"Ngeselin banget sih tu cewek, gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba ngelabrak gitu aja. Bikin malu depan banyak orang tau gak!" Dari tadi Viola tidak ada hentinya ngedumel karena ulah Tasya barusan.
Bukan hanya dia, tapi aku juga merasakan hal yang sama dengan Viola. Apalagi di lapangan masih banyak mahasiswa lain yang belum bubar dari tempat setelah menonton latihan basket tadi. Andai Tasya bukan seorang perempuan, mungkin sudah ku hajar saja dia tadi.
"Kamu juga, Riel. Jangan deket-deket aku lagi deh, aku gak mau di bilang pelakor sama mantan-mantan kamu."
Lah, kenapa jadi aku yang salah. Tidak bisa, aku tidak mungkin jauh dari Viola. Ini semua gara-gara Tasya, andai dia tidak berbuat seperti itu pada Viola, aku yakin dia tidak akan menyuruhku untuk menjauh darinya. Aku harus bisa meyakinkan Viola kalau penyebab putusku dengan Tasya bukan karena Viola, tapi memang Tasya itu bukan wanita baik-baik hingga aku harus memutuskannya.