"Tapi jika aku boleh tahu, sudah berapa lama desa ini terkutuk?" Tatap Shiroi mendengar pada ketua dan Hazuki yang tengah berhadapan.
"Sebenarnya ketika aku masih kecil, dan ayah ku masih memegang kendali desa ini, selama hal itu terjadi, ada sebuah percikan pecahan bintang yang jatuh ke desa ini, mereka menempel di tubuh kami semua lalu di susul pada malam gelap, kami berubah menjadi kucing dan melihat bahwa bulan memancarkan sinar aneh, hingga saat itu, aku memimpin desa ini selama 50 tahun hingga sekarang dan sekarang, kami benar benar senang karena terbebas, sekali lagi Terima kasih, dengan begitu desa ini tidak akan disebut sebagai desa terkutuk lagi" Balas ketua dengan senang.
Lalu Hazuki dan Shiroi mengangguk pelan.
Setelah pagi, mereka tampak berpamitan dan pergi melaui perahu hingga di tengah tengah laut. Hazuki masih mendayung. "Mereka bilang perahu, ini hanya sampan" Kata Hazuki dengan tampang kesal.
"Tak apa, yang penting kita bisa membantu mereka, oh iya, rencana mu nanti apa mas Hazuki?" Tatap Shiroi.
"Aku mungkin akan menjaga ibuku lagi, hingga aku harus berpisah dengan nya dan aku akan berpetualang, bagaimana dengan mu?"
"Aku juga akan sama, aku harap kita dipertemukan lagi ketika berpisah nanti, sayangnya aku masih harus menikmati makanan di sana hehe" Kata Shiroi.
Lalu Hazuki terdiam dan tersenyum kecil. "Aku bisa membantu mu, aku akan pastikan mencoba menghabiskan waktumu di sini sebelum kamu pergi" Kata Hazuki. Lalu Shiroi ikut tersenyum dan mengangguk cepat tak sabar.
Setelah sampai di sana, Hazuki menarik tangan Shiroi pelan membawa Shiroi ke kedai penjual makanan yang harus di coba.
"Apa ini? Sepertinya enak" Tatap Shiroi.
"Kamu harus coba, ini adalah dorayaki" Hazuki menunjukan makanan itu.
Lalu Shiroi memakan nya dengan wajah manisnya. "Hm.... Sangat enak!"
"Dorayaki terdiri dari pasta kacang manis yang diapit di antara dua roti mirip panekuk.
Variasi dorayaki modern dapat diisi dengan isian lain, seperti krim kocok, krim custard, dan krim rasa teh hijau" Kata Hazuki.
Lalu mereka lanjut ke makanan ke dua. Yakni Taiyaki.
"Taiyaki adalah kudapan manis dengan bentuk ikan yang rasanya mirip dengan adonan pancake. Hampir sama dengan dorayaki, kue tradisional Jepang ini diisi dengan pasta kacang merah. Seiring perkembangan zaman, taiyaki sudah mulai dimodifikasi dengan berbagai isian, seperti krim custard, cokelat, atau keju. Taiyaki paling enak dimakan saat baru matang dari panggangan saat adonan masih renyah" Kata Hazuki.
Tampak Shiroi memakan nya dengan masih panas. "Huah... Ini juga enak, banyak rasa di dalam nya, renyah seperti roti panggang" Ia benar benar menikmatinya. Lalu penjual itu menatap mereka. "Wah wah, pasangan muda memanglah bagus" Tambahnya membuat Hazuki dan Shiroi terkejut mendengar nya.
Mereka berdua hanya terdiam dan Shiroi menikmati Makanan nya.
"Kamu mau lanjut yang ketiga?" Tanya Hazuki lalu Shiroi mengangguk dengan masih mengunyah, wajahnya sangatlah manis ketika mengunyah.
"Baiklah, yang selanjutnya adalah Manju, Manju adalah roti kecil yang dikukus atau dipanggang. Kemudian, diberi isian pasta kacang manis atau isian manis lainnya. Secara tradisional kue ini memiliki bentuk bulat dengan lapisan luar yang halus. Namun, versi panga kue ini memiliki bentuk yang beragam dan juga cukup populer. Salah satu jenis manju yang terkenal adalah Momiji-manju dari Hiroshima" Kata Hazuki.
"Wah wah, dari yang aku rasakan, tekstur nya sama dengan mochi tapi rasanya berbeda, enak semua" Kata Shiroi.
Setelah selesai, pada malam hari itupun, Shiroi memakai antingnya.
"Ngomong ngomong, kemana kau akan pergi selanjutnya?" Tatap Hazuki.
"Ah, aku akan ke hutan sesat.... Aku mungkin bisa mendapatkan sesuatu di sana karena aku juga penasaran..." Balas Shiroi membuat suasana diam.
"Maaf ya, aku tidak bisa bertemu dengan ibumu, katakan saja padanya bahwa aku sedang pergi lagi.... Terima kasih untuk hari ini, mas Hazuki" Kata Shiroi. Lalu Hazuki mengangguk.
Shiroi membungkukan badan lalu berjalan pergi membuat Hazuki terdiam menatap nya pergi.
Lalu ketika di tanya ibunya. "Dimana pacar mu itu Hazuki?"
"Pacarku... Dia akan kembali lagi, tenang saja" Balas Hazuki.
--
Sementara itu Shiroi masih terus berjalan. "(Aku dengar di jalan ini adalah jalanan menuju hutan sesat, aku akan meneliti hutan sesat karena kudengar, di sana ada beberapa misteri bagus)" Pikir Shiroi. Ia terus berjalan dan berjalan di hutan hingga menemukan sesuatu yang belum ia lihat sepanjang jalanan hutan. Akar akar pohon yang ada di samping kanan dan kiri seperti menandakan sebuah gerbang.
"(Aku yakin, di sini adalah jalan menuju hutan sesat)" Pikirnya lalu ia berjalan ke sana.
Tak lama kemudian, ia menemukan bunga kecil liar yang tumbuh di antara baru di sana. Lalu ia mengeluarkan kain putih meletakan nya di atas baru itu. "(Aku dengar, hutan sesat adalah hutan yang tidak bisa ditaklukan oleh sembarang orang, aku kemari juga ingin mencari pecahan kimo jika memang ada itu berarti aku beruntung, dan juga, aku penasaran dengan hutan sesat ini, dari buku yang aku pelajari, hutan sesat dulu di buat oleh seorang peri, aku juga ingin tahu kenapa peri itu membuat hutan sesat dan apa tujuan nya)" Pikirnya kembali sambil terus berjalan. Tapi ia terdiam berhenti berjalan ketika melihat kain putih yang ia letakan di batu tadi ada di depan nya. Itu artinya dia hanya berputar jalan.
"(Ini aneh, aku akan coba lagi)" Ia kembali berjalan tapi tetap saja ketemu pada kain putih itu. Hingga beberapa kali putaran membuat nya lelah dan berhenti di dekat kain putih itu.
"(Ini benar benar aneh, aku tak tahu mana jalan yang benar dan aku sudah mengikuti arah angin juga... Tapi aku tetap berputar putar saja. Ini seperti sebuah lapisan sihir yang sengaja di buat, aku yakin ada sesuatu yang membuat sihir ini begitu menipu ku)" Shiroi terdiam, ia lalu melihat sekitar dan berdiri di tengah tengah hutan itu, ia menutup mata.
"(Aku akan menggunakan sihir pelacak dari mata ku)" Seketika di penglihatan nya, tepatnya di pikiran miliknya, muncul suatu aliran yang menggambar kan tempat nya saat ini dan ia mulai merasakan sihir kuat dari arah yang di tebak oleh pikiran nya.
"(Di sana)" Ia menemukan nya, membuka mata perlahan dan berjalan ke arah itu. Ia lalu berhenti di sebuah pohon kecil. Lalu mengeluarkan panahnya dan mundur beberapa langkah, dengan cepat menembakan anak panah di sana, seketika pohon itu retak bercahaya putih dan berlubang memunculkan cahaya. Shiroi tersenyum kecil dan masuk ke sana.
Seketika ia masuk ke dalam suatu tempat yang sangat cantik. Tempat itu terdiri dari lingkaran dan di luar lingkaran ada pohon pohon yang ada di sekitar nya dan di antara tengah tengah lingkaran itu ada sebuah pohon yang sangat besar, pohon beringin yang cantik dengan adanya cahaya cahaya kelap kelip di setiap akar atas nya.
Shiroi terkesan sambil berjalan mendekat. "(Apakah ini, tempat yang di buat oleh peri, bahkan lebih bagus dari semuanya, peri memang membuat keajaiban)" Pikirnya.
Tapi tiba tiba saja ada suara muncul dengan gemaan yang besar. "Pergilah.... Iblis"
Membuat Shiroi terdiam dan melihat ke pohon besar itu. "(Apa ada yang baru saja bicara?) Anu, permisi--
"Pergilah... Iblis... " Suara itu menyela.
"Tunggu, aku bukan --
"Pergilah.... Iblis, kau hanya akan menghancurkan tempat ini, tak akan kubiarkan kau masuk begitu saja" Kata suara itu membuat Shiroi harus berpikir dia kali melontarkan perkataan.
Tapi tiba tiba saja akar akar yang tergantung itu bergerak dan menyerang Shiroi. Shiroi terkejut mendadak, ia melompat dan menghindari itu, ia juga menggunakan busurnya untuk membidik dengan cepat dan menghancurkan akar akar itu dalam sekali bidikan tanpa ada yang meleset.
Hingga akar akar itu berhenti merambat mengurangi nya. "Aku melepasmu.... Pergilah sebelum aku benar benar menyerangmu dengan kekuatan besar" Suara itu muncul lagi.
Lalu busur Shiroi hilang terganti anting di telinga nya.
"Baiklah, aku akan pergi, tapi katakan padaku kenapa kamu mengusir ku begitu saja?"
"Ini bukan urusan mu"
"Jika ini bukan urusan ku, kenapa kamu harus mengatur ku untuk pergi? Apa aku begitu tidak berhak masuk ke dalam hal ini?" Teriak Shiroi padanya, ia melakukan nya untuk meyakinkan suara itu.
". . . Aku benci monster sepertimu, iblis yang menghancurkan semuanya, menghilang kan kebahagiaan ku dan juga, bukan makhluk yang bisa sembarang minta maaf" Kata suara itu lalu Shiroi terdiam. Ia menelan ludah dan menghela napas panjang.
". . . Aku tidak seperti itu, aku berjanji aku tidak akan melakukan hal itu, aku hanya ingin membantu--
"Aku tak butuh bantuan makhluk seperti mu!!" Suara itu kembali menyela.
"Apa aku harus menjadi manusia untuk membantumu, apakah kamu harus memandang sistem ras di sini yang di berlakukan seperti sistem kasta, jika aku manusia, belum tentu kekuatan ku menyaingi iblis... Kekuatan ku memang besar tapi aku bukan iblis yang buruk, meskipun dulu aku melakukan nya tapi ada seseorang yang memintaku berhenti dan aku berhenti melakukan hal buruk, aku kemari untuk membantumu jika itu bukan kesalahan ku dan aku akan meminta maaf jika itu adalah perbuatan ku, kau hanya perlu bercerita padaku karena ini memang misiku mendengar keluhan orang lain untuk membantunya" Kata Shiroi. Dia mengatakan nya dengan lembut tanpa memaksa, sedikit ada curahan hati di sana dan ia mengajak suara itu.
". . . Baiklah, aku pegang kata katamu, jika kamu menyerang ku, aku akan mengencam mu di sini"
"Ya, silahkan" Balas Shiroi. Seketika keluar cahaya dari barang pohon besar itu dan memunculkan seorang gadis yang melayang di sana. Rambut pirang pudar pendek, mata hijau peri dan sayap tipis cantik, menatap shiroi dengan mata besar nan terkendali nya. Ia melayang turun ke sana membuat Shiroi terdiam menatap nya.