"Iya, Kak. Gak papa, saya juga terburu-buru jadi tidak melihat jika ada Kakak tadi. Saya permisi dulu ya, Kak." Seru gadis itu dengan sopan.
Tidak hanya cantik dan mempesona. Tapi tutur katanya begitu lemah lembut, membuatku semakin mengaguminya. Siapa sebenarnya wanita itu, mengapa dia bisa mengalihkan semua duniaku untuk fokus pada dirinya seorang? Mungkinkah aku sudah bisa merasakan cinta pada seorang gadis? Tapi bagaimana mana mungkin, sedangkan pertemuan kami baru sekali saja.
Tidak, tidak mungkin aku jatuh cinta pada wanita yang hanya sekali saja bertemu. Aku yakin ini hanyalah rasa kagum biasa bukan cinta, namun mata rasanya tak mau berpaling pada apa pun selain dirinya. Jujur ini pertama kalinya bagiku, merasakan dada seperti berpacu begitu kencang melebihi perlombaan pacuan kuda.