Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 80 - Chapter 80 Shiroi Bakeneko

Chapter 80 - Chapter 80 Shiroi Bakeneko

Hari berikutnya, Terlihat Shiroi bersiap dengan merapikan bajunya dan mengecek anting yang ia pakai masih utuh di ruangan kemarin. Lalu ia melihat jendela menunjukan langit cerah pagi. "(Aku akan pergi kembali sekarang, aku sudah menemukan pemilik pedang kejujuran itu tapi aku belum bilang pada Mas Yeong Woo soal pedang kejujuran itu... Tapi aku pastikan bahwa raja Usama telah mencabut pedang itu karena aku telah menjinakan Mas Yeong Woo dan dia tidak akan mengganggu kota NIPA. Aku akan kembali ke sana)" Pikir Shiroi. Lalu ia berjalan keluar, tapi tiba tiba saja ia terkejut melihat Yeong Woo ada di depan nya sedang merokok di lorong itu menatap dingin Shiroi.

"Anu.... Apa yang kau lakukan di sini?" Tatap Shiroi.

"Aku menunggumu bangun"

"Apa! Tapi aku bangun dari tadi, aku lama karena aku bersiap untuk..... Untuk pergi"

"Aku tidak bilang bahwa kau lama, aku hanya memastikan bahwa kau bisa bangun dengan nyaman, bagaimana perasaan mu? Kau masih demam?" Tatap Yeong Woo.

"Tidak, Terima kasih untuk yang kemarin... Aku telah merepotkan mu, aku memang agak takut jika membunuh manusia karena aku tidak tahu kesalahan mereka. Aku hanya membunuh manusia bersalah"

"Kau tidak perlu takut dan jangan memikirkan itu, dia pantas mendapatkan nya karena dia manusia yang bersalah, dari awal masuk kau tahu sifatnya akan seperti apa nantinya bahkan dia hampir menyerang mu, jadi tak apa jika kau harus membunuhnya untuk melindungi dirimu sendiri" Kata Yeong Woo yang memberikan satu kantung kecil berwarna putih pada Shiroi.

Shiroi awalnya bingung lalu menerima nya, ia lalu membuka pelan kantung itu dan ia menjadi terkejut karena mendapatkan 5 pecahan bola kristal.

"Kau..... Dari mana kau mendapatkan ini?" Tatap Shiroi dengan tak percaya.

"Semalaman aku berkeliling kota ini mencari pecahan itu, sekarang sudah tak ada pecahan seperti itu di kota ini, kau bisa pergi ke kota selanjutnya dengan tenang"

"Tapi... Bukan kah kau bisa mengambilnya untuk kekuatan mu sendiri?" Tatap Shiroi yang merasa tidak enak.

"Tak apa, aku tidak perlu kekuatan seperti itu, kekuatan itu hanya akan menambah kepalsuan kekuatan ku, tak apa jika kau harus mengambilnya karena itu yang kau cari, berkumpulah bersama saudara saudara mu kembali dan sayangi mereka seperti hati baik mu" Kata Yeong Woo lalu ia berbalik dan berjalan pergi.

Tapi Shiroi berteriak menahan nya. "Tu... Tunggu!!"

Lalu Yeong Woo menghentikan langkah nya tanpa menoleh ke Shiroi.

"Aku.... Aku benar benar berterima kasih padamu.... Aku janji akan membalas nya padamu nanti... Kau pria baik yang aku temui saat ini, Terima kasih untuk semuanya" Kata Shiroi sambil membungkukkan badan dan saat dia berdiri tegak terlihat senyum manisnya untuk Yeong Woo. Yeong Woo hanya terdiam, ia lalu berjalan pergi tanpa menunjukkan ekspresi apapun dan dari sana Shiroi bisa berjalan pergi dari kota penuh gangster menakutkan itu. Sebelumnya saat Shiroi keluar dari gerbang, Yeong Woo ada di belakang nya, berdiri dengan tatapan datarnya menatap Shiroi berjalan pergi dari sana. Pandangan nya dengan lirikan mata itu seperti tak bisa teralihkan.

Tapi tak lama kemudian ada beberapa orang datang. "Tuan Yeong Woo, waktunya pergi" Kata mereka. Mereka bahkan memanggil nya dengan sebutan Atas.

Lalu Yeong Woo berjalan pergi masuk ke kota. Dia dan Shiroi sudah berpisah.

Shiroi akan kembali ke kota NIPA. "(Mas Yeong Woo adalah pria tinggi.... Dia bahkan sangat tinggi dari pria di sana, apa dia benar benar siluman ular putih kecil itu, aku bahkan benar benar tak percaya.... Haiz sudahlah, tak baik memikirkan nya)" Shiroi yang berjalan menuju ke kota NIPA menjadi menggeleng kan kepala dengan cepat lalu mulai berlari dan melesat untuk cepat sampai di sana.

Sesampainya di kota NIPA, Shiroi terdiam bingung karena tak ada penjaga yang biasanya berjaga di sana. "(Aku sudah tidak merasakan sihir dari pedang kejujuran, sudah jelas raja sudah mencabutnya, bagus deh)" Ia lalu masuk. Tapi sesampainya di sana, ia menjadi terdiam bingung karena semua orang yang ada di dalam kota memegang boneka manekin kecilnya masing masing.

"(Apa? Apa yang terjadi? Orang orang lelaki maupun perempuan memegang boneka? Ini sangat aneh bahkan orang tua maupun anak kecil memegang boneka juga? Apa yang sedang terjadi di sini?)" Meskipun bingung, Shiroi tetap berjalan melihat apa yang terjadi.

Lalu ia tak sengaja mendengar percakapan orang orang yang sedang berkumpul membawa boneka mereka masing masing. Mereka mengobrol dan bergosip dengan wajah yang ketakutan.

"Apa kalian sudah dengar soal pemotong rambut boneka malam?"

"Ya, dia memotong rambut semua boneka yang ada dan apalagi manusia yang jadi korban juga di sini, aku benar benar takut dia akan datang ke tempatku"

"Sepertinya kita harus waspada, soalnya dia menyerang saat malam hari, pastinya menyelinap dengan diam diam seperti pencuri, bukan mencuri harta melainkan rambut" Mereka terus membahas soal pemotong rambut boneka malam.

Shiroi hanya melewati mereka setelah mendengar mereka berbicara tadi. Ia berniat ke istana tapi ia berhenti berjalan ketika melihat sebuah toko boneka manekin di sana. Ia terdiam dan mencoba masuk, saat di dalam, ia menjadi terkejut sekaligus terdiam kaku ketika melihat banyak nya manekin yang tersusun di rak kayu, mereka terlihat menyeramkan di mata Shiroi. "(Kenapa? Kenapa rambut mereka terlihat seperti rambut aslinya?)" Ia terdiam.

"Halooo" Tiba tiba ada seorang wanita dengan pakaian maupun rambut berantakan muncul di meja penjualan di depan Shiroi. "Ada yang bisa aku bantu... Hah.... Waw.... Rambutmu sangat bagus, putih salju dan sangat panjang" Tatap nya dengan semangat haus darah.

"E..... Terima kasih" Balas Shiroi.

"Bolehkah aku menyentuhnya?" Wanita itu menatap.

"Oh.... Baiklah" Shiroi mengangguk.

"Waw asik.... Ini benar benar lembut" Wanita itu mulai menyentuh rambut Shiroi yang selalu terurai cantik.

"Kau juga memiliki wajah yang cantik, apa kau putri kediaman?"

"Maksud mu yakuza?! Sepertinya kau salah, aku hanya pendatang saja" Kata Shiroi.

"Oh pendatang, pas banget... Aku punya boneka untuk pendatang" Wanita itu mengambil boneka perempuan berambut pirang"

"Maaf, aku tidak bisa" Shiroi menolak nya.

"Oh ayolah, semuanya memiliki boneka dan mereka wajib punya karena untuk perlindungan.... Kita semua percaya boneka manekin seperti ini bisa melindungi diri kita dari sihir, nyatanya sekarang kita bebas dari sihir pedang kejujuran itu hehe" Kata wanita itu.

"Tetap saja aku tidak bisa, maaf kan aku, Terima kasih atas tawaran mu, aku pamit dulu" Shiroi menjadi membungkuk kan badan lalu langsung berjalan pergi. Ia keluar dan berlari sangat jauh dari kedai itu, tapi siapa sangka, wanita yang ada di dalam kedai boneka itu menjadi tersenyum licik sendiri.

Malamnya, Shiroi memutuskan untuk mengundurkan hari bertemu dengan raja Usama. Ia lalu menyewa penginapan di sana. Saat masuk ke ruangan kamar, ia menjadi terkejut karena melihat satu boneka manekin di meja dekat ranjang sedang menatapnya. Boneka itu di beri penampilan seperti perempuan dan itu sangat menyeramkan di mata Shiroi membuat Shiroi terdiam kaku. Ia segera berlari mengambil boneka itu dan membuka lemari. "Maaf ya, aku tak bisa mengajak mu tidur" Kata Shiroi, seketika ia melempar boneka itu hingga masuk lemari dan segera menutup dan menguncinya. "Fyuh.... Benar benar lega" Shiroi menghela napas panjang.

Ia lalu menutup jendela di dekat ranjang dan mulai berbaring. "(Aku terlalu lelah untuk bertemu raja sekarang, sebaiknya aku bertemu dengan nya besok saja)" Pikirnya lalu mulai menutup mata.

Pagi harinya, sesuatu tak terduga muncul begitu saja, saat Shiroi membuka mata, ia bangun duduk dan terdiam bingung melihat jendela di sampingnya terbuka. "(Kenapa terbuka? Hng.... Mungkin angin)" Karena masih setengah ngantuk, ia tak mempedulikan itu dan keluar dari ranjang, berjalan ke kamar mandi. Tapi apa yang ia dapat setelah menatap dirinya di kaca, rambutnya menjadi pendek sebahu. Ia terdiam kaku menatap dirinya sendiri di kaca. Kini ia terpelongoh dengan gemetar mengangkat tangan nya menyentuh rambutnya. "(Ra.... Rambutku.... Apa yang terjadi pada rambut ku?!)" Ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi. Rambut panjang nya kini hilang menjadi rambut pendek.

"Ini semua..... Salah raja itu!!!" Shiroi menjadi kesal dan sangat marah. Ia lalu berjalan terburu buru keluar dari ruangan itu, tapi tak berselang lama, lemari yang ada di ruangan nya tadi terbuka dan menjatuhkan Boneka manekin kemarin yang di sembunyikan shiroi. Anehnya, senyum boneka itu menjadi agak lebar dari tadi malam.

--

"Raja, tolong, ada penyusup wanita!!" Teriak salah satu pengawal raja Usama yang berjalan terburu buru di lorong dan mendadak berhenti karena di hadang Shiroi yang berdiri dengan tatapan serius di sana.

Tiba tiba kedua tangan Shiroi ke depan dan di saat itu juga, anting nya menghilang berubah menjadi busur dengan panah nya sekaligus membuat pengawal itu terkejut kaku.

"Di mana raja Usama!!" Tatap Shiroi dengan serius.

Tak lama kemudian raja Usama datang dari belakang Shiroi. "Shiroi?"

Lalu Shiroi menoleh dan pengawal tadi bisa kabur dengan ketakutan.

"Shiroi? Rambut mu?" Raja usama terdiam melihat perubahan Shiroi.

"Hiz.... Ini semua salah mu!! Aku baru saja meninggalkan tempat ini selama beberapa hari dan malah ada hal lain di sini huh!!" Tatap Shiroi dengan marah menodongkan busurnya.

Lalu wajah Raja Usama menjadi kecewa juga. "Aku juga tidak mengerti.... "

Hal itu membuat Shiroi terdiam, ia melepas busurnya yang seketika menghilang berubah menjadi anting yang sudah menancap di kedua telinga Shiroi.

"Apa..... Apa maksud mu?"

"Setelah kau pergi, tak lama kemudian pada malam hari pedang kejujuran tidak memancarkan sihirnya lagi, jadi aku mencabutnya, mungkin karena kau telah mengalahkan siluman itu ya... Tapi ada masalah muncul, di mana aku tahu, ada satu orang pendatang yang menetap di sini, dia menyebarkan kisahnya bersama dengan boneka manekin nya, kisahnya yang menarik membuat semua orang di sini tertarik mempunyai satu boneka masing masing... Di sisi gelap kota ini, bahkan ada mereka yang menjadikan boneka itu sebagai istri maupun suaminya apalagi putri dan putranya sendiri. Padahal mereka juga tahu boneka itu tak bernyawa sama sekali" Kata Raja Usama dengan wajah sedihnya.