Yang aku dan Ayah takutkan adalah, Salsa akan membeberkan semua rencana kami jika dia sampai tau semua rencana yang telah aku dan Ayah rancang sejak lama. Meski pada dasarnya dia sudah lama hidup bersama kami. Misi ini sudah terfikir sejak beberapa tahun lalu, saat aku dan Salsa menikah. Bahkan perusahaan Abiyasa yang di Pekanbaru adalah suatu siasat untuk menarik perhatiannya agar dia membuka cabang baru disana. Dan benar saja, tempat yang strategis dan harga lahan yang murah membuat dia tertarik dan jadilah seperti sekarang ini. Dia masuk perangkap yang sudah direncanakan oleh aku dan Ayah.
"Aku melihat Jonathan bersama Adilaga tadi," ungkapku jujur agar Salsa bisa segera ditangani dan tidak lagi bertanya-tanya.
"Dimana, Mas? Kenapa kamu tidak memberitahuku?" Tanyanya lagi.
Tidak mungkin aku memberitahunya lagi, bisa-bisa dia ceroboh lagi seperti kemarin dan menghampiri Jonathan. Apa dia tidak jera mendapat siksaan dari Ayah? Jika terus-terusan bersikap ceroboh seperti itu.