Gadis cantik dan natural parasnya, yang ku temui beberapa bulan yang lalu yaitu Viola. Aku tak pernah menyangka, ternyata aku bisa sedikit demi sedikit dengannya. Berbekal sebuah pengalaman organisasi yang gunakan untuk membantu Viola mengerjakan tugas serta wewenangnya di PRESMA.
Sudah lima bulan sejak dia mendaftarkan diri, awalnya aku ragu kalau dia akan ikut bergabung dalam organisasi ini. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain, dia mendaftarkan diri setelah adanya sosialisasi yang kublakukan bersama rekan lainnya. Semenjak itu aku semakin percaya diri kalau aku bisa dekat dengan Viola, bukan hanya Gavriel saja yang bisa bersama dia setiap harinya. Tapi aku juga bisa.
"Kak, aku capek, pusing." Ku lirik Viola dengan penuh rasa khawatir. Tak biasanya dia seperti ini, biasanya selalu bersemangat dan energik.
"Kenapa? Kamu sakit?"
"Gak tau kak, dari tadi kepala pusing setelah jam mata kuliahnya Pak Rangga."
"Aku ambilin obat dulu ya,"