"Hm... Begitu yah, ayo buat penawaran tanpa perlawanan...." Rokuro menatap pada mereka.
"Hahaha pastinya mau gimana lagi kalau bukan itu, itu termasuk logis juga Bang, kalau begitu bagaimana dengan judi kau pasti kalah dengan kamu atau kau malah takut dengan kami" Kata mereka sambil meremehkan Rokuro.
Lalu Rokuro tersenyum kecil. "Yah... Boleh-boleh saja aku akan memberikan wanita ini jika aku kalah. Tapi jika aku menang, tak hanya wanita ini aku ambil tapi aku juga akan meminta sesuatu dari pada kalian"
"Hahaha boleh juga nih, tawaran nya bener-bener gede tapi pas bermain nanti pasti seperti cecenguk kecil wkwkwk" Mereka terus meremehkan Rokuro yang berada di ujung tanduk kemarahannya, tapi ia mencoba sabar dan menghela nafas panjang.
Ia menoleh ke Chloe lalu berlutut dan mengatakan sesuatu. "Tunggulah aku, aku pasti menang, yang kau lakukan hanya harus berada di sampingku terus"
Chloe yang mendengar itu hanya bisa terdiam dengan mengangguk sangat cepat seperti masih trauma akan sesuatu membuatnya harus membisu ketakutan di depan Rokuro sendiri. "(Kenapa.... Kenapa dia menolong ku? Kenapa dia melakukan itu, masih sempat sempatnya dia mengenaliku dalam keadaan yang begini, padahal aku mengusirnya dan tak suka pada dia.... Kenapa dia begitu baik menolong ku sekarang, bahkan tak hanya menolong, dia membelaku juga....)"
Tak lama kemudian tantangan itu terjadi di tengah-tengah kota. Banyak orang yang ingin menyaksikan pertandingan judi kartu antara Rokuro dan pria yang telah menjadi lawannya yang duduk di depan meja dengan berhadapan. Rokuro duduk menghadap papan meja besar di antara dia sementara Chloe yang ada di belakangnya.
"Akan kuulangi permintaanku, jika aku menang maka wanita itu menjadi milikku dan kamu akan kami bunuh" Kata pria itu yang sangat menantangnya.
Chloe yang sudah mendengar itu tentu saja terkejut.
Tapi Rokuro hanya berwajah tenang. "Boleh saja, kau bisa melawanku dengan kerja kerasmu sementara aku hanya akan santai"
"Apa yang kau pikirkan, pertandingan ini hanya satu babak saja dan kau hanya memiliki satu kesempatan kecil, dan kamu masih sempat-sempatnya berwajah sombong seperti itu pada mereka yang jelas-jelas meremehkan kamu" Bisik Chloe yang ada di sampingnya.
"Begitupun juga mereka..." Rokuro membalas dengan sangat singkat.
Lalu pertandingan dimulai. Hingga terjadi hal normal dalam permainan itu tanpa adanya kecurangan yang dilihat. Sepertinya mereka memiliki kemampuan yang hampir setara.
Lalu beberapa lama kemudian orang lawan Rokuro itu masih terdiam dengan kartunya yang ada di tangannya. Ia menjadi gemetar padahal giliran nya menunjukkan kartunya. " . . . (Ini sudah di ujung kemenangan orang ini, dan aku sebentar lagi kalah jika aku menunjukkan kartuku, tak ada jalan lain lagi... Aku kalah!! Aku akan curang saja) " Pria itu nampak panik dalam hatinya. Sementara Rokuro hanya tersenyum santai sambil menyalakan rokoknya.
"(Aku sudah tahu dia akan berlagak curang di sini, dan sekarang dia melakukan nya, begitu curang, dia mungkin berpikir aku tidak tahu itu, padahal aku tahu...)" Pikir Rokuro dengan tenang.
Suasana sangat lama hingga setengah rokok Rokuro habis. Lalu tiba-tiba saja Rokuro mendobrak meja membuat mereka semua terkejut menoleh padanya lalu berdiri membuat semuanya menjadi bingung.
"Membuat lawan menunggu dasar tidak punya harga diri!! Aku sudah jelas menang meskipun kamu curang pun aku tetap menang, kecurangan memang yang terdepan tapi kecurangan tak bisa menang!" Rokuro Langsung melempar kartunya yang mendarat di meja seketika semuanya termasuk lawannya itu terkejut karena kartu itu adalah kartu yang memenangkan semua kartu di tengah lawannya, kini sudah jelas siapa pemenangnya.
"Sekarang Aku akan minta bagianku jika aku menang Kalian pergi dari kota ini tanpa menyerahkan barang-barang kalian"Kata Rokuro lalu mereka menjadi terdiam bingung.
"Hanya itu?" Tatap nya.
Lalu Rokuro mengangguk, di saat itu juga, orang orang yang tadi mengganggu Chloe menjadi pergi satu satu.
Lalu Rokuro bisa bertanya pada Chloe. "Kemarilah, kau sepertinya sedang terbawa masalah" Kata Rokuro, ia melepas baju dobelan nya dan memakaikan nya pada Chloe.
"Bisa kau ceritakan padaku?" Tambahnya.
"Aku benar benar sungguh sangat malu pada diriku sendiri.... Aku telah di selamatkan oleh orang yang bahkan tidak aku sukai" Chloe menatap khawatir.
Rokuro menjadi terdiam, dia lalu kembali menyalakan rokoknya dan menatap atas. "Tak apa.... Orang biasanya menganggap ku lebih buruk, jadi tak perlu malu, katakan saja padaku dan ceritakan bagaimana kau bisa ada di sini, padahal kau seorang putri yang bersih tapi kenapa tampilan mu begitu...." Tatapnya.
". . . Sebenarnya, aku dan sedikit pengawal akan ke kota ini, tapi di tengah tengah padang pasir ada badai pasir yang sangat besar membuat kecelakaan terjadi hingga aku sampai kemari sendirian tanpa seorang pengawal. Tujuan ku datang kemari adalah ingin mengetahui soal kotak itu dan sekarang aku tak tahu caranya aku pulang" Chloe menatap sedih.
". . . Jika kau ingin tahu dari awal, kenapa tidak bilang padaku saja bahkan ketika aku ada di tempat mu untuk kedua kalinya"
"Maafkan aku.... Aku berubah pikiran, kupikir itu sudah selesai tapi aku benar benar penasaran, aku benar benar bersalah.... Ini semua benar benar menyakitkan...." Chloe mendadak menangis.
Rokuro mengerti apa yang terjadi, dia hanya membuang wajah menatap atas sambil menghembuskan napas rokoknya. "(Yeah, dia pasti trauma karena telah direndahkan tadi....)"
Tapi tiba tiba Chloe memeluk nya membuat Rokuro terkejut dan respect menyingkirkan rokoknya dari hadapan nya, dengan kata lain, dia menjauhkan rokoknya karena Chloe memeluknya.
"Hiks.... Aku benar benar tidak pernah direndahkan begini.... Hiks..." Chloe menangia di dada Rokuro yang hanya diam. Dia seperti nya biasa saja dan menganggap Chloe hanya meminjam tubuhnya untuk memeluknya.
Lalu Chloe menarik napas terakhir menangis nya. Dia menatap Rokuro yang diam menatap lain dengan rokok yang bahkan habis di tangan nya tanpa ia hisap karena Chloe memeluknya tadi.
Chloe terdiam dengan itu. "(Apa dia... Menghargai ku.... Dia diam dan tidak menolak ku dan bahkan ia juga menyingkirkan rokoknya....)" Chloe menjadi terkagum.
"Kau sudah selesai?" Rokuro menatap membuat Chloe berwajah merah lalu mengangguk.
"Baiklah, itu tadi sungguh alasan yang bagus, tak apa, aku sudah meletakan kotak itu ke tempat yang aman, sebaiknya kau ikut aku dulu" Kata Rokuro.
Setelah itu, Rokuro membawa Chloe ke penginapan di sana, ia berjalan ke penjaga. "Aku ingin pesan satu kamar" Tatap nya.
"Baiklah" Balas penjaga itu lalu memberikan kunci kamar padanya. Setelah membayar, Rokuro menatap pada Chloe yang masih terdiam tidak nyaman.
"Ayo pergi" Kata Rokuro. Lalu Chloe mengikutinya dan Rokuro membawa ke kamar penginapan. Setelah Chloe masuk, ia menatap dari pintu.
"Tunggulah di sini, aku akan mencari sesuatu dulu" Kata Rokuro. Ia menutup pintu dan Chloe hanya terdiam sambil masih terbalut baju Rokuro.
Tapi tak lama kemudian, Rokuro membuka pintu dengan mendadak membuat Chloe terkejut menoleh nya. "(Cepat banget?!!)"
"Ini" Rokuro mendekat memberikan baju baju yang sudah terlipat pada Chloe yang bingung.
"Pakailah baju ini, aku baru saja membeli nya" Kata Rokuro. Chloe menerimanya dengan wajah tak percaya. "Te... Terima kasih"
Lalu Rokuro mengangguk dan akan berjalan pergi, tapi Chloe berdiri menghentikan nya. "Tunggu, sebelumnya aku benar benar berterima kasih padamu, kupikir kamu adalah iblis yang buruk, aku benar benar berterima kasih, setelah ini aku akan mengganti dan membayar semua yang telah kamu berikan" Kata Chloe. Lalu Rokuro menoleh dengan senyum kecilnya.
"Barang yang sudah di berikan, jangan berharap untuk mengembalikan nya secara tidak menganggap bahwa orang yang memberimu tidak ikhlas memberinya"
Seketika Chloe terdiam, lalu Rokuro kembali melanjutkan jalan nya dengan menambah perkataan nya. "Sampai jumpa, aku akan kemari malam nanti"
Chloe bahkan masih terdiam. "(Apa yang aku pikirkan dari dulu, dia rupanya adalah orang yang baik juga, harusnya aku tahu, bahwa semua iblis juga pasti memiliki hati sama sepertinya, haiz.... Aku harus nya berpikir dua kali)" Pikirnya.
Rokuro pergi menghampiri tempat Smirna yang duduk di kursinya membaca buku kuno itu, dia menatap Rokuro yang datang. "Selamat datang" Tatapnya.
Rokuro hanya menoleh sekitar lalu bertanya. "Dimana gadis drakula itu?"
"Oh, dia sedang berjalan jalan, dia bilang padaku untuk kembali nanti, jadi jangan khawatir"
"Cih, terserah saja jika dia hilang, aku juga tak terlalu peduli..." Rokuro hanya cuek lalu berjalan pergi dari sana membuat Smirna terdiam bingung.
Lalu saat malam hari, Rokuro mengetuk pintu kamar Chloe, dan Chloe sendiri membukanya, tampak dia sudah memakai baju yang di belikan Rokuro tadi.
"Anu, Terima kasih banyak untuk ini" Chloe memberikan baju Rokuro tadi, lalu Rokuro mengambil nya dan mengangguk. "Ya, aku pastikan besok kamu sudah di jemput oleh pengawal mu karena aku sudah mengirim pesan burung gagak pada kerajaan padang pasir" Kata Rokuro. Lalu Chloe juga mengangguk.
"Ngomong ngomong sebenarnya aku ingin bilang sesuatu pada mu soal kotak itu..."
"Kotak itu? Bukankah aku sudah bilang aku akan menanganinya, kau hanya perlu tenang saja"
"Tidak, maksud ku, hanya saja aku ingin bilang fakta soal kotak itu" Tatap Chloe.
Seketika Rokuro terdiam menatap itu. Tapi tiba tiba ada yang melewati kamar mereka melalui lorong, lebih tepatnya wanita paruh muda yang berhenti berjalan dan menoleh pada Rokuro yang berdiri di depan pintu kamar Chloe. Wanita paruh baya itu menggeleng dan berjalan duluan sambil berguman sendiri. "Benar benar banyak pria brengsek sekarang" Gumam nya dan itu di dengar oleh Rokuro. Rokuro menjadi kesal, ia sudah tahu bahwa wanita paruh baya itu berpikir bahwa Rokuro mengganggu Chloe, padahal dia sedang menolong Chloe. "(Kenapa manusia memiliki pemikiran yang selalu buruk, mereka belum melihat apa yang terjadi dan mengira begitu saja... Benar benar sialan, itu yang membuat ku benar benar membenci manusia sangat buruk... Mereka menilai orang lain tanpa melihat isinya...)"
"Ayo, sebaiknya kita ke tempat yang lebih baik" Kata Rokuro. Lalu Chloe mengangguk.