Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 83 - Chapter 83 Shiroi Bakeneko

Chapter 83 - Chapter 83 Shiroi Bakeneko

Kali ini, seorang wanita dari kucing putih akan melanjutkan petualangan nya yang sangat menarik. Selalu dengan senang menjalaninya.

"(Hm.... Aku benar benar sangat ingin cemilan...)" Pikir Shiroi sambil berjalan di padang bukit yang luas, ia akan berjalan hingga ke tempat selanjutnya.

"(Kebetulan banget, aku akan berhenti di kota LIMO! Ada yang bilang, di sana tempatnya surga jajanan... Makanan makanan manis nan enak ada di sana semua, hm... Aku tak sabar ingin ke sana dan membeli banyak makanan)" Tambahnya dengan tak sabar, hingga sampai di sana. Tampak ada lukisan di sepanjang pagar kota.

Lukisan lukisan itu sangat cantik berbentuk promosi makanan. "Wah.... Sangat cantik, kota ini seperti kota surga saja" Shiroi tambah terkesan lalu ia juga melihat gambar lautan di salah satu tembok. "(Ah aku baru ingat, bahwa kota ini berada di pinggir pantai, jadi ada yang akan berlabuh di sana, bagus sekali deh... Tapi tetap saja aku hanya akan mempedulikan pada makanan nya hehe)" Ia segera masuk ke dalam sana. Di sana seperti kota dengan pasar yang besar, tapi bukan pasar jual beli barang, melainkan makanan yang dimaksud tadi.

Semuanya tampak tersedia. "(Uwah..... Sangat hebat, aku ingin mencoba langsung)" Ia langsung ke salah satu kedai di sana.

Ada penjual nya yang merupakan seorang pria paruh baya. "Oh halo nona cantik sekali, ingin membeli mochi?"

"Mochi... Sepertinya enak, tapi apa itu mochi?" Tatap Shiroi. Ia juga menatap banyak sekali bentuk maupun warna mochi di kaca penjual itu.

"Kue tradisional Jepang yang satu ini mungkin sudah tidak asing untuk anda nona, Mochi merupakan kue khas Jepang yang terbuat dari mochigome atau beras ketan Jepang yang ditumbuk kemudian ditambah air dan juga tepung beras" Kata penjual itu.

"Wah.... Sangat hebat... Aku ingin mencoba yang enak!"

"Baiklah nona aku akan bungkus kan" Penjual itu memberi satu kotak paket. Lalu diberikan pada Shiroi.

"Berapa harganya tuan?" Tatap Shiroi.

"Khusus untuk nona cantik ini, gratis saja, jadilah langganan lain kali, nona benar benar manis" Kata penjual itu.

"Wah Terima kasih banyak!!" Shiroi menatap senang lalu berjalan pergi. Ia berjalan sambil membuka kotak itu, tampak bentuk maupun warna yang cantik, ia memakan nya perlahan dan seketika mata miliknya berkaca kaca. "Uhm... Enak"

Setelah habis, ia benar benar menghabiskan nya. Lalu melihat sekitar dan menemukan satu kedai lagi, kedai itu menjual makanan bernama namagashi.

"Namagashi, aku tidak pernah mendengar nama itu sebelum nya" Shiroi berjalan ke sana.

Lagi lagi penjual nya adalah seorang pria paruh baya. "Halo nona... Apa anda ingin membeli nya?"

"Ya, sebelumnya apa itu namagashi?" Tanya Shiroi.

"Namagashi adalah manisan tradisional Jepang yang paling sering dikaitkan dengan wagashi. Mereka terbuat dari tepung beras dan isian pasta kacang manis, dan dibentuk dengan tangan untuk mencerminkan musim. Namagashi biasanya disajikan pada upacara minum teh. Karena sekarang hampir musim dingin, aku akan memberikan namagashi bertema musim dingin" Penjual itu memberikan satu kotak kecil penuh dengan namagashi manis nan kecil.

"Wah, Terima kasih, berapa aku harus membeli nya?"

"Untuk nona cantik ini, gratis saja ya, beritahu semua orang saja dan buat tempat ini menarik" Kata penjual, lagi lagi dia memberikan gratis.

"Ah, Terima kasih" Balas Shiroi. Lalu ia berjalan pergi.

"(Aku benar benar heran, mereka memberikan ku gratisan padahal makanan seperti ini pastinya akan mahal jika membeli sepaket begini)" Pikir Shiroi sambil memakan namagashi itu seperti marmut yang memakan nya kecil kecil.

Dia juga mencoba Makanan Daifuku. Daifuku atau kue beras lembut yang dibungkus dengan pasta kacang manis berbentuk bulat kecil atau isian lainnya.

Kue tradisional Jepang ini dibalur dengan tepung kentang agar tidak menempel saat dihidangkan

Variasi daifuku yang populer termasuk stroberi (ichigo), kacang-kacangan (mame), dan es krim.

Daifuku harus dimakan dengan cepat karena menjadi keras jika dibiarkan terbuka.

"Hum.... Daifuku ini juga enak" Kata Shiroi mencoba daifuku di depan penjual makanan satu itu.

"Ini untuk mu nona, jika suka, kemarilah lagi lain kali" Kata penjual memberikan nya daifuku.

"Terima kasih" Shiroi kali ini benar benar menerimanya dengan gratis tanpa uang. Berjalan dengan masih memakan cemilan nya, ia tak tahu bahwa ada seseorang yang diam diam mengawasinya.

Seorang lelaki yang berdiri dari balik dinding gang, mengawasinya yang berjalan melewati lelaki itu. Tatapan lelaki itu seperti ragu pada Shiroi, tak ada aura licik dari dalam dirinya, ekspresinya penuh dengan kekosongan.

--

"(Oh... Aku tahu makanan itu!!)" Shiroi melihat penjual Dango.

Dango adalah pangsit kukus, kecil, kenyal yang terbuat dari tepung beras. Mereka biasanya disajikan ditusuk tiga atau empat batang dan atasnya dengan saus manis atau pasta kacang. Kue tradisonal Jepang ini juga biasanya ditambahkan ke makanan penutup lainnya, seperti anmitsu dan oshiruko. Seperti daifuku, dango paling enak dimakan segar.

Tampak Shiroi kembali berjalan dengan memakan Dango yang baru saja ia beli. "(Sangat enak)" Ia benar benar menikmati nya.

Tapi tiba tiba saja, ketika Dango nya sudah habis, ada lelaki yang menabrak nya hingga Shiroi akan terjatuh

"Ah!"

Lelaki itu menoleh dan melihat Shiroi terjatuh duduk.

"Auw... Sakit"

Semuanya bahkan melihat ke arahnya, laki laki itu terkejut dan langsung mengulur tangan dan rupanya, dia adalah lelaki yang mengintip tadi.

"Maafkan aku nona, aku tidak sengaja" Tatap nya.

"Ah, tak apa apa" Shiroi berdiri sendiri membuat uluran tangan lelaki itu kosong.

"Kalau begitu aku akan pergi" Lelaki itu membungkukan badan dan berjalan pergi.

Shiroi menjadi terdiam bingung, lalu ia membersihkan tubuhnya dan akan membeli Dango lagi. "(Dango tadi sangat enak, aku bahkan ingin membelinya lagi)" Pikirnya. Tapi saat ia merogoh sakunya, ia terkejut dengan panik meraba setiap sakunya, tapi tak menemukan apapun. "(Apa yang?! Dimana dompet ku?!)"

Lalu ia baru sadar, bahwa lelaki tadi telah mengambil dompetnya saat mereka sedang bertabrakan. "(Akhhh.... Aku akan mencarinya!! Dia melakukan kejahatan padaku)" Shiroi menjadi kesal. Ia lalu mencari di setiap sudut kota hingga lelah sendiri dan di sore hari, dia benar benar tidak menemukan nya hingga di tempat belakang kota, ada padang rumput dan hanya ada rumah kayu kecil tua di sana.

"(Aku sangat lelah, dan sekarang aku melihat rumah tua yang sendirian di sana, apa di sana ada penghuninya?)" Pikir Shiroi hingga ia berjalan ke sana.

Shiroi mengetuk pintu kayu itu dan tak lama kemudian, ada yang membukanya. Seorang wanita tua menatap nya dengan lemah. Wanita itu tampak tinggal sendirian.

"Um... Um.. Permisi, aku ingin bertanya sesuatu, apa anda tahu soal lelaki tinggi berambut pendek coklat? Kulitnya tak terlalu hitam dan dia... "

Wanita tua itu terdiam sebentar. "(Ah, aku sangat senang) begitu ya, rupanya dia punya pacar secantik dirimu, kamu mencari nya kan?" Tatap nya, dengan senang.

"Eh apa?! Tidak, anda salah paham... aku...Aku.... (Kenapa langsung bertanya begitu?!)"

"Salah paham?" Wanita itu terdiam bingung, tapi tiba tiba saja ekspresinya berubah dan seketika ia akan tumbang ke depan membuat Shiroi terkejut.

"Ah, kau baik baik saja!?" Shiroi langsung menangkap nya, lalu perlahan membaringkan wanita tua itu ke dalam rumah tua itu.

"Apa anda baik baik saja?" Tatap Shiroi dengan khawatir.

"Aku... Maafkan aku... Aku terlalu bekerja keras mencari uang di sini, Hazuki juga sedang berusaha mencari uang di luar sana. Dia berusaha mencari obat untuk ku dan pastinya itu akan sulit untuk nya karena kami ini miskin" Kata wanita itu.

"(Hazuki? Apa nama lelaki itu adalah Hazuki?)" Shiroi menjadi terdiam sebentar. Lalu ia mengambil selimut dan menyelimuti wanita tua itu.

Tak lama kemudian, ia mendengar suara dari luar. Shiroi berdiri dan mengintip, seketika wajahnya terkejut karena itu lelaki pencopet tadi.

Ia segera pergi dari rumah itu sebelum lelaki itu melihatnya. Hingga lelaki bernama Hazuki itu masuk ke dalam rumahnya dan melihat wanita tua itu terbaring di sana. "Ibu, ini obat untuk mu, cepatlah minum dan beristirahat lah" Kata Hazuki menyiapkan obat untuk wanita tua itu dan dari sana, shiroi mengawasinya. "(Rupanya memang benar, dia mungkin mencuri uang ku untuk membeli obat untuk ibunya, aku tak tahu harus apa?)" Ia terdiam bingung dan sangat khawatir.

--

"Hazuki, apa kau punya pacar?" Tanya ibunya. Seketika Hazuki terkejut. "Apa yang ibu maksud?"

"Barusan ada seorang wanita cantik datang. Jika dilihat, dia adalah wanita yang bersih dan bukan seorang pelacur juga, jika memang dia pacar mu maka segeralah menikah dengan nya. Rambutnya juga putih seputih salju" Kata ibu Hazuki.

Di saat itu juga, Hazuki berpikir bahwa itu adalah wanita yang ia copet tadi. "(Jangan jangan, dia!!)"

Sementara itu, Shiroi kembali berjalan ke kota itu. "(Haiz, aku bahkan masih bingung, kenapa aku bisa hampir saja kesal pada orang itu, sudahlah... Aku akan membiarkan uang ku saja, aku bisa mendapatkan nya lagi, uang bisa di cari tapi orang lain tidak)"

Malamnya, ia melihat danau resmi di kota itu, melihat bulan yang ada dua terpantul di air. Duduk di kursi bangku di sana. "Sangat menenangkan" Ia menghela napas panjang.

Tapi siapa sangka, ada yang memberinya Dango, membuat Shiroi menoleh padanya.

Rupanya Hazuki. Ia memberikan Dango itu sambil tak berani menatap ke Shiroi.

Shiroi terdiam, ia lalu tersenyum menerima Dango itu. "Hm... Terima kasih"

". . . Kau... Menyelamatkan ibuku, Terima kasih" Kata Hazuki.

Sebelumnya, Hazuki ada di rumahnya, ia akan berbaring tidur tapi di pikiran nya tetap masih saja terlintas shiroi. "(Dia telah membantu ibu... Jika tak ada dia, ibu mungkin sudah jatuh dan tak akan bisa bangun, aku tak bisa berhenti berpikir)" Ia mulai strees dan cemas hingga akhirnya berjalan keluar dari rumahnya, berniat mencari Shiroi. Ia terus berlari hingga berhenti terengah engah melihat shiroi dari belakang duduk di bangku pinggir danau itu.

Ia terdiam dengan napas cepatnya lalu hingga saat itu ia memberi Shiroi Dango dan akan mengobrol.