"Itu dirancang khusus agar tak ada orang yang menembak sembarangan, hanya bisa dengan kekuatan kuat" Kata Rokuro.
"Egh... Jangan hanya banyak bicara, kau harus membantuku!" Tatap Yuki dengan emosi. Lalu Rokuro ke belakang Yuki dan memegang tangan Yuki, ia seperti memeluk Yuki sekarang. Hal itu membuat Yuki berwajah merah dan terkejut.
Hingga, Rokuro menarik pelatuk nya dengan satu jarinya seketika peluru keluar menembak dengan sangat cepat. Lalu Rokuro melepasnya dan di saat itu juga ia berhasil mengambil kalung nya. "Yah, Terima kasih" Ia menunjukan kalung nya lalu ia memakainya di lehernya.
". . . Itu tadi.... Apa?" Yuki masih terdiam tak percaya. Rokuro hanya tersenyum kecil.
"Ini benda aneh" Yuki memberikan nya.
"Ini tidak aneh, hanya kau yang tak bisa melakukan nya" Kata Rokuro.
"Kalau begitu, ikutlah aku perang" Kata Yuki.
"Hah, perang apa?"
"Nanti sore, akan ada perang antara kerajaan ku dengan kerajaan sebelah, kamu harus ada di samping ku untuk menembak"
". . . Boleh boleh saja, tapi lebih baik, aku berada di bagian lain, aku akan berada di sisi belakang kalau tidak di posisi samping antara kedua belah pihak"
"Kenapa begitu?"
"Kau tanya kenapa begitu? Itulah ide menembak dari seorang penembak jarak jauh. Aku akan menembak semuanya tanpa meleset karena itulah aku harus menemukan tempat tanpa adanya kepanikan" Kata Rokuro.
"Baiklah kalau begitu, aku harus mendapat janjimu"
"Yeah, aku janji" Balas Rokuro dengan nada bosan.
Lalu tak lama kemudian, ada seorang wanita pelayan. "Nona Yuki pasukan sudah siap" Kata dia.
"Huh cepatnya?" Rokuro terdiam bingung.
"Ayo... " Yuki menarik tangan Rokuro yang terkejut.
Setelah itu, tampak Yuki memakai baju besinya dengan pedang nya, ia melihat Rokuro yang hanya diam menatap bajunya.
"Kenapa kau tidak memakai baju besi mu? Cepat pakai? Apa jangan jangan tak ada ukuran sebesar mu?" Yuki menatap.
". . . Tidak, aku tidak perlu memakai hal itu.... Sebaiknya cepat selesaikan ini saja" Ia berjalan pergi duluan.
Yuki menjadi terdiam. "(Apa dia tidak takut terluka nanti?)" Ia bingung hingga pada akhirnya ia menaiki kuda dan pergi bersama pasukan ke medan perang.
Lalu tampak, pasukan lawan ada di sana dan di sisi lain, tepatnya di kejauhan medan perang, Rokuro bersender dipohon jauh dari sana sambil merancang sesuatu di tangan nya.
"Baiklah, sudah" Ia selesai membuat rancangan senapan jarak jauh yang hanya menembakan satu kali peluru di setiap satu kali tarikan pelatuk, bisa di sebut penembak sniper.
Ia mulai berbaring tengkurap dan mulai membidik.
Di sisi lain, Yuki akan mengawali peperangan. "Baiklah, ini bukan soal hidup dan mati, tapi ini soal kemenangan, semuanya harus maju!!!" Teriak nya. Lalu mereka bersorak bersama dan langsung melawan. Semuanya berperang dan di saat itu juga, ada suasana ketika Yuki sedang bertarung, ia akan di serang dari belakang, tapi orang yang akan menyerang nya itu tertembak dari sesuatu yang jauh. Rupanya Rokuro, ia sudah siaga.
"(Aku heran, kenapa perang ini tidak membawa hal yang harus di pertimbangkan, jangan jangan ini hanyalah semata perang menghabiskan manusia... Terserah sajalah... Yang penting aku membantu di sini, aku membunuh manusia juga)" Ia tersenyum taring lebar dan mulai menembak banyak dan tanpa sadar, ia benar benar membunuh banyak manusia. Hingga perang selesai, pasukan Yuki masih berdiri sangat banyak menandakan, mereka telah mengangkat kemenangan dan musuh, telah menelan kekalahan.
Setelah selesai perang, wilayah yang dipertaruhkan telah di dapatkan oleh pasukan putri Yuki. Mereka pulang membawa kemenangan dan ini pastinya menjadi perang ke sekian kalinya mereka lakukan selama 2 periode pergantian putri.
"(Aku heran, apakah kerajaan pedang ini memiliki hobi perang begini, benar benar hebat deh jika begitu...Tapi bukankah itu akan membuat konflik permusuhan pada kedua belah pihak?)" Pikir Rokuro dan sekarang ia tampak berjalan di jalanan kerajaan dan berhenti, ia berdiri menunggu sesuatu, rupanya pasukan putri Yuki yang baru saja pulang. Yuki ada di depan dengan menunggangi kudanya.
Ia berhenti di depan Rokuro sementara pasukan yang lain harus pergi dan beristirahat. Mereka sudah bekerja keras melindungi putri Yuki dari serangan mendadak dari kawan musuh.
"Terima kasih untuk yang tadi, sepertinya aku tidak bisa meremehkan mu lagi" Kata putri Yuki yang turun dari kudanya di bantu tangan Rokuro.
"Tidak masalah, aku sudah melakukan tugas ku... (Dan juga, Terima kasih telah membiarkan ku membunuh manusia)" Balas Rokuro dengan santai.
"Kemarilah dan mampir dulu, kita ngeteh bersama di taman bunga ku" Tawar Yuki, kini tatapan nya berubah. Dari tadi yang memasang wajah datar dan cuek menjadi senyuman ramah pada Rokuro. Lalu Rokuro mengangguk.
Setelah itu mereka terlihat ada di vila kecil yang memperlihatkan indahnya bunga di sekitar sana, duduk di meja berhadapan dengan teh nya.
"Yah, aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, jadi mohon maaf" Kata Rokuro, ia mengeluarkan rokok, Yuki hanya mengangguk mengizinkan.
"Jadi, darimana asal mu?" Tatap Yuki.
". . . Aku.... Aku dari .... Sebenarnya aku lupa, aku hanyalah seorang petualang tapi tidak resmi, mungkin lebih tepatnya pengelana" Balas Rokuro.
"Sudah berapa tahun?"
". . . Itu pun juga aku tidak ingat... (Memang nya tahun di hitung dalam umur kami, umur kami di hitung dalam abad)"
"Jadi kamu bukan bawahan dari Chloe?"
"Yah yang jelas bukan, hanya semata saja aku mengenal nya"
" . . . Kalau begitu, maukah kau melakukan apa yang aku bilang, karena kemampuan mu pasti sangat bisa melakukan yang aku inginkan ini, hanya sederhana untuk mu"
"Hal apa yang harus aku lakukan dulu, baru aku bisa mempertimbangkan nya"
". . . Tangkap salah satu buronan dari 4 legenda buronan pertama" Kata putri Yuki seketika Rokuro benar benar terkejut tak percaya dengan tampang kaku dan rokok yang ada di jarinya, terjatuh begitu saja membuat suasana terdiam.
"(Sial!... Jika aku berada di situasi ini, apa yang harus ku lakukan, aku tidak mungkin mengaku... Jika aku menerimanya, siapa yang akan aku tangkap?)"
"Apa kau baik baik saja?" Tanya putri Yuki menatap nya dengan bingung.
"E.... Aku... Aku baik baik saja, hanya saja kamu memintaku untuk menangkap salah satu legenda buronan pertama, untuk apa, dan kenapa kau tidak lakukan sendiri"
"Aku jelas tak bisa melakukan nya sendiri, dan jika dengan kekuatan mu, pastinya kamu bisa menangkap nya"
". . . Maaf, tapi aku ini tidak akan bisa mengalahkan nya" Rokuro mencoba beralasan dan meyakinkan Yuki.
"Haiz begitu ya, benar benar susah" Yuki menjadi putus asa.
"Lalu, apa yang akan kau lakukan jika kau mendapatkan nya?" Tanya Rokuro.
"Dia berharga banyak uang dan uang itu akan aku berikan pada semua orang di kerajaan ku agar mereka tidak kekurangan apapun sama sekali, beberapa hal yang terjadi, itu sangatlah menghambat pekerjaan dan kebutuhan semua orang di sini, termasuk kebutuhan makanan. Sebagian dari mereka complain padaku ingin merasakan telur setiap hari, karena di sini tak ada peternakan ayam jadi kami sebagian harus mencari di beberapa wilayah, tapi sayang nya, beberapa wilayah itu juga tidak bisa menerima kehadiran dan uang kami untuk membeli, mereka benar benar menolak, mungkin ini karena kerajaan pedang memang di kenal sebagai pengambil banyak wilayah" Kata Yuki.
". . . Kau seharusnya tahu, niat mu baik pada semua orang di kerajaan mu, tapi.. Kau juga harus punya niat yang sangat baik pada kota maupun kerajaan tetangga, dengan begitu, kalian akan mudah menjalin kontrak dan tak akan ada lagi perang yang terjadi"
"Tapi, inti dari Kerajaan pedang adalah bertarung dengan pedang nya"
"Kau bisa mengganti intinya, mungkin kerajaan mu akan menjadi tempat belajar pedang, dengan banyak nya orang yang sudah mahir pastinya akan mengajari pada orang orang yang mau belajar pedang, dari dalam kerajaan maupun di luar kerajaan. Dengan uang sewa pelajaran itu, kamu bisa mendapatkan untung uang besar, tak perlu lagi mempertahan kan maupun memperebutkan wilayah" Kata Rokuro tatap nya sambil kembali menyalakan rokoknya.
Lalu Yuki terdiam sebentar. Ia lalu mengangguk perlahan. "Mungkin kamu benar.... Aku mungkin bisa melakukan nya dan mencobanya juga" Kata Yuki.
"Baguslah, kalau begitu, aku pergi dulu" Tatap Rokuro.
"Hah pergi?!" Yuki menatap terkejut.
"Ya, aku harus pergi ke kota HAGA.... Di sana tempat dimana para petualang bisa mendapat uang dari berburu dan juga, ada orang yang telah menungguku, aku sudah menghitung banyak hari dan hari ini adalah hari janji itu bertemu. (Setelah 50 tahun berjanji pastinya)" Kata Rokuro.
". . . Baiklah.... Baiklah, sebelumnya apa kau bisa mampir ke sini lagi?"
"Aku tak yakin soal itu, tapi tunggu saja, tapi mungkin aku akan pergi jauh lagi karena aku akan terus berkelana"
"Baiklah, mungkin aku memang terlalu mengganggumu, tapi sebelumnya aku benar benar berterima kasih sebanyak banyak nya karena ide mu tadi, aku akan menerapkan nya langsung setelah kau pergi" Kata Putri Yuki.
Lalu Rokuro mengangguk dan mereka berdiri bersama dan berjabat tangan.
"Oh, sebentar, aku akan memberimu imbalan dulu" Kata Yuki, ia membuat Rokuro bingung lalu Yuki sendiri berjalan pergi meninggalkan nya untuk mengambil sesuatu.
Tak lama kemudian, Yuki kembali membawa satu kotak artefak. "Ini untuk mu" Artefak kristal yang sangat cantik.
"(Artefak kotak? bentuknya sama seperti apa yang di berikan oleh Smirna) Untuk apa sebenarnya artefak ini?" Tanya Rokuro sambil menerimanya.
"Artefak itu memiliki 10 varian di dunia ini, dan itu sangat berharga jika di kumpulkan, karena artefak artefak itu berada di tempat yang berbeda berbeda, aku mungkin akan menyerahkan padamu saja karena aku tak bisa mengumpulkan nya, semoga kamu bisa mengumpulkan nya" Kata Yuki.
"(Ah menarik, aku akan langsung mengumpulkan nya, ada 10 jumlah nya dan artefak pertama yang di berikan oleh Smirna itu adalah Artefak dengan cahaya bintik bintik menyala dan ini kristal berwarna warni, ini pasti akan sangat menarik untuk di cari, tapi aku juga harus menyambi mencari pecahan kristal kimo) Baiklah, terima kasih, aku akan segera pergi" Tatap Rokuro lalu Yuki mengangguk. "Hati hati"