Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 78 - Chapter 78 Shiroi Bakeneko

Chapter 78 - Chapter 78 Shiroi Bakeneko

Tak beberapa lama kemudian, Shiroi merasakan ada sesuatu yang kuat datang mendekat dari arah hadapan nya tepat melewati api besar yang hampir menjadi api kecil itu karena batang pohon yang di bakar sudah hangus.

Shiroi duduk tegak dan waspada merasakan hawa kuat itu, ia menjadi memasang wajah terkejut. "(Astaga, kenapa hawa nya sangat kuat, apa siluman itu benar benar datang? Jika dia datang itu berarti aku berhasil memancingnya.... Tapi... Hawa ini sangat kuat, sama seperti satu pecahan Kimo, tidak... Ini lebih dari satu pecahan, kira kira seberapa besar siluman itu?)" Ia menjadi berpikir dan turun perlahan.

Ia mengeluarkan busurnya dari punggung belakang nya lalu mulai membidik dengan mata tajam nya.

Ia melihat di antara api unggun itu ada sesosok yang berdiri sangat dekat di api unggun itu, tepat pandangan Shiroi benar benar tertutupi api api itu.

"(Aku akan melewati api itu)" Ia akan membidik tak peduli panahnya akan melewati api panas itu. Tangan nya mulai menarik benang busurnya dan mulai membidik. Seketika ia melepasnya dan dengan secepat kilat, panah itu menembus api. Satu hal dari keunikan Shiroi, dia tidak akan pernah meleset dalam membidik anak panah karena memiliki penglihatan yang sangat tajam.

Di saat anak panah itu berjalan. Ia juga ikut berlari cepat mengikuti anak panah dan saat anak panah itu hilang melewati api, ia juga sudah ada di balik api dan terkejut pucat melihat sesuatu. Yakni sebuah ular putih yang tergeletak terkena anak panah nya. Ular putih itu berukuran kecil.

"(Inikah ukuran siluman itu, kenapa sangat kecil....? Benar benar deh)" Shiroi hanya bisa menggeleng, tapi ia terkejut ketika merasakan hawa kuat dari ular putih itu, ia semakin mengamati. Dan rupanya, ular putih kecil itu memiliki 3 pecahan bola kristal kimo di tubuhnya. Satu di keningnya dan dua di punggungnya.

"(Astaga..... Benar benar deh, penampilan nya benar benar menipuku, kekuatan nya tadi sangat besar karena di sebabkan oleh pecahan kimo, untung aku menyerang nya tiba tiba jadi aku tidak perlu melawan nya. 3 pecahan ini sama dengan melawan 30 siluman level 10. Benar benar deh...)" Shiroi lalu mendekat mengambil ular yang mati itu karena masih ada anak panah tertancap di dada nya. Ia lalu mencabut satu persatu pecahan yang ada di tubuh ular lalu menyimpan nya. Tapi tak berselang lama, tiba tiba saja ular itu menggeliat dan langsung menggigit telapak tangan shiroi.

"Ahhh!!!" Shiroi terkejut dan langsung melempar ular itu ke bawah. Ia melihat tangan nya sendiri, sangat mengerikan dan menyeramkan karena bekas dua gigitan ular itu yang kecil bisa menyebabkan aliran darah yang ada di telapak tangan Shiroi memar menjadi hitam. Itu membentuk urat hitam yang menjalar. Perlahan naik ke bahu Shiroi.

"(Ah.... Rasanya sangat menyakitkan!! Padahal itu hanya ular kecil!!)" Ia menjadi kesakitan dan jatuh terbaring di tanah. Urat urat memar itu sudah meraba ke leher dan pipi kirinya. Ia hanya bisa bernapas berat. Sudah jelas itu adalah racun cepat. "(Jika iblis sepertiku bisa terkena racun.... Itu berarti racun ini bukan lah milik siluman biasa, ini milik siluman yang telah melatih tubuh dan gigitan nya, tepatnya level yang melebihi level 10.... Aku... Akan mati... Aku tidak kuat, racun itu sebentar lagi akan ke jantung ku)" Ia mulai menyipitkan mata nya yang buram. Tapi di antara mata buram itu, ia melihat sesosok orang yang besar ada di atasnya sedang berdiri. Tapi ia tak bisa melihat dengan jelas karena ia sudah menutup mata tak sadarkan diri.

"(Bodohnya aku tidak waspada, sekarang aku tidak tahu tubuhku akan di apakan..... Aku pasrah saja lah... Semoga saja ada orang baik, tapi mana ada orang baik di hutan ini, sudahlah... Pasrah saja)"

--

Beberapa lama kemudian, Shiroi terbangun dengan melihat langit langit gelap malam dan pohon. Ia lalu bangun duduk dengan terkejut, ia meraba tubuhnya lalu bernapas lega karena tubuhnya tak terbuka sama sekali. "(Huf.... Syukurlah aku tidak telanjang..... Aku takut ada yang akan menyentuhku)"

"Kau sudah bangun?" Tiba tiba ada yang bicara dengan suaranya yang berat, Shiroi menoleh dan terdiam kaku karena ia melihat seorang pria bertubuh jantan datang mendekat berdiri di hadapan nya yang tengah terduduk.

"Si.... Siapa kau?" Shiroi menatap dengan mata lebar tak percaya. Pria itu membalas dengan tatapan dingin dan tak menjawab, ia malah duduk di hadapan nya sangat dekat membuat Shiroi terkejut dan berwajah merah merona karena pria itu sungguh dekat padanya.

"Aku sesuatu yang kau kenal" Kata pria itu, ia lalu menunjukan lengan nya, rupanya lengan nya terlihat agak bersisik berwarna putih ular.

Shiroi langsung terkejut gemetar. "(I.... Ini tidak mungkin, ular itu berukuran kecil tapi kenapa.... Kenapa tubuhnya gede?!.... Apa dia siluman ular putih kecil itu? Tapi kenapa tubuhnya?)"

"Apa kau sedang heran dengan bentuk ular dan bentuk ku saat ini? Aku memang belajar banyak soal mengendalikan ukuran tubuh, ini ukuran tubuhku yang sebenarnya tapi saat aku berubah menjadi ular, aku berukuran kecil karena aku sengaja melakukan nya" Kata pria itu.

"(Ah jadi begitu..... Aku hampir berpikir lain)" Shiroi menjadi terdiam lega menghela napas.

"Kau adalah wanita yang menyerang ku, aku juga telah memberimu racun kematian... Dan sekarang kau tahu kau tidak mati bukan?" Tatap nya.

"Ah iya, kenapa racun itu hilang?" Shiroi melihat tangan nya sendiri sudah tak ada racun di tubuhnya.

"Aku menarik kembali racun nya, dan kau seharusnya melakukan hal yang sama dengan ku"

"Hal yang sama?" Shiroi menjadi bingung.

Tiba tiba saja pria itu membuka bajunya membuat Shiroi terkejut dan segera menutup wajahnya.

Tapi ia malah mengintip dan menjadi terpesona. "(Astaga.....) apa kau gangster!!" Ia menjadi terkejut karena tubuh pria itu terdapat tato ular di dada dan punggung nya.

"Gangster?.... Lebih tepatnya aku pemimpin nya" Balas pria itu yang membuat Shiroi terdiam.

"(Sebaiknya aku tidak membahas nya) Anu.... Biarkan aku menyentuhnya" Tatap Shiroi dengan ragu karena di dada kiri pria itu ada bekas ujung anak panah yang masih menancap membuat luka di sana.

"Lakukan lah, rasanya sangat dingin saat panah itu menancap di sana, aku harap kau bisa mencabutnya karena aku sudah mencabut nya sendiri tadi tapi ujung anak panah itu masih menancap" Kata pria itu.

"(Dia kesakitan tapi tak menunjukan rasa sakit sama sekali... Entah ini karena apa aku tidak tahu, tapi dia dari tadi tak menunjukan rasa sakitnya, jelas terasa dingin karena panah itu sedingin es yang akan membuat tubuh manusia biasa membeku dan retak)" Pikir Shiroi.

"Ya, aku bisa melakukan nya... Tapi mungkin ini agak sakit" Balas Shiroi, lalu ia mulai perlahan meletakan telapak tangan nya di dada kiri pria itu yang terdiam.

Tak lama kemudian ia menarik telapak tangan nya dan ketika sudah lepas dari dada pria itu, tangan Shiroi juga membawa anak panah itu yang telah tercabut. Tapi luka nya masih berbekas. Shiroi menatap ke wajah pria itu yang tak memasang wajah apapun. "Apa ini tidak sakit?"

"Aku bisa menahan nya"

"(Waw..... Keren banget deh.... Dia gak ada rasa sakit, benar benar gangster)... I... Izinkan aku menutupi luka mu" Tatap Shiroi.

Lalu pria itu mengangguk, tiba tiba wajah pria itu menjadi terkaku sedikit karena melihat tangan Shiroi masuk dada nya sendiri mengambil sebuah perban kecil. Shiroi menyimpan perban di dada nya. Lalu Ia berlutut untuk agak tinggi. "Sebelumnya maaf" Ia terlalu ragu hingga meminta izin duluan pada pria itu lalu memperban luka pria itu dengan lembut dan perlahan.

"Soal 3 pecahan bola kristal yang kau ambil, apakah itu milikmu?" Tanya pria itu lalu Shiroi terdiam sebentar.

"(. . . Apa aku beritahu saja aku iblis?) Sebenarnya.... Iya, pecahan pecahan itu yang harus aku cari karena aku iblis... Aku iblis ke empat dari legenda buronan pertama" Balas Shiroi. Bukan nya menunjukan wajah terkejut, pria itu justru berwajah biasa saja membuat Shiroi terkena mental.

"Begitu ya, kau iblis ke empat. Shiroi Bakeneko, tepatnya iblis kucing yang berasal dari gunung es. Pantas saja kau terlihat cantik sama seperti saat aku melihatmu pertama kali" Kata pria itu dan tak di sangka sangka, tangan nya memegang dagu Shiroi, mengangkatnya untuk saling menatap, hal itu membuat Shiroi terdiam kaku dengan wajah merona nya.

"K.... Kau tahu soal aku?"

"Tentu, aku belajar banyak soal iblis ke empat dari legenda buronan pertama, hanya..."

"(Astaga, dia hanya belajar mengenai aku dari yang lain.... Aduh, aku jadi tersanjung deh)" Shiroi menjadi senang sendiri. Lalu pria itu melihat perban yang di pakaian Shiroi tadi. "Kau memperban dengan sangat baik, apa sebelumnya kau dokter?" Tatap nya sambil memakai baju.

"Eh.... Em... Jika kau tanya begitu.... Aku memang ingin menjadi dokter"

"Baguslah, terus kan saja... Ngomong ngomong jika kau ingin pecahan itu lagi, aku mempunyai nya di tempatku, tepat di dekat sini ada kota ROSA" Kata pria itu sambil berdiri.

"Um.... Sebelumnya apa aku bisa tahu nama mu?" Tatap Shiroi. Lalu pria itu menoleh padanya dan mengatakan nama nya. "Aku Yeong Woo" Balasnya.

"(Yeong Wo....?) Apa kau dari Korea?" Tatap Shiroi.

"Ya, begitulah.... Kau mau ikut aku atau tidak ke kota ROSA?"

"Ah aku ingin.... (Tunggu dulu.... Jika tak salah, kota ROSA adalah kotanya para gangster bukan? Apalagi di sana juga banyak kediaman YAKUZA!?)" Shiroi menjadi terdiam di tempatnya. Pria yang bernama Yeong Woo itu menjadi menoleh padanya dan menatap bingung dengan satu alis yang terangkat. "Apa yang kau tunggu?"

"Um.... Um... Kau tahu, aku ini bukan lah pelacur" Kata Shiroi yang tiba tiba saja mengatakan hal itu.

Tapi Yeong Woo hanya terdiam dingin.