"Kira kira apakah hal ini memang perlu dilakukan sampai sejauh ini, rasanya sungguh sangat aneh, harus mencari pecahan Kimo dan yang lain nya, aku sampai harus meninggalkan Reikan, gadis drakula itu, dia pasti tidak bisa minum darahku dan juga, aku membuat banyak kenalan di sana, tapi sayang nya aku sadar, aku adalah iblis yang harus ditakdirkan mencari pecahan Kimo dan yang lain nya untuk membuat iblis semakin terdepan, pastinya saat ini, ketua sedang mengarungi lautan, Geru sibuk mencari teman, dan aku… Hanya fokus pada tugasku, yang belum aku tahu, adalah Shiroi…." Pikir Rokuro yang berjalan jalan sendiri di hutan, melihat sekitar sambil waspada pada apapun yang siap menyerang.
Tapi tiba tiba saja ada suara datang yang rupanya 3 beruang hitam mengaum dan langsung mencegah jalan nya Rokuro membuat dirinya sendiri terdiam melihat itu.
3 berung itu akan menyerang bersamaan, tapi Rokuro melemparkan tatapan sombong.
"Hmp…. Hanya hewan kecil"
Tak lama kemudia, yang benar saja, 3 beruang tadi langsung tumbang di bawah dan sudah terkalahkan dengan mudah, sepertinya Rokuro hanya mengandalkan pukulan.
Namun tiba tiba saja, ada suara berteriak yang sungguh sangat keras. Tepatnya suara teriakan perempuan membuatnya menoleh dengan panik.
"Ahhhh..... Tolong!!!"
"Apa itu, siapa yang berteriak…" Dia segera melesat dan berlari pergi mencari suara itu. Itu adalah seorang perempuan yang terpojok di pohon dengan ketakutan.
"Hoi kalian, aku lawan yang cocok!!" Teriak Rokuro pada beruang beruang itu yang langsung menoleh dan akan menyerang ke arahnya meninggalkan permpuan tadi.
Di saat itu juga, Rokuro menyerang dengan pukulan dan satu pukulan saja pun bisa membuat beruang beruang itu tumbang.
"Hmpp.. Lemah.." Cengir Rokuro. Lalu dia menoleh ke perempuan tadi.
"(Sebaiknya... Tidak perlu mengatakan apapun, aku hanya akan pergi…)" Rokuro akan meninggalkan perempuan itu, tapi siapa sangka, perempuan itu menghentikan nya.
"Tungguu…." Dia mendekat membuat Rokuro berhenti dan menoleh.
"Tunggu aku mohon, aku benar benar berterima kasih atas bantuan mu itu, aku benar benar tidak berpikir akan ada yang menolong ku… Sekali lagi, terima kasih.." Perempuan itu menatap.
Dan di sini, yang paling membuat terkejut adalah, perempuan itu adalah Kanna, yang pada chapter 3 pernah muncul dan menjadi kenalan Hannyo dan Mizuki, dia yang saat itu menolong tanpa diminta dengan mengeluarkan sihir anak panah yang sangat banyak untuk mengalahkan para bandit yang menghadang Hannyo dan Mizuki, padahal Hannyo tak meminta bantuan nya.
"Aku Kanna...." Dia memperkenalkan diri pada Rokuro, tentunya pada posisi ini, mereka tidak saling mengenal satu sama lain.
"Oh, aku... Kau bisa panggil aku Rokuro"
"Rokuro, apa yang sedang kamu lakukan di sini?" Tatap Kanna.
"Hei, justru bukan nya aku yang harus bertanya begitu, apa yang sedang kau lakukan, sudah tahu itu tadi bahaya meskipun hanya sekedar beruang…. Itu membuatmu tak bisa apa apa kan, buat apa ke tempat hutan bahaya seperti ini?" Tanya Rokuro dengan bingung.
"Um… Nanti saja aku kasih tahu, ngomong ngomong kau tidak akan mengapa apakan beruang itu kan?" Tatap Kanna menunjuk beruang beruang tumbang tadi.
"Yeah, aku tidak akan mengapa apakan nya, aku tidak peduli...."
"Kalau begitu, izinkan aku mengambilnya" Kata Kanna, dia mengambil pisau dari sakunya dan menyayat beruang beruang itu membuat Rokuro bingung, tapi dia juga mengerti apa yang dilakukan Kanna.
"Ah, aku mengerti, kau pasti sedang mengambil komponen berharga yang bisa saja di jual bukan? Seperti bulu, daging dan darahnya" Tatap Rokuro, lalu Kanna mengangguk.
"Memang nya kau dari mana?" Rokuro bertanya.
"Um…. Aku dari kota ABCA" Balas Kanna.
Seketika Rokuro benar benar terkejut tak percaya mendengar itu.
"Kota… Ko.. Kota ABCA, apa kau bercanda?! Kota itu sungguh sangat jauh dari sini, butuh beberapa minggu untuk sampai sini, apa kau mengerti itu?!" Rokuro menatap tak percaya.
"Um… Yeah karena itulah, aku menghabiskan waktu selama 10 minggu untuk sampai kemari"
"Apa seebnarnya tujuan mu, tunggu… Biarkan aku menebak, kau pasti seorang sihir bukan? Pengendali sihir, kudengar di kota ABCA sering sekali mengirim sihir sihir muda seperti mu"
"Dari mana kau tahu?"
"Aku punya rekan saja yang pernah kesana dan juga aku juga pernah kesana pastinya, tapi sudah lama, aku tak tahu sudah jadi apa tempatnya. Ngomong ngomong aku ingin tahu motif mu dan tujuan mu itu" Rokuro menatap membuat Kanna terdiam tak bisa menjawab lalu menghela napas Panjang.
"Ehem… Begini… Aku dulunya dalah gadis yang ada di kota ABCA tapi, ada sesuatu yang membuatku berpikir serius, selama ini aku menjadi sihir muda dan harus bertugas terus menerus, dari sana aku paham bahwa orang seperti ku yang belajar sihir setelah itu harus menjadi pengendali sihir dan bertugas sangat penting dan keras hanya untuk kota, dan itu tidak akan memberikan ku sebuah istirahat jadi aku lari saja dari semua itu. Hingga aku berpikir bahwa mungkin ada sebuah kota yang menerima seorang yang berkemampuan sepertiku. Yakni kota HAGA, disana pastinya tempat yang sangat kaya akan apapun, jadi aku akan ke sana" Kata Kanna, dia menatap dengan tatapan agak kecewa.
"Oh, kebetulan banget, aku juga ingin ke sana soalnya" Kata Rokuro.
"Eh benarkah, kalau begitu bolehkan kita ke sana Bersama, aku butuh rekan agar aku tidak dalam bahaya seperti tadi, selama ini aku aman aman saja mengalahkan musuh dengan sihirku, tapi entah kenapa, sihiku tidak bekerja akhir akhir ini"
"Apa maksdudmu, memang nya apa sihirmu?"
"Sihirku adalah ribuan panah cahaya, aku bisa melepaskan banyak panah cahaya dalam sekali pengeluaran dalam tongkat sihir ku" Kata Kanna sambil menunjukan tongkat sihirnya.
"Bisa aku melihatnya?" Rokuro mengulur tangan lalu Kanna mengangguk dan memberikannya pada Rokuro yang mulai mengamati tongkat itu.
"Hm… Sepertinya aku tahu masalahnya" Tatap Rokuro membuat Kanna terdiam binggung.
"Tongkat ini mengalami masalah yang di sebut putus dalam aliran sihir… Dan dalam Bahasa gampangnya, Ketika kau mengucapkan sihir, sebuah senyawa akan teralirkan melalui tongkat ini, tapi ada goresan yang melukai tongkat ini sehingga senyawa tidak akan keluar dari sini karena dia terluka"
"Hah… Rupanya jug bisa gitu, selama 18 tahun, aku baru tahu ada hal seperti itu… Lalu bagaimana caraku mengatasinya?" Kanna meatap panik.
"Jangan khawatir, di kota HAGA, kita dapat melakukan apapun, jadi mari ke sana" Kata Rokuro.
"Ah baik, tapi sebelumnya, aku harus menyelesaikan beruang beruang ini dulu" Kanna melanjutkan menyayat berung beruang tadi.
"Sebanyak itu, kau akan menggunakan apa untuk membawanya?" Tanya Rokuro dengan bingung.
Dengan ini Kanna meunjukan kantung kecil berwarna coklat. Hal itu malah membuat Rokuro semakin bingung.
"E…. Itu hanya kantung biasa, kelihatan nya…"
"Hahaha itu bukan kantong biasa tauk, yang pasti itu adalah kantung Ajaib, biar aku tunjukan nanti setelah selesai melakukan ini..... "
"Haiz,,,terlalu lama, sini aku bantuin" Rokuro mendekat dan mereka melakukan itu sama sama.
"Apa petualang juga melakukan hal ini?" Tanya Rokuro.
"Biasanya jika para petualang menghabisi hewan buas seperti ini, dia harus memotong dan menyayat hewan nya untuk di jual, jika tidak di pisahkan begini, maka uang yang di dapat akan sangat sedikit. Hal ini sama seperti para petualang yang membunuh siluman, jika di bunuh, siluman itu menghilang, kita tidak akan bisa membuat komponen yang harus dipisahkan. Karena itulah, jika siluman mati, mereka akan menghilang dan hanya meninggalkan batu permata yang jika di jual juga sangat berharga. Hal itu berlaku pada semua jenis makluk, seperti naga, rokg, elf dan yang lainnya. Mereka menghasilkan permata besar dan kecil mengikuti tubuh mereka sendiri" Kata Kanna.
Lalu Rokuro terdengar bertepuk tangan. "Wah, hebat, kau bisa tahu Pendidikan yang seperti itu, apa akademi di kota ABCA juga begitu?"
"Yup… Hehe" Kanna tampak tersipu malu.
Setelah selesai memisah komponen tubuh beruang. "Buka kantung itu dan masukan saja" Kata Kanna.
"Ha? Bagaimana bisa? Ini tidak akan muat" Rokuro tampak tidak percaya.
"Tak apa, masukan saja, kau belum melihatnya karena belum mencobanya juga" Kata Kanna. Lalu Rokuro terdiam dan dia mencoba memasukan satu ikatan komponen yang lebih besar dari kantung itu, dan yang benar saja, barang itu muat mebuat Rokuro terkejut tak percaya.
"Woah…Ajaib…" Dia terkesan.
"Tuh kan, apa aku bilang, itu bisa muat banyak" Kata Kanna.
Setelah Rokuro memasukan semuanya, mereka mulai berjalan Bersama dan kedepan nya akan berjalan Bersama sampai ke kota HAGA yng jaraknya masih jauh sekali.
"Rokuro, bisa aku tahu sesuatu?" Kanna menatap sambil berjalan di samping nya.
"Bertanya apa?" Rokuro menatap bingung.
"Dari mana asalmu, dari penampilan mu, kamu seperti nya petualang?" Tatap Kanna.
"Hm.... Jika di bilang begitu, aku benar benar tak percaya kau mengatakan ku petualang, tapi kau hanya perlu menganggap ku orang biasa saja..."
"Apa kamu yakin? Aura mu sungguh aneh dari tadi loh"
"(Hah, benarkah?!)" Rokuro panik mengendus tubuhnya sendiri. "Memang nya kau mengira aku apa?"
"Yeah, um.... Seseorang yang kuat atau apalah...."
"Hm... Kau akan tahu ketika kita sudah saling mengenal, itu saja..." Balas Rokuro membuat Kann kecewa.
Tapi tak lama kemudian, mereka menemukan sebuah desa yang harus mereka lewati.
"Mampir dulu tidak ada ruginya kan" Kata Kanna.
"Hm.... Memang nya apa yang terjadi di sini.... Sebaiknya kita masuk saja kalau begitu" Kata Rokuro, lalu mereka masuk.
Tapi tiba tiba saja mereka terkejut karena di sana banyak sekali mayat orang orang di sana berceceran dengan darah yang masih segar.
"Apa yang terjadi?!!" Mereka terpaku. Melihat semua orang berlarian dengan panik dan sebagian menangisi keluarga mereka yang mati di tempat.
"Apakah ini perbuatan iblis?!" Kanna menatap panik sekaligus tidak percaya.
"Sepertinya bukan" Balas Rokuro dengan wajah serius.