Mereka berdua pergi ke luar kota ROQI, tepatnya di bukit rumput memandang bulan malam. Duduk berjarak di antara kedua tubuh mereka. Rokuro yang duduk sila dengan menyangga tubuh dengan tangan ke balakang dan Chloe hanya duduk memeluk lututnya.
"Apa di sini baik baik saja?" Chloe menatap.
"Yeah, memang nya apa yang menjadi masalah?"
"Mungkin bisa saja ada binatang buas, seperti beruang menyerang, di belakang kita adalah hutan gelap..."
"Itu baik baik saja... Jadi, ingin bicara apa?" Tanya Rokuro sambil dia sendiri menatap bulan.
". . . Sebelumnya aku ingin minta maaf karena dari dulu aku juga tidak tahu apa yang terjadi dan hanya asal egois saja, jadi.... Mayat atau tulang yang ada di kotak itu, adalah mayat dari ibuku sendiri" Kata Chloe. Seketika mata Rokuro membesar dan menoleh padanya dengan tak percaya.
"Setelah ibu mengatakan pesan terakhirnya, mereka bilang mereka akan mengkremasi nya tapi rupanya mereka malah membuahkan mayat ibuku dan memasukan tulang nya saja ke dalam kotak lalu menanamnya di bawah kerajaan, aku belum tahu siapa mereka tapi yang pasti, aku tahu hal ini dari salah satu mereka yang mengakuinya, kami menangkap nya kemarin dan dia mengatakan sesuatu yang aneh" Kata Chloe.
". . . Bawa aku ke kerajaan mu, biar aku yang memberi soal orang itu" Kata Rokuro.
"Apa kau yakin?"
"Yeah memang nya apa masalahnya?"
"Tak ada, hanya saja, apa kau tidak lelah bolak balik ke kerajaan ku dan ke kota ROQI" Tatap Chloe.
Rokuro terdiam sebentar dan tertawa kecil. "Pft.... Aku tidak bisa lelah hanya karena bolak balik, justru yang membuat ku lelah adalah, sulit memahami sikap manusia, mau bagaimana lagi mereka memiliki sikap yang beda sehingga tak ada rata rata yang mengalahkan nya..."
". . . Aap maksudmu? Apa iblis seperti mu sangat penasaran dengan sifat manusia?" Chloe menatap bingung.
"Yeah, begitulah, manusia adalah makhluk yang akan kita andalkan, karena mereka akan terus ada hingga masa depan datang dan ini semua menjadi sejarah" Kata Rokuro membuat Chloe terdiam.
". . . Sejarah? Tapi, kudengar, manusia yang pernah bertemu dengan iblis, mereka bisa melewati sebuah masa masa tahun hingga ke tahun, hingga mereka terlahir kembali di mana Iblis juga ada di tahun tersebut"
"Oh, itu hanya mitos, tapi belum di ketahui, karena memang belum terjadi" Balas Rokuro membuat Chloe bingung. "(Tapi, itu memang faktanya.....)"
Hari selanjutnya, Mereka berhasil sampai di kerajaan padang pasir, seketika banyak dari pengawal nya yang berlutut pada Chloe yang turun dari kereta kuda di kawal oleh Rokuro.
"Nona Chloe, kami benar benar minta maaf!!" Kata mereka seperti tak berdaya di sana.
Tapi tiba tiba saja, salah satu dari mereka langsung di pukul Rokuro dengan kepalan tangan membuatnya langsung jatuh. Rekan nya itu terkejut melihat hal itu.
"Hei, tunggu" Chloe menghentikan tangan Rokuro. "Apa yang kau lakukan?"
"Huh?! Apa yang aku lakukan?! Aku sedang memberi pelajaran pada mereka yang tidak bisa menjaga ratu mereka sendiri!!" Rokuro langsung memegang kerah satu orang lagi membuat semuanya takut.
"Seorang wanita yang sudah menjadi ratu, jadikan dia sebagai satu satunya yang harus dilindungi bagi kalian!! Dasar payah..." Rokuro menatap kesal.
Chloe yang melihat itu menjadi terdiam dan berwajah merah. "(Jadi dia.... Membela ku.... Kenapa dia kelewat baik....) Sudahlah, itu mungkin memang kesalahan mereka, ini baik baik saja" Tatap Chloe.
"Yah, begitulah, mari kita lihat saja" Kata Rokuro yang akhirnya melepas orang itu dan tidak melanjutkan kekesalan nya. Lalu Chloe mengangguk dan mereka segera ke penjara bawah tanah. Di sana ada seseorang yang terantai dan menoleh pada mereka yang ada di tepi pagar besi.
"Aku akan menariknya" Kata Chloe membawa kuncinya tapi Rokuro menahan tangan Chloe untuk tidak membukanya.
"Biarkan aku ke sana sendiri" Tatap Rokuro, dia mengambil kuncinya dan masuk ke dalam sel besi itu.
"Tunggulah aku di atas" Tambahnya.
"Apa kau yakin?" Chloe menatap khawatir.
"Aku akan cepat kembali" Balas Rokuro. Di saat itu juga, Chloe menjadi memerah dan langsung pergi meninggalkan nya.
Rokuro menoleh pada orang itu dan melihat seorang wanita yang tertutup penutup mulut, rambutnya panjang berwarna merah dan juga, pakaian nya tipis seperti petarung.
Rokuro terdiam, ia lalu berlutut menatap wanita itu yang melirik nya dengan sangat tajam.
"Hei, jangan khawatir, aku juga penolong di sini" Kata Rokuro. Tapi siapa sangka, kaki wanita itu menendang dagunya membuatnya jatuh dengan tendangan maut itu.
"Ahk.... Sial... Aku mencoba baik dengan mu!!" Rokuro bangun dengan memegang dagunya yang bekas tendangan telapak kaki wanita itu.
"Katakan padaku apa maumu dan siapa kamu!!!" Tatap Rokuro dengan marah. Dengan cepat ia membuka penutup mulut wanita itu yang langsung bicara. "Kau brengsek!!"
"(. . . Bre... Brengsek kau bilang?)" Rokuro terdiam kaku mendengar itu.
"Biarkan aku bertemu dengan putri sialan itu!! Aku adalah musuhnya!!"
"Apa maksud mu?"
"Ibunya, ibu ku.... Mereka adalah musuh dari dulu dan sekarang aku harus terus menyerang nya sehingga dia tak akan menjadi seorang putri, biarkan dia menjadi seorang yang lusuh"
". . . ha... Ha... Hahahaha, sialan... ini membuat ku tertawa, baiklah wanita.... Kau sepertinya main main" Kata Rokuro, ia menatap meremehkan membuat wanita itu terdiam kesal.
"Cih... Tanyalah padanya, dia hanya tak mengerti dengan perkataan ku karena aku bosan menjelaskan. Tanya pada dia, saipa musuh ibunya!!! dan bawa dia kemari, biarkan aku membunuhnya!!"
"Baiklah, baiklah... Sepertinya aku harus pergi dulu, tunggulah di sini yah" Kata Rokuro, ia berdiri dan berjalan pergi dari wajah wanita itu yang masih sangat kesal.
Rokuro bertemu Chloe di ruang kerajaan. "Bagaimana?" Tatap Chloe ketika melihat Rokuro masuk.
"Sebelumnya aku ingin bertanya, apa ibumu dulunya pernah punya musuh?"
". . . Jika tak salah... Ibuku punya musuh dari seorang ratu di kerajaan pedang"
"Kerajaan pedang?"
"Ya, mereka beradu dan terus beradu, hingga sepertinya musuh ibuku lah yang telah membunuh ibuku"
"Kalau begitu sudah jelas... Bahwa wanita yang kau tangkap itu adalah putri dari musuh ibumu, sepertinya peperangan ini akan berlanjut pada kalian" Kata Rokuro seketika Chloe terkejut.
"Apa maksud mu?!"
"Yah, untuk lebih jelasnya kamu harus minta maaf pada dia dan mencoba bicara baik baik"
" . . . Haiz... Baiklah, aku akan coba, yang penting masalah ini cepat selesai"
Akhirnya mereka bisa berbicara setelah Chloe mengajak Wanita itu untuk bicara, kini mereka terlihat duduk bertiga di ruang pertemuan kerajaan. Tatapan wanita itu tampak masih marah dan kesal.
"Sebelumnya aku akan bertanya, apa ada cara untuk menggantikan pertarungan atau peperangan sesama ibu ini?" Tanya Rokuro.
Lalu wanita itu terdiam berpikir dan mengangguk. "Ada, kabulkan satu permintaan untuk ku, setelah itu aku tidak akan meneruskan peperangan ini dari ibuku" Balasnya. Lalu Chloe dan Rokuro langsung tersenyum lega bersama.
"Katakan padaku" Tatap Chloe.
Seketika wanita itu menunjuk Rokuro sambil mengatakan sesuatu. "Berikan pria ini padaku"
Seketika Chloe dan Rokuro menjadi terkejut. "Tunggu, tunggu, kau tidak bercanda kan?" Chloe menjadi panik sendiri.
"Aku tertarik dengan nya, berikan dia padaku dan suruh dia pergi ke kerajaan ku membawa tangan kosong, aku akan menunggu, bawalah ini untuk menunjukan sesuatu pada penjaga di sana" Wanita itu berdiri, memberikan kertas undangan tebal pada Rokuro yang masih terdiam tak percaya.
Lalu wanita itu berjalan pergi dari sana.
Chloe menatap Rokuro dan menelan ludah. "Anu, maaf kan aku"
". . . Haiz, tak apa... Lagipula aku hanya perlu ikut dia kan... Sudahlah, yang penting masalah ini selesai, tapi tetap saja aku harus meneliti kotak itu... Hah, benar kotak itu" Rokuro langsung berdiri, ia berlari pergi membuat Chloe terkejut melihat larinya yang cepat.
"Hoi tunggu!" Panggil Rokuro pada wanita tadi yang akan berjalan pergi dari gerbang kerajaan.
"Tunggu, soal kutukan itu, apa kau bisa menghilang kan nya? Kutukan ibu dari Chloe, kau yang membuatnya kan?" Tatap Rokuro dengan serius.
"Kotak itu adalah kotak kutukan yang hanya bisa di hilangkan kutukan nya oleh seseorang yang pandai saja, yang pasti kutukan itu tidak bisa hilang, hanya bisa dijinakan, jangan khawatir, jika sudah di jinakan maka tak akan ada bencana" Kata wanita itu, ia lalu berjalan pergi membuat Rokuro terdiam bingung.
Lalu Chloe terlihat menyusul nya. "Ada apa?"
"Aku harus kembali ke kota ROQI, setelah itu besok aku akan langsung ke kerajaan pedang, sampai jumpa, putri padang pasir" Kata Rokuro.
"Apa kita tidak akan bertemu lagi?" Tatap Chloe.
"Kita tidak bisa bertemu lagi, tapi kemungkinan, kau akan bertemu dengan saudara saudaraku" Balas Rokuro.
"Kalau begitu, sebelumnya, bisa aku melakukan sesuatu untuk terakhir kali?" Chloe menatap membuat Rokuro terdiam bingung.
Namun tiba tiba, Rokuro terkejut karena Chloe mendekat dan langsung mencium bibirnya membuat suasana terdiam.
"Sampai jumpa dan selamat tinggal" Kata Chloe pada Rokuro yang masih terdiam.
"(Aku benar benar salut dan berterima kasih padanya yang telah menolong ku)" Chloe tersenyum manis padanya.
--
Setelah sampai di kota ROQI, Rokuro segera ke rumah Smirna dan di sana, Smirna dan Reikan sedang menatap kotak kutukan itu yang di atas meja. Mereka menoleh ketika Rokuro sudah sampai.
"Hei, kemarilah dan lihat apa yang terjadi" Kata Reikan lalu Rokuro mendekat dan melihat bahwa kotak itu tidak lagi ada aura kutukan. Ia langsung berkata lebar menatap tak percaya pada Smirna.
"Ba... Bagaimana bisa?!"
"Aku sudah mempelajari nya, rupanya ada kata mantra di sini dan aku berhasil menenangkan kutukan ini dan aku benar benar sudah mendapatkan rumah ku kembali wuhu!!" Smirna senang berdiri, ia melempar buku kuno itu pada Rokuro yang terkejut menerimanya. Lalu Smirna dengan gembira berlari keluar dari rumah nya dan di ikuti Rokuro yang masih tak mengerti.
"(Apa yang sebenarnya terjadi? Jelaskan padaku?)" Rokuro bingung.