"Apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang harus kita lakukan sekarang mereka benar-benar sangat kuat kita bahkan tidak tahu. Apa rencana mereka selanjutnya, kita tentunya harus memasang sebuah rencana yang pas dan kita harus mengetahui sebelumnya, Apa kelemahan dari siluman itu..." Kata Yuki berkata dengan tegas pada semua orang termasuk Shiroi yang ada di sampingnya.
"(Sepertinya aku hanya harus bergabung dan memberitahu padanya) Putri Yuki aku tahu masalahnya ada dimana, karena aku pernah menghadapi ini di berbagai tempat dan aku tahu kelemahan mereka" Tatapnya membuat Yuki menatap sekaligus semua orang juga menatap ke arahnya
"Apa itu Katakan padaku sekarang atau kita akan dimakan oleh mereka sekarang"
"Begini, jika ada suatu siluman yang memiliki populasi secara berkelompok dan adanya sebuah sarang yang berisikan Ratu membuat mereka seperti dijuluki hewan-hewan kecil yang suka bekerja keras membuat sarang seperti semut, lalat, lebah dan yang lainnya tapi yang aku tahu lalat Tentu saja tidak memiliki sarang yang sungguh sama dengan semut jadi bisa disimpulkan kelemahan mereka adalah di sarangnya....." Kata Shiroi.
Lalu Putri Yuki terdiam berpikir. "(Itu benar juga kenapa tidak terpikirkan dari tadi tentu saja mereka terlahirkan dari sarang itu sebaiknya kita langsung menyerang sarangnya....) Mungkin apa yang dikatakan kamu itu memang benar tapi bagaimana caranya kita menyerang langsung pada sarangnya apalagi jika lalat-lalat itu berkeliaran di sekitar sarang kita juga pastinya tidak memiliki celah untuk masuk ke dalam sarang maupun menghancurkan sarang itu dari jarak dekat, dan jawabannya pastinya kita harus menyerangnya dengan jarak yang jauh tetapi masalahnya kita tidak memiliki senjata jarak jauh apalagi seorang pengendali senjata jarak jauh...." Kata Yuki membuat Shiroi yang mendengar itu menjadi tersenyum kecil merasakan sesuatu, tapi sepertinya ini bukan rahasia lagi karena dia mengaku.
"Putri Yuki kamu beruntung hari ini karena aku adalah seseorang yang memegang kendali senjata jarak jauh dan juga aku juga memiliki senjata jarak jauh yang kau inginkan itu"
"Hah Benarkah kalau begitu Tunjukkan Padaku dimana senjatamu, Kenapa dari tadi tidak terlihat?!" Putri Yuki menatap agar tidak percaya sekaligus terkejut
Lalu Shiroi menatap semua orang itu. "Sebelumnya aku ingin kamu memerintah mereka untuk kembali ke tempat nya, karena aku tak mau mereka melihat" Kata Shiroi.
"Apa maksud mu, sudah jelas kita harus di sini untuk melindungi Putri Yuki! tidak mungkin kita pergi begitu saja meninggalkan nya bersama mu yang belum di percaya!!" Mereka menatap tak terima membuat Putri Yuki menjadi bimbang.
Tapi Shiroi memegang tangan Yuki membuatnya menoleh ke arahnya.
"Percayalah padaku, aku ini wanita baik" Kata Shiroi.
Yuki kembali terdiam, tapi ia menghela napas panjang dan mengangguk. "Baiklah, aku percaya padamu... Semuanya! Cepat kembali ke kerajaan pedang, aku akan menyusul" Kata Yuki.
"Putri Yuki, apa kau yakin?" Mereka menatap khawatir lalu Yuki mengangguk dan akhirnya mereka benar benar pergi dari sana.
"Baiklah, semua sudah pergi, sekarang tunjukkan padaku kekuatan mu, apa kau petualang yang kuat?" Yuki menatap.
"Um, setelah aku melakukan ini, aku akan menganggap kamu menilai ku telah membantu mu, apa kamu mengerti" Shiroi menatap lalu Yuki mengangguk dengan wajah serius.
Shiroi lalu mengarahkan tangan nya ke depan. Ia menutup mata dan memanggil. "Imaringgu!"
Seketika anting yang ia pakai di kedua telinga nya menjadi bergerak dan langsung berubah menjadi kepingan salju yang berjalan terkendali di tangan Shiroi, seketika ada busur panah yang begitu cantik putih dengan anak panah yang ada di sana siap melepaskan benang dan melesat.
Yuki yang melihat itu benar benar terkejut, lalu Shiroi mulai membidik dengan mata tajamnya.
"A itu.... Apa..." Yuki menatap masih tak percaya.
"Ini adalah Imaringgu, panah yang begitu dingin!" Balas Shiroi dan di saat itu juga, dia melepas bentar busur membuat anak panah itu melesat, sangat cepat dan dengan tepat sasaran, dia berhasil mengenai sarang yang ada di atas pohon itu.
Semua lalat lalat itu tampak menatap ke arah sarang dan siapa sangka, mendadak sarang itu berdetak seperti jantung yang berdetak sungguh sangat cepat dan perlahan menjadi besar dengan adanya garis salju menjadi es di sana.
Seketika sarang itu pecah dan Yuki yang melihat itu menjadi mendorong Shiroi, dia mendorongnya membuat mereka berdua terjatuh, dia melakukan itu karena agar tidak terkena cipratan sarang itu yang menjijikan.
Sarang itu meledak beserta semua lalat lalat itu juga meledak, mereka menjadi butiran yang hilang dan menyisakan banyak sekali kristal jiwa siluman yang dapat di jual.
Yuki bersama Shiroi bangun melihat dari semak semak. "Wah.... Kamu benar benar hebat, bagaimana kau bisa punya senjata seperti itu?!" Yuki menatap terkesan.
"(Oh, rupanya dia tidak tahu aku adalah iblis ke empat) Hehe.... Aku hanya belajar" Shiroi beruntung karen Yuki tidak menganggapnya iblis ke empat legenda buronan.
"Benar benar hebat, aku akan mengambil banyak pecahan itu" Kata Yuki mengeluarkan kantung dan berjalan ke sana memungut banyak sekali pecahan.
"Ah, aku akan membantu" Shiroi juga menyusul membantu.
Shiroi pura pura membantu karena dia benar benar mengambil satu pecahan Kimo yang ada di bawah dan langsung menyimpan nya. "(Ahaha.... Sangat mudah...)" Ia senang lalu mengambil pecahan jiwa siluman dan memberikan nya pada Yuki.
"Putri Yuki, setelah ini aku akan mengantar mu ke kerajaan pedang" Kata Shiroi.
"Ah tak perlu, aku bisa ke sana sendiri, jangan khawatir..."
"Tapi, itu tetap akan bahaya pastinya" Shiroi menatap khawatir.
"Um.... Baiklah, aku hargai itu" Tatapnya lalu Shiroi senang dan akhirnya dia berjalan bersama Yuki untuk mengantarkan nya ke kerajaan pedang.
"Maaf ya, aku benar benar terasa bawah ketika melihat wanita yang sama sama memegang senjata tapi kamu lebih kuat, padahal aku adalah putri kerajaan pedang, harusnya aku juga kuat, tapi pengelana seperti mu lebih dibilang kuat" Kata Yuki.
"Ahaha, terima kasih, seseorang memiliki kemampuan kuat nya masing masing, aku menghargai kemampuan Putri Yuki kok, dan pastinya kamu akan menjadi seorang wanita yang kuat...." Kata Shiroi lalu Yuki tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih...."
Sesampainya di kerajaan pedang, hari mulai semakin gelap membuat Shiroi terdiam khawatir. "(Keadaan hutan pasti sangat gelap....)" Dia tampak tak berani.
"Shiroi...." Tatap Yuki menoleh ke Shiroi.
"Kau bisa tinggal di sini, aku akan menawari mu tinggal di sini hingga besok, karena jika malam akan lebih berbahaya dan menakutkan" Kata Yuki dengan tatapan ramah.
"Um, apa itu akan merepotkan?"
"Haha, tentunya tidak, itu adalah sekaligus permintaan terima kasih ku karena kau telah membantu ku sangat banyak sekali, jadi ayo masuk" Kata Yuki memegang tangan Shiroi dan menariknya ke dalam.
"Selamat datang Putri Yuki, kami kira anda dalam bahaya" Kata pengawal yang mendekat.
"Shiroi telah membantu ku, dan ini.... Jual ini besok" Yuki memberikan kantung penuh dengan kristal jiwa siluman tadi membuat pengawal itu terkejut tak percaya melihat itu, apalagi dia menoleh ke Shiroi yang terdiam. "(Apa dia.... Yang membantu Putri Yuki, benar benar susah di percaya....)"
"Putru Yuki!!" Lalu ada yang datang mendekat membuat mereka menoeh. "Ada apa?"
"Anu, raja Usama mampir kemari tadi dan dia menunggu anda sangat lama" Kata Pengawal itu membuat Yuki terdiam bingung tapi Shiroi terkejut.
"(Usama?! Di kota kemarin yang aku hampiri?! Kenapa dia bisa ada di kerajaan pedang?!)" Shiroi tampak bingung.
Lalu Mereka tetap masuk hingga bertemu dengan seseorang yang berdiri menatap balkon, dia ada di balkon kerajaan sambil bergumam. "Kerajaan itu termasuk ke dalam satu tempat, bukan satu wilayah, kenapa tidak membuat nya menjadi kota saja.." Ia tampak bergumam kesal.
"Usama!" Teriak Yuki memanggilnya dari belakang membuat pria itu menoleh dan rupanya dia Usama sedang melihat Shiroi dan Yuki.
"Halo,.... Hah?! Halo?!!" Ia terkejut karena melihat Shiroi yang hanya tersenyum tak berdosa.
"Hehehe Halo..."
"Shiroi?! Bagaimana kau ada di sini?!"
"Oh, jadi kalian saling mengenal?" Yuki menatap.
"Dia seorang wanita pendatang yang membantu ku sangat banyak, aku benar benar berhutang budi padanya dan soal rambut mu, Shiroi, aku benar benar minta maaf dan seprtinya sudah terpasang kembali ya" Usama menatap.
"Iyap, tak apa, itu hanya kecelakaan, aku juga tidak tahu apa yang Raja Usama lakukan di Kerajaan pedang"
"Ehem, aku tak tahu apa yang terjadi di antara kalian, tapi aku hanya ingin bilang pada mu, Usama... Bahwa kau salah hari, aku bilang nya besok, bukan sekarang, karena kita akan membahas nya besok bersama Putri Chloe" Kata Yuki.
"Tak apa, Aku akan menunggu, sekalian tinggal di sini, terima kasih sudah mengizinkan ku tinggal, jadi aku akan ke kamar sekarang" Kata Usama yang berjalan melewati mereka membuat Yuki menghela napas kesal.
"Anu, Putri Yuki, sebenarnya apa hubungan mu dengan raja Usama?" Shiroi menatap polos.
"Sebenarnya putri Chloe yang ada di kerajaan padang pasir memiliki kerajaan yang sama dengan ku, yakni sebuah kerajaan tanpa di sebut kota maupun desa. Maksudnya kerajaan mungkin harus di sebut kota, tapi kerajaan yang aku miliki tidak besar, jadi aku dan putri Chloe hanya bisa berperang, bukan berbisnis. Di wilayah dunia ini, ada berbagai tempat terkenal yang di sebut sebagai kota, kerajaan dan desa... Aku dan putri Chloe berencana bekerja sama membuat kota bersama di tengah tengah gurun pasir dan wilayah normal ku, tapi itu mungkin tidak efektif.... Karena bagaimanapun juga kita harus membuat kota..."
"Kota?! Tapi bukanlah kota di sini sudah tak tersisa nama nya, memang nya mau di kasih nama apa nantinya" Tatap Shiroi seketika Yuki terkejut.
"Hm, itu mungkin benar juga.... Aku benar benar bodoh tidak memikir itu, mungkin aku hanya harus bilang pada putri Chloe besok" Tatapnya membuat Shiroi terdiam.
"(Siapa itu putri Chloe?)" Shiroi bingung, dia tidak tahu karena yang pernah bertemu dengan Chloe hanyalah Rokuro.