja karena mereka juga membawa pedang dan juga senjata-senjata tajam lainnya..."
"(Ah jadi begitu ya memang benar sih banyak sekali kasus yang seperti itu kasus Samurai yang lari dari perang. Mereka benar-benar payah...)" Pikirnya lalu ia berdiri.
"Tuan Terima kasih banyak, totalnya berapa tadi?"
"Maaf nona cantik tapi aku ingin bilang sesuatu bahwa Sebenarnya tadi ketika dia datang tepatnya yang kita bicarakan ini dia telah membayar yang kamu minum, jadi kamu tidak usah membayar..." Kata pria itu membuat Shiroi terdiam bingung.
"(Apa maksudnya, kenapa dia bersikap begitu Padahal kita tidak pernah bertemu kan, kita bahkan tidak pernah bertemu di suatu tempat atau yang lainnya apa dia tertarik denganku, karena mungkin aku tadi meliriknya ya Aduh apa dia sedang menungguku di suatu tempat ya...)" Shiroi mulai khawatir lalu ia menatap pria itu. "Baiklah Tuan terima kasih banyak kalau begitu aku pergi dulu.."
--
Ketika Shiroi berjalan keluar dari angkringan itu, Dia kebetulan melihat pria tadi kita sebut saja sebagai pria Samurai. Sedang berdiri membelakanginya tepatnya dia menatap sawah di depannya dan membelakangi Shiroi.
Shiroi terdiam bingung. "(Kupikir dia sudah pergi jauh ternyata dia berhenti di tempatnya saat ini...)" Shiroi tampak sedikit ketakutan tapi pria itu menoleh padanya dengan tatapan yang sangat-sangat datar.
"Ah anu untuk minumannya tadi aku benar-benar terima kasih...." Tatap Shiroi sambil berjalan mendekat.
Tapi ketika Shiroi mendekat, orang itu menjawab dengan sesuatu yang secara tiba-tiba. "Tak apa-apa....
Dia bilang begitu sambil menarik pedangnya dan seketika akan menebas Shiroi.
Shiroi refleks menghindari itu, ia bahkan dengan tetapan yang terkejut masih tak percaya dia akan ditebas begitu saja sembari dia mendekat. "(Apa itu tadi apa dia ingin membunuhku di sini, rupanya benar dia memang ingin Membunuhku....)"
"Kenapa menghindar begitu cepat, bukankah kau sudah tahu aku ingin membunuhmu..." Tata pria itu membuat Shiroi semakin yakin bahwa dia ingin membunuhnya.
"Apa yang akan kamu lakukan, Bukankah kamu hanya membunuh Samurai Kenapa kamu membunuh wanita sepertiku, Aku bahkan baru saja datang dari tempat yang sangat jauh dan tak sengaja melewati jalur yang salah hingga menemukan Desa ini... Kenapa kamu tiba-tiba ingin membunuhku bahkan kita tidak pernah bertemu dan aku tidak pernah membuat masalah denganmu..." Tatap sesuai dengan tatapan yang sangat serius.
"Kita memang tak pernah bertemu tapi entah kenapa jiwaku hanya ingin membunuhmu, kau sangat cantik untuk wanita yang begitu sangat berani keluar malam-malam begini aku jadi ingin bermain dengan mayat mu nanti...." Tata pria itu dengan mendadak melakukan hal yang sama yakni akan menebas tubuh Shiroi, tapi untungnya dia menghindar dengan cepat.
Tapi, pria itu benar-benar kehilangan jejak darinya karena Shiroi tiba-tiba saja ada di atas pohon, dengan baju kimono yang panjang dan rambut berkilau putih dia menatap dengan Tatapan yang sangat serius. "Kupikir setelah kau memberikanku teh itu Kukira kau adalah orang baik-baik ternyata pemikiranmu buruk juga, jangan pernah mengatakan itu pada wanita lain lagi..." Shiroi menatap dingin lalu meninggalkannya pergi dengan melesat sangat cepat. Kata-kata itu menjadi sedikit menyandarkan pria itu membuatnya terdiam.
"Sepertinya dia bukan manusia, manusia tak pernah melakukan itu...."