Chereads / Legenda Buronan Pertama [HIATUS] / Chapter 72 - Chapter 72 Rokuro Bakeneko

Chapter 72 - Chapter 72 Rokuro Bakeneko

"Apa maksud mu?! Kamu tidak mau menolong ku!?" Kanna menatap sambil berteriak panik.

"Jika berkenan... Atau kau mau menunjukan sesuatu soal yang di sebut sihir penyegelan" Tatap Rokuro sambil mengeluarkan pistolnya.

"Baiklah, terserah, aku akan melakukan nya sendiri kalau begitu…. (Aku akan melakukan sihir penyegelan, aku tak peduli resiko yang terjadi padaku, yang penting dia melihat ku bisa melakukan sihir itu.... Awas saja jika dia masih meremehkan ku)" Dia menatap siluman itu yang akan menyerang nya, tapi di saat itu juga, Kanna menutup mata, di pandangan nya, sebuah sihir berbentuk segel muncul.

"(Sihir penyegelan adalah sihir yang tidak bisa diremehkan, sihir ini di sebut sihir terkutuk karena dapat menyerap kehidupan pengguna... Aku tak peduli... Biarkan aku menunjukan hal ini pada nya!!) Siluman terkutuk, karena aku tak bisa menyeranng ataupun membunuhmu dengan sihir yang belum di perbaiki, aku akan menyegelmu dengan pantas!!" Teriak Kanna.

Seketika, Ketika siluman itu melesat akan menyerang, tiba tiba saja, ada tombak hitam menusuk tubuh siluman itu membuatnya jatuh begitu saja dan Kanna menjadi menangis. "Maafkan aku, kupikir kamu bocah baik tadi, aku sudah berpikir kamu itu hanya bocah manusia biasa.... Rupanya siluman yang buruk!!" Dia menatap menyesal.

Dan di saat itu juga, ada gerbang muncul mengurung siluman yang telah tersegel itu.

Hal itu membuat Rokuro yang melihatnya terkejut. "(Tunggu!! Apa itu... Yang dinamakan segel kutukan yang sungguh memiliki resiko besar.... Bukankah segel seperti itu hanya bisa dilakukan oleh penyihir yang tahu frekuensinya!! Jika penyihir seperti perempuan itu yang bahkan masih terlihat muda, dia bisa saja kehilangan nyawanya!!) Hei.... Hentikan!!" Rokuro tampak panik.

Yang dia pikirkan adalah bahwa sihir penyegel memiliki resiko tinggi jika seorang pengguna masih berada di 20 tahun dan seterusnya, sementara umur Kanna belum ada 20 tahun dan jika diguanakan tanpa merasakan maupun memikirkan resiko, sihir itu akan menyerap kehidupan nya.

Dan rupanya memang benar. "Akh… Cough…" Kanna terbatuk darah dan akan tumbang tapi Rokuro menangkapnya. Kau bodoh, kenapa kau harus mendengarkan ku, aku benar benar payah malah meminta mu melakukan sihir penyegel, aku lupa umurmu belum 20 tahun…." Tatap Rokuro dengan panik.

"Uhuk…cough…ini …sihir ini menyerap kehidupanku, aku butuh beberapa waktu..." Kanna menatap lemas dan di saat itu juga, dia menutup mata dengan masih adanya darah di bibirnya.

Rokuro meatap tak percaya, lalu dia menoleh di tempat dimana siluman tadi di kalahkan, tapi sudah tak ada.

"(Sihir penyegel, tak hanya membunuh makhluk, tapi juga bisa membunuh berbagai lawan, tapi bagi mereka yang tidak tahu konsekuensinya, maka akan di hadapi hal seperti ini, karea usia kurang dari 20 tahun sangat mudah di serap kehidupan nya, untungnya dia tidak mati, aku sungguh bersalah memintanya melakukan hal itu mungkin dia melakukan hal itu karena dia panik tadi, haiz…. Sudahlah, lebih baik istirahatkan dia dulu…" Rokuro berdiri dengan menggendong Kanna lalu berjalan pergi dari sana.

Tak lama kemudian, Kanna terbangun membuka mata, dia ada di sebuah ruangan kamar yang membuat nya bingung sambil bangun duduk melihat sekitar.

"Apa yang terjadi, rasanya pusing, mual dan sakit secara bersamaan,…" Dia memegang kepalanya dengan wajah sakit, lalu melihat sesuatu dari jendela kamar itu yang rupanya dia melihat Rokuro yang berjalan sambil membawa sebuah sekop, atau cangkul untuk menggali tanah. Hal itu membuat Kanna bingung dan langsung turun dari ranjang dan berjalan pergi dari kamar itu.

Rupanya Rokuro meletakan nya di sebuah rumah untuk istirahat, dia juga bersih dari apapun yang artinya Rokuro membersihkan darahnya tadi. Lalu Rokuro kebetulan melihatnnya keluar. "Oh kau sudah bangun?"

Tatapnya menatap Kanna yang berjalan mendekat.

"Apa yang terjadi?" Tatap Kanna.

"Kau tidak ingat kah? Kau hampur memberikan nyawa mu pada dewa penyegel, untungnya dia lagi main kartu pastinya tidak jadi mencabut nyawamu, awokawok…bercanda…. Apa kau sudah enakan?" Tanya Rokuro.

"Iya, aku baik baik saja terima kasih, aku tidak akan mau menggunakan sihir itu lagi. Ngomong ngomong apa yang kamu lakukan dengan cangkul dan sekop itu?" Tanya kanna menatap dengan bingung.

"Hm, oh, ini untuk mengubur orang orang yang sudah mati itu…" Kata Rokuro membuat Kanna terkejut. "Wah, apa kamu menguburnya dengan baik, bisa ku melihatnya…"

"Tentu, ikuti aku… Rokuro berjalan duluan dan rupanya ada banyak sekali kuburan yang tertata rapi di tengah tengah desa itu. Rokuro benar benar mengubur mereka semua.

"Kupikir kau akan membiarkan mereka begitu saja.." Tatap Kanna.

"Sebenarnya aku juga berpikir untuk begitu, tapi karena menunggu mu bangun sangat lama, jadi aku lebih meiilih melakukan kegiatan ini, dan tidurmu pun juga lama, smapai 2 hari…" Kata Rokuro. Seketika Kanna terkejut. "Be… Benarkah begitu…ehehe…." Ia tampak malu.

Tapi mendadak, perutnya berbunyi lapar membuat suasana diam.

"Ma... Maafkan aku!!" Dia langsung menutupi perutnya dan kini dia malu lagi pada Rokuro yang menghela napas panjang.

"Sebaiknya ayo segera melanjutkan pergi, di sini juga gak bakal ada makanan, jadi kita cari di tempat selanjutnya…" Kata Rokuro lalu Kanna mengangguk dan berjalan mengikutinya.

Di jalan, mereka kembali di hadapkan oleh sesuatu, yakni sebuah rawa kecil dengan air yang kotor dan dangkal tapi memiliki jurang turun sangat dalam membuat mereka terdiam dan Kanna langsung menutup hidung nya.

"Emp…. Baunya tidak enak…." Dia tampak tak bisa menahan bau busuk di rawa kecil itu.

"Itu hanya rawa biasa kan?" Rokuro menatap bingung.

"Ya memang rawa biasa, tapi kan kamu harus curiga ada rawa di tengah tengah hutan yang tidak ada apa apanya ini, harusnya rawa itu luas dan besar, ini hanya kecil, bahkan sungai pun tidak ada di sini, aku curiga ada orang atau makhluk lain yang telah mebuat rawa ini…." Kata Kanna.

"Oh benarkah…." Rokuro hanya membalas tampak tak peduli, tapi Ketika dia melihat sekali lagi ke rawa itu, dia menjadi tersadar sesuatu. "(Tunggu…. Aku merasakan ada…Pecahan kimo di sana, apa jangan jangan firasatku benar, jika benar aku harus mengambilnya, tapi bukankah ini aneh, bisa saja ada siluman yang menjebak di sana….)" Pikirnya dengan serius, sudah di pastikan bahwa di dalam rawa itu ada pecahan Kimo yang bercahaya dan hanya bisa dilihat oleh mata nya seorang.

"Mungkin ada petunjuk di sini…" Kanna melihat ke sekitar. Tapi di saat itu juga, ada sebuah burung gagak terbang dekat dengan rawa itu membuat Rokuro terdiam bingung, dan mendadak, air keruh itu terangkat dan langsung memakan gagak itu tanpa sisa membuat Rokuro yang melihat itu terkejut.

Sayangnya Kanna tidak melihat itu karena dia sedang mencari tahu hubungan lingkungan dengan rawa itu dengan membelakangi rawa itu.

"Sepertinya akan susah jika kita mencari petunjuk" Kata Kanna menatap Rokuro yang masih terdiam tak percaya. Hal itu membuat Kanna bingung melihat ekspresi wajahnya.

"Apa yang terjadi?" Tatap Kanna dengan bingung.

"Aku, melihat, rawa itu menelan burung itu.." Kata Rokuro dengan wajah tak percaya.

"Hm? Hanya perasaan mu mungkin" Kanna tak percaya.

"Haiz…." Rokuro juga langsung putus asa untuk menjeleaskan.

"Memang nya ada yang aneh dengan rawa ini?Bukankah hanya rawa biasa meskipun aku sempat berpikir curiga tadi.." Tatap Kanna.

"Ck, ini bukan rawa biasa…." Rokuro menatap yakin karena di dalam sana ada pecahan Kimo.

Tapi siapa sangka, tiba tiba saja rawa itu mengeluarkan gumpalan air kotornya dan terangkat, seketika menyerang seperti sebuah tembakan, hal itu membuat Rokuro terkejut, dia menarik Kanna membuat Kanna juga terkejut tertarik, mereka jatuh dan tiba tiba saja, tembakan itu ke tanah dan langsung berbentuk seperti siluman yang sungguh sangat menjijikan mendekat mereka dengan merambat.

"Akh…apa itu…menjijikan!!" Kanna berteriak jijik. Rokuro segera mengeluarkan pistolnya dan menembak siluman itu hingga hancur tak tersisa.

"Hei, pergilah ke dalam hutan, cari tanaman yang dapat mengalahkan hal seperti ini, aku pernah mengalahkan siluman yang seperti ini" Kata Rokuro menatap dengan panik.

"Apa?!? Apa maksudmu, aku tidak tau tumbuhan apa itu?!"

"Akh, cari sirih gading, hydrillia verticillate!!" Kata Rokuro. Seketika dia menodorong Kanna untuk menjauh dari serangan lagi membuat Kanna terlempar masuk ke hutan.

"Awh… Sakit…." Dia mencoba bangun dan siapa sangka, dia langsung menemukan sirih yang dimaksud Rokuro. "Wah…. Tanaman Ajaib, langsung ada di sini…" Ia mengambil sangat banyak.

Sementara Rokuro terus menembaki air kotor yang terus saja tertembak.

"Sialan kau berani sekali ya menyerang, apakah karena pecahan Kimo, seharusnya kamu itu diam saja di tempat menunggu mangsa jatuh ke tempat mu, tapi ketika mendapat pecahan kimo, kamu menjadi berani menyerang begini yah…" Kata Rokuro dengan nada merendahkan.

Dia terus menghindar dan menyerang beberapa kali makhluk itu, sudah dikatakan pasti bahwa air kotor pun juga bisa menjadi siluman ganas seperti itu.

Di sisi lain, Kanna sudah berusaha untuk secepatnya mengumpulkan tanaman gulma itu, tapi tetap terlalu lama hingga ia Lelah seniri. "Oh ayolah… Kenapa tidak bisa… Kupikir Ajaib, ternyata hanya manual… Jika saja tanaman ini dapat bergerak sendiri…" Ia tampak Lelah.

Hingga tak lama kemudian, dia membawa banyak sekali helaian daun sirih. Lalu berlari keluar hutan dan ke tempat rawa tadi yang masih bertarung dengan Rokuro.

"Rokuro!!" Panggilnya membuat Rokuro menoleh tapi karena Rokuro menoleh, dia jadi terlempar sesuatu dari rawa. Yakni sebuah batu, bahkan rawa bisa melemparkan batu.

"Akh…sial…." Rokuro menjadi memegang kepalanya yang berdarah dan itupun membuatnya terjatuh begitu saja membuat Kanna benar benar terkejut tidak karuan melihat iutu. "Tidak!" Dia langsung terkejut tidak karuan mejatuhkan banyaknya sirih itu.

Dia langung mendekat ke Rokuro yang memegang kepalanya dengan wajah sakit.

Kanna berlutut memangku kepala Rokuro.

"Tidak, itu sungguh sangat parah…." Kanna menatap panik. Mau bagaimana lagi. Lukanya memang separah itu karena batu besar itu membuat kening atas bagian rambut Rokuro terluka mengeluarkan banyak darah.

"Tunggu, jangan pedulikan aku… Dimana dewi Gulma nya…."