"Kita putus," ujarku dengan lantang di hadapan Tasya.
Seketika raut wajah Tasya berubah, yang awalnya dia begitu senang saat aku mengajaknya bertemu, karena memang sudah lima hari aku menjaga jarak dengannya. Sering kali ia meminta untuk diantar ke Mall, mengajakku jalan-jalan dan berbagai alasan lainnya. Namun semua hal yang ia minta selalu ku tolak, sebab selama lima hari ini aku tengah menghabiskan waktu bersama Viola. Wanita yang beberapa hari lalu ku temui di sebuah Cafe saat mengantar Tasya kerja kelompok.
Sebenarnya tugas kelompok itu adalah tugasku, bukan tugasnya. Tapi aku malas untuk melakukannya, jadi aku menyuruh Tasya untuk mewakili aku untuk mengerjakannya.
"Apa, putus? Nggak, aku gak mau. Aku sayang banget sama kamu, Beb. Aku salah apa, sampek kamu mutusin aku, perasaan semua kemauan kamu sudah ku turuti. Tugas kuliah sudah ku kerjakan dengan benar, kurang apa lagi coba,"