"Ini sudah malam saja" Gumam Rokuro duduk di atas atap rumah orang lain yang tinggi di sana. Menatap bulan yang tidak bulat di sana. Dengan banyak nya bintang terlihat. Ia menghela napas panjang dan dan seketika ekor dan kuping muncul di tubuhnya, ia mengangkat telapak tangan nya sendiri menatap kuku jarinya yang panjang karena perubahan nya itu, pupil mata nya menjadi sangat sipit dengan senyum taring nya menatap langit.
"Hm.... Aku benar benar rindu pada masa masa itu" Pikirnya, ia lalu mengeluarkan sesuatu dari sakunya, sebuah kotak rokok. Menyalakan nya dengan jarinya sendiri yang mencubit ujung rokok membuat rokok itu menyala dan ia meletakan nya di mulutnya.
Seperti sedang meratapi nasibnya tapi dengan senyuman yang sangat santai.
Ia menatap bulan dan di pandangan nya, bulan itu berwarna merah darah dan sangat pekat, bukan sabit tapi purnama. Sepertinya ia sedang mengingat sesuatu. "(Ketika klan bencana datang, di sanalah bulan darah ikut muncul, rasanya sangat menyenangkan, membunuh banyak orang. Perempuan, lelaki, wanita, pria, gadis, dan pria tua sekalipun, kami bunuh tanpa adanya yang tersisa dan sekarang kami telah di kutuk oleh hukum di sini. Jika kami terus membunuh, populasi manusia akan menurun dan semua mahkluk selain manusia tak dapat bereproduksi bersama manusia. Kami tak bisa berhenti hingga sesuatu harus membuat kami berhenti secara mendadak)" Pikirnya. Seketika dalam benaknya, terlintas pikiran yang mengerikan. Dia melihat tubuh Hannyo, terluka, semuanya, banyak tusukan menusuk punggung nya, dan rantai yang muncul secara cepat mengikat seluruh tubuh termasuk lehernya, kata kata terakhir terlintas dari mulut iblis satu itu. 'Katakan... Pada... Mereka.... Kita harus.... Berhenti!!'"
"(Dia mengatakan nya dengan leher yang tertekan, dia memang orang yang terkuat, tapi ada sesuatu yang dapat mengalahkan nya sendiri. Bukan manusia, dewa, siluman, iblis lain, dan makhluk makhluk lain nya, itu lebih tepatnya sebuah senyawa yang tak pernah ada. Yang pasti.... Itu dari dirinya sendiri, yang dapat mengalahkan nya)" Pikir kembali Rokuro.
Lalu rokoknya habis dan ia berdiri dan di saat itu juga, ia berubah kembali menjadi manusia. Lalu melompat dari atas sana dan kembali ke rumah Smirna.
Di dalam, Smirna tampak duduk di samping kursi meja bulat nya menatap buku kuno itu sambil membacanya dengan serius. Ia mendengar Rokuro masuk.
"Dimana gadis itu?" Ia bertanya soal Reikan.
". . . Dia sedang tertidur di kamar, kamu bisa menggunakan satu kamar satunya untuk tidur" Balas Smirna.
"Aku tidak ingin tidur" Kata Rokuro sambil akan berjalan pergi. Tapi Smirna berdiri sambil memanggilnya. "Tunggu.... "
Membuat Rokuro menoleh padanya.
"Anu.... Aku sebenarnya ingin bilang sesuatu padamu" Tatap Smirna.
"Bilang apa? Jangan bilang kau ingin tidur dengan ku, kemarilah" Rokuro menatap membuat Smirna terkejut mendengar nya. "A... Apa kau serius?! Bukankah tadi kau bilang?"
"Tidak, aku hanya bercanda, kau ingin bilang apa?" Tatap Rokuro.
"(Haiz... Perkataan tadi hampir membunuh jantung ku) Begini, setelah aku lihat lihat lagi, rupanya aku butuh waktu 2 hari untuk mempelajari buku itu dan langsung mempraktikkan nya, jadi apa kamu bisa menunggunya?" Tatap Smirna dengan ekspresi khawatirnya.
"Itu sungguh lama"
"Ya, itu karena setelah aku lihat lihat lagi, aku harus mempelajarinya lebih dalam"
"Baiklah, aku akan menunggu itu, ngomong ngomong apakah di sini ada bar terdekat?"
". . . Um... Bisa aku tahu dulu kenapa kamu mencari bar di sini?" Tatap Smirna.
". . . Untuk bersenang senang"
"B.. Baiklah, ada di sekitar sini, kamu tinggal cari saja ke arah barat" Kata Smirna. Lalu Rokuro mengangguk. "Baiklah, aku pergi sekarang" Ia berbalik dan berjalan pergi dan itu membuat Smirna terdiam menatap nya pergi.
Tampak Rokuro berjalan sambil menyalakan rokok lagi di bibirnya. Melihat ke jalanan yang sepi pada malam hari dan semua toko tutup, kecuali satu kedai yang menyala redup. Bar yang tak tentu ada banyak orang yang mampir di sana, ia langsung tersenyum kecil dan berjalan ke sana.
Meminum banyak alkohol di sana dan juga, duduk sendirian menatap sekitar. Hanya ada 6-8 orang yang ada di bar itu. Ia menjadi sedikit kecewa menyangga dagunya. "(Benar benar sangat membosankan, kupikir akan ada sesuatu gitu main kartu... Biliar, atau apa gitu... Haiz...)" Ia akan mati bosan.
Tapi ada seseorang yang menatap nya dari jauh. Seorang wanita dengan pakaian terbuka, rambut pirang panjang bergelombang dan bibir besar yang menggoda mulai tertarik melihat ke Rokuro. "(Dia tampak menarik)" Ia berdiri dari duduknya lalu berjalan mendekat dengan pinggul lenggak lenggok nya. Meletakan telapak tangan nya di meja Rokuro, tapi Rokuro tak menoleh padanya, hanya menikmati minum alkoholnya saja.
"Abang~" Panggil wanita itu, ia mendekat dengan meletakan tubuhnya di atas meja membuang pinggulnya terlihat dari arah yang lain.
Rokuro meletakan alkoholnya dan memasukan rokok di bibirnya melirik dengan tampang yang sangat mengerikan padanya.
"Abang, mau main dengan ku?" Tatap wanita itu.
"Main?" Rokuro tersenyum kecil menatap nya.
"Ya, main.... Mau langsung ke ruangan yang aku tunjukan?" Tatap wanita itu.
"Baiklah, ayo" Kata Rokuro. Lalu wanita itu tersenyum. Rokuro berdiri lalu wanita itu langsung mendekat mendekap lengan nya. Mereka berjalan pergi dari bar itu dan Rokuro berjalan masih merokok.
Apa yang dikatakan oleh Rokuro pada Smirna saat itu memanglah salah. Iblis yang satu ini, benar benar pandai berbohong, jika dia bilang dia akan mencari wanita baik dan menjadi pria yang diam, sepertinya salah, nyata nya, dia benar benar menyentuh wanita sekarang.
"Sebelumnya, apa kau masih perawan?" Tanya Rokuro tanpa menoleh pada wanita itu. Wanita itu menoleh dengan wajah yang tak tahu harus menjawab apa. "Aku perawan untuk semua orang tuan~"
"Kau serius? Karena mati jika kau tidak perawan" Kata Rokuro.
Seketika wanita itu terkejut dan langsung meremas erat lengan Rokuro. "Aku.... Aku perawan..."
"Perawan? Jika saat aku melihat nya tidak, apa yang kau katakan nanti, kau pasti akan mengatakan 'tolong jangan bunuh aku" Kata Rokuro. Seketika wanita itu melepas dekapan tangan nya dan menjauh dari Rokuro yang hanya tersenyum kecil memegang rokok di bibirnya.
"Carilah perawan lain!" Teriak wanita itu, lalu ia berlari pergi. Tapi tiba tiba saja, leher belakang wanita itu tercekik Rokuro, dengan santai, Rokuro menahan leher belakang nya membuatnya tak bisa kemana mana.
"Ekh..... Ughh... Lepas!!"
"Yah, aku ingin membunuh orang sekarang" Kata Rokuro. Seketika dia memojok wanita itu membuat wanita itu terkejut ketakutan, melihat pupil mata Rokuro yang menipis dengan senyuman lebar membunuh.
Inilah sisi buruk dari legenda buronan pertama yang nomor tiga, ROKURO BAKENEKO.
Rokuro mengeluarkan cakaran di tangan nya dan mencekik wanita itu yang masih ketakutan tak bisa berteriak apalagi memberontak. Mau bagaimana lagi, itu akan menjadi ajal bagi nya sekarang. Di saat itu juga, bulan menjadi sedikit berdarah dan di sisi lain, Hannyo yang sedang ada di tempatnya, menatap bulan itu, ia menjadi melirikan mata dan mengenal tangan, sepertinya ia tahu perlakuan Rokuro. "(Dia melanggar kata kataku)"
Hari selanjutnya, tampak Rokuro kembali berjalan-jalan di sekitar kota itu. Dia melihat sekitar dengan senyuman miringnya dan tatapan tak henti-henti melihatku sekitar.
"(Sepertinya kota ini memang bagus, aku mungkin tidak akan bisa menunggu lama si Dukun itu untuk belajar lebih banyak soal buku kuno itu. Dan yah... Tadi malam cukup menyenangkan untuk membunuh satu orang wanita)" Pikirnya dengan sangat tenang. Tak mempedulikan semua orang menatapnya. Mereka menatapnya terus-menerus karena sebagian dari wanita tertarik dan terkesan dengan penampilannya, sementara dengan pria yang melihatnya, mereka iri dengan penampilan Rokuro sendiri.
Awalnya berjalan tenang, tapi di jalan depannya ia mendengar suara yang sangat ribut dan segerombolan orang yang mengumpul pada satu titik yang membuat mereka sepertinya mencolok, dan Rokuro tertarik untuk ke sana.
Ternyata ada seorang wanita yang sedang dikerubungi oleh pria. Orang-orang itu tidaklah ingin menangkapnya, tapi menganggapnya sebagai seorang bencana yang datang. Belum diketahui pasti Kenapa mereka menganggapnya begitu.
Mereka bilang. "Hei kamu gadis yang kotor, dari mana asalmu, asal kamu tahu bahwa kamu ini datang setelah kematian seseorang yang sangat misterius"
"Ya itu benar, kamu pasti seorang pembunuh, cepat mengaku saja Jangan bertindak lemas seperti ini!!"
Mereka yang seperti mendeskriminasikan wanita itu yang tengah berlutut dengan baju lusutnya.
Rokuro yang ada di sana agak jauh menjadi mendekat pada mereka.
"Jika dipikir-pikir tubuhnya juga bagus juga, ayo kita bawa saja Jadikan dia milik kita" Mereka mulai berbisik tapi saat mereka akan mengambil dengan wanita itu, tiba-tiba tangan Rokuro menahan tangan orang itu.
Dengan Tatapan yang sangat tajam menatap mereka yang menoleh padanya. "Hoi hoi oi.... Siapa yang meminta kalian untuk menyentuh wanita suci ini, dia ini masih perawan tahu..." Tatap Rokuro dengan tatapan seperti pawang milik wanita itu.
Tapi siapa sangka, saat wanita itu menoleh ke atas, terlihat wajahnya yang sangat familiar. Dia rupanya adalah Putri Chloe. Putri pemimpin bangsa padang pasir yang kemarin baru saja dikunjungi oleh Rokuro.
Rokuro menoleh padanya dan berwajah terkejut. "Apa yang kau lakukan di sini?!" Tatapnya akan berlutut membantunya.
Tapi mendadak saja bahwa orang-orang itu mulai bersikeras dan marah padanya. "Woi memangnya siapa kau!! Main-main ambil saja itu tuh sudah jadi wanita kami, berikan dia pada kamu jika kamu Sayang nyawa dan tidak berhak untuk ikut campur dalam hal ini!!"
"Yare yare tapi wanita ini sudah jadi milikku, jadi aku berhak untuk ikut campur dalam hal ini" Kata Rokuro dengan wajah yang penuh percaya diri dan berdiri menghadap mereka. Menghadap salah satu dari mereka seperti akan menantang dengan Tatapan yang sangat dekat. Hal itu membuat Chloe terdiam menatap mereka. Belum diketahui pasti Kenapa Putri padang pasir yang sangat cantik itu menjadi wanita yang lusuh dan harga dirinya benar-benar injak-injak di sana.
"Hm... Begitu yah, ayo buat penawaran tanpa perlawanan...." Rokuro menatap pada mereka tanpa takut.