Ku berikan jus yang ia minta tadi pada mas Yasa. Sekilas ku lihat ada rasa letih terpancar pada raut wajahnya. Aku jadi ragu sendiri untuk menanyakan perilah perusahaan yang ia jual itu. Tapi, jika tidak ku tanya, aku juga tidak bisa mengajukan ajakan Gavriel yang sejak beberapa minggu terakhir minta liburan bersama seperti kemarin.
"Gimana, Mas? Apakah transaksinya berjalan lancar?" Tanyaku pada mas Yasa yang sejak tadi memejamkan mata sambil bersandar pada sandaran sofa.
Tidak ada tanggapan dari mas Yasa dan dia tetap memejamkan matanya. Seolah ada beban yang sangat berat yang ia hadapi saat ini, aku jadi khawatir sendiri melihat keadaan suami yang sedang tidak baik-baik saja saat ini. Apa mungkin transaksinya gagal ya? Sehingga mas Yasa nampak begitu lelah saat datang tadi.
Mas Yasa membuka mata sembari membenarkan posisi duduknya, dia meregangkan dasi yang terpasang rapi dan membuka jasnya. Tapi belum juga menjawab pertanyaanku.