Papa dulu pernah menyuruhku membuka cabang baru di beberapa daerah, dengan modal yang akan Papa keluarkan. Jadi, aku hanya perlu menjalankannya saja. Sayangnya aku tidak merasa tertarik sama sekali dengan bisnis makanan. Meski jurusan yang ku ambil saat kuliah adalah tata boga, bagiku memasak memerlukan keterampilan yang cukup rumit. Dan aku tidak suka itu, belum lagi jika harus kotor sana-sini, baik itu pada baju, badan, dan tempat.
"Papa kemana, Ma? Dari tadi aku tidak melihat Papa?" Tanyaku pada Mama yang tetap memeluk Gavriel.
Mama dan Papa memang jarang berkunjung ke rumahku, begitu pula sebaliknya. Paling hanya bertemu saat acara keluarga saja yang dilakukan setengah bulan sekali disini. Akan tetapi sudah tiga bulan lebih aku dan Mas Yasa tidak menghadiri acara keluarga itu, karena belakangan ini Mas Yasa selalu sibuk dengan masalah perusahaannya yang di Pekanbaru itu. Jadi wajar saja jika saat ini Mama sangat merindukan Gavriel.
